Berikut ini yang bukan termasuk beberapa cara dalam mengontrol faktor risiko proyek adalah

Berikut ini yang bukan termasuk beberapa cara dalam mengontrol faktor risiko proyek adalah
Ilustrasi bisnis. ©2014 Merdeka.com/shutterstock/violetkaipa

JATENG | 5 November 2020 19:15 Reporter : Ayu Isti Prabandari

Merdeka.com - Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentu terdapat berbagai macam tantangan dan risiko yang akan dihadapi. Terlebih lagi jika bisnis yang dijalankan dengan skala besar yang berbasis perusahaan. Dalam hal ini pemimpin perusahaan harus dapat mengelola dan mengatur setiap sumber daya yang dimiliki dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang direncanakan.

Untuk mengelola bisnis dengan baik, perlu menerapkan apa yang disebut dengan manajemen risiko. Manajemen risiko ini merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk melindungi perusahaan atau organisasi dari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di kemudian hari. Dalam hal ini meliputi perlindungan terhadap karyawan, properti, reputasi, dan berbagai hal penting yang dimiliki perusahaan.

Terdapat beberapa cara manajemen risiko yang dapat diterapkan untuk mengatasi berbagai masalah yang akan terjadi. Bukan hanya itu, manajemen risiko juga dapat merencanakan upaya pencegahan sebagai antisipasi terhadap berbagai masalah. Jika manajemen risiko ini dapat diterapkan dengan baik, maka berbagai kemungkinan masalah atau hambatan dapat diminimalisir dan diatasi dengan lebih efektif.

Cara manajemen risiko ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Mulai dari identifikasi, assessment, respon, hingga evaluasi. Beberapa tahapan ini harus dilakukan secara berurutan untuk mempermudah antisipasi dan penanganan masalah. Dilansir dari situs Universitas Bina Nusantara, berikut beberapa cara manajemen risiko yang dapat dilakukan.

2 dari 6 halaman

Berikut ini yang bukan termasuk beberapa cara dalam mengontrol faktor risiko proyek adalah

© Rappler

Cara manajemen risiko yang dilakukan pertama adalah identifikasi risiko. Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan risiko yang akan terjadi atau dialami oleh perusahaan, organisasi, atau lembaga. Identifikasi kemungkinan risiko ini bisa meliputi berbagai aspek. Mulai dari aspek sosial, hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, hingga teknologi.

Risiko dari berbagai aspek ini diidentifikasi dan dicatat berdasarkan kelompok atau kategori masing-masing. Dengan begitu, akan terlihat dengan jelas dan sistematis kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan dialami di kemudian hari. Identifikasi risiko ini menjadi salah satu upaya pencegahan untuk meminimalisir risiko yang akan dihadapi.

3 dari 6 halaman

Cara manajemen risiko berikutnya yaitu tahap asesmen risiko. Dalam tahap ini, perusahaan atau organisasi akan memberikan penilaian terhadap kemungkinan kerugian yang akan didapatkan. Bukan hanya pemimpin perusahaan atau organisasi, asesmen risiko ini juga harus dilakukan oleh individu di masing-masing bidangnya untuk turut menganalisis.

Dengan menilai kerugian dari identifikasi masalah yang dapat terjadi, bisa memudahkan perusahaan dalam mengambil strategi penanganan yang baik dan efektif. Sehingga meskipun risiko kerugian tidak dapat dihindari, namun bisa lebih diminimalisir. Hal ini juga berguna untuk melakukan upaya bangkit dari masalah yang dihadapi.

4 dari 6 halaman

Berikut ini yang bukan termasuk beberapa cara dalam mengontrol faktor risiko proyek adalah
©2014 Merdeka.com/shutterstock/violetkaipa

Cara manajemen risiko selanjutnya yaitu respon risiko. Sesuai dengan namanya, respon risiko dilakukan untuk memilih berbagai langkah atau cara yang dapat dilakukan dalam menangani masalah yang terjadi.

Cara ini juga memudahkan pemimpin perusahaan dalam pengambilan kebijakan atau strategi untuk mengatasi situasi yang ada. Berikut adalah beberapa respon risiko yang dapat dilakukan :

  • Risk Avoidance : mengambil kebijakan untuk menghentikan kegiatan yang berpotensi menyebabkan risiko masalah.
  • Risk Reduction : mengambil tindakan mengurangi kemungkinan dampak dengan mengendalikan bagian internal perusahaan.
  • Risk Sharing