Berikut ini yang tidak termasuk tahapan tahapan gerak spesifik tolak peluru adalah

Ilustrasi seorang atlet sedang melakukan gaya tolak peluru. Foto: Pinterest

Tolak peluru merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Tolak peluru dilakukan dengan gaya mendorong atau menolak terhadap sebuah peluru atau bola dari logam sejauh mungkin dengan menggunakan teknik tertentu.

Berbeda dengan olahraga cabang lempar lainnya, seperti lempar cakram, lempar lembing, dan lempar martil, tolak peluru tidak membutuhkan area pendaratan yang luas, yakni tidak lebih 25 meter. Karena itu, tolak peluru bisa dilakukan di lapangan terbuka ataupun tertutup.

Mengutip buku Dasar-Dasar Atletik oleh Yahya Eko Nopiyanto dan Septian Raibowo [2020: 85], tolak peluru yang biasa disebut dengan the shot put sudah ada sejak zaman Yunani kuno, tetapi dilakukan dengan tata cara dan peraturan yang berbeda. Olahraga ini menjadi salah satu bentuk latihan perang yang dilakukan oleh prajurit Troya.

Dulu, bola yang digunakan dalam tolak peluru masih berbahan dasar batu. Pertandingan pertama yang menggunakan alat seperti ini diadakan pada era pertengahan dan hanya diikuti oleh prajurit perang.

Pertandingan tolak peluru pertama diadakan di Skotlandia pada tahun 1866. Sejak saat itu, olahraga ini mulai digemari di Eropa dan mulai mendunia, termasuk ke Indonesia.

Pada zaman itu, tolak peluru hanya dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah Belanda. Seiring berjalannya waktu, olahraga ini pun mulai masuk ke sekolah-sekolah pribumi dan makin berkembang hingga saat ini.

Cara memegang peluru ada tiga, yaitu:

  • Meletakkan peluru di telapak tangan bagian atas

Pegang peluru dengan erat menggunakan jari-jari tangan dengan posisi agak renggang. Gunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk meletakkan peluru.

Letakkan jari kelingking di bagian samping peluru dengan posisi menekuk dan ibu jari berada pada posisi biasa. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan peluru. Kemudian, berikan tenaga lebih pada ibu jari untuk menahan peluru lebih kuat agar tidak jatuh.

Rapatkan semua jari dan tempelkan pada bagian belakang peluru. Letakkan ibu jari di bagian samping peluru agar seimbang.

Rapatkan jari-jari dengan posisi agak renggang. Teknik yang satu ini cocok untuk atlet dengan ukuran telapak tangan yang kecil.

  • Pegang peluru dengan teknik yang benar.

  • Tempelkan peluru pada leher samping kanan dengan ibu jari yang menempel di atas tulang bahu atau tulang selangka.

  • Posisikan siku lurus dan sejajar dengan bahu.

  • Miringkan kepala ke arah peluru supaya lebih seimbang.

Mengutip buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan oleh Sumaryoto dan Soni Nopembri [2017: 120], ada dua macam gaya tolak peluru, yaitu:

Gaya tolak peluru menyamping. Foto: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

  • Mengawali dengan sikap permulaan, arah sasaran dengan bahu kiri menghadap ke samping.

  • Kedua kaki dibuka selebar bahu.

  • Tangan kanan memegang peluru dan menempelkannya antara tulang rahang dan selangka siku yang mengarah ke samping bawah dan lengan kiri mengimbanginya dalam posisi yang wajar.

  • Dilanjutkan dengan gerakan tolakan. Kaki kiri diayunkan lurus ke samping kiri, bersamaan dengan menjingkrakkan kaki kanan.

  • Gerakan jingkrak dilakukan serendah-rendahnya, segaris dengan arah tolakan dan mendarat dengan kaki kanan terlebih dahulu setelah kaki kiri mendarat dengan cepat dan kuat.

  • Tekukan lutut kaki kanan diluruskan, disertai sedikit putaran badan ke arah kiri. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri yang masih sedikit ditekuk. Tangan kanan diluruskan kea rah tolakan, kemudian peluru dilepaskan, dibantu dengan kekuatan lemparan pergelangan dan jari-jari tangan.

  • Gaya diakhiri dengan melangkahkan kaki kanan dengan pendek, sementara kaki kiri diayunkan ke belakang untuk menjaga keseimbangan lengan kanan. Tolakan mengarah ke depan atas.

2. Gaya Membelakangi/Gaya O’Brian

Gaya tolak peluru membelakangi. Foto: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

  • Diawali dengan sikap permulaan. Ambil awalan dengan mebelakangi arah tolakan.

  • Bungkukkan badan ke depan dengan kaki kanan dengan lutut ditekuk dijadikan sebagai tumpuan, sementara kaki kiri diangkat lurus menuju tolakan.

  • Menolak peluru dengan menarik kaki kanan ke belakang [ke arah tolakan] dengan cepat.

  • Kenakan kaki kiri pada papan tolakan dengan badan tetap membungkuk dan tangan kiri diluruskan ke atas dengan rileks dan pandangan ke arah bawah.

  • Tekukkan kaki kanan untuk berjingkrak rendah ke belakang dan disertai ayunan sepakan kaki kiri jauh ke belakang.

  • Setelah berjingkrak, disusul dengan kaki kiri, badan berputar ke kiri serong ke aras, kemudian berat badan dipindahkan ke kaki kiri yang masih ditekuk tangan kanan diarahkan ke sudut tolakan.

  • Akhiri gaya dengan mengangkat kaki kanan pendek ke depan dan kaki kiri diayunkan ke belakang untuk menjaga keseimbangan.

Video yang berhubungan

Foto: Gerak dasar spesifik tolak peluru (Foto: REUTERS)

TOLAK peluru menjadi olahraga atletik yang umum diperkenalkan dalam kurikum di sekolah. Terdapat empat gerak spesifik tolak peluru yang menjadi rujukan bagi olahraga tersebut.

Tolak peluru atau the shot put merupakan salah satu olahraga lempar pada cabang olahraga (cabor) atletik. Sesuai dengan namanya, para atlet harus mendorong/menokak peluru, bukan dilempar. Hasil tolakan paling jauh akan menjadi pemenangan dalam olahraga ini.

Baca Juga : Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah  dan Peraturannya

Lebih lanjut, teknik tolak peluru dibagi dalam empat macam, yaitu cara memegang peluru, sikap badan saat akan menolakkan peluru, cara menolakkan peluru, dan sikap badan setelah menolakkan peluru. Untuk informasi lengkapnya silakan simak ulasan berikut ini.

1. Gerak Memegang Peluru

Pertama peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapak tangan bagian atas. Kemudian letakan peluru pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan yang dekat dengan jari-jari tangan.

Selanjutnya renggakan jari-jari tangan atau buka (jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) untuk menahan dan memegang peluru bagian belakang. Pastikan posisi jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang/menahan peluru bagian samping agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar.

Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, letakkan pada bahu dan menempel (melekat) di leher. Angkat siku ke samping sedikit agak menyerong ke depan dan pada waktu meletakkan peluru pada bahu usahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan jangan sampai kaku.

2. Gerak Sikap Badan Saat Menolak Peluru

Berdirilah secara tegak menyamping ke arah tolakan. Lebarkan kedua kaki dengan posisi kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan sedikit agak menyerong ke samping kanan.

Pastikan berat badan berada pada kaki kanan sehingga badan agak condong ke samping kanan. Lalu pegang peluru dengan tangan kanan, sementara tangan kiri berada di depan sedikit untuk membantu menjaga keseimbangan. Atur pandangan tertuju ke arah tolakan.

Setelah dua cara tersebut dilakukan, putar badan ke arah tolakan. Tarik siku menyerong ke atas (ke arah samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut ikut didorong ke depan hingga dada terbuka menghadap ke arah tolakan. Jangan lupa untuk mengangkat dagu dan pastikan pandangan tertuju ke arah tolakan. Saat seluruh badan menghadap ke arah tolakan, langsung tolak peluru sekuat-kuatnya ke arah tolakan.

4. Gerak Sikap Badan setelah Menolakkan Peluru

Setelah peluru yang ditolakkan atau didorong tersebut lepas dari tangan, turunkan kaki yang menjadi tolakan dengan posisi lutut sedikit dibengkokkan. Kaki depan diangkat ke belakang lurus agar membantu menjaga keseimbangan. Posisikan badan sedikit condong ke depan dan pastikan pandangan tetap ke arah jatuhnya peluru. (Radina Maulida)

Baca Juga : Cara Melakukan Teknik Tolak Peluru dengan Gaya Ortodoks Lengkap

Editor : Saliki Dwi Saputra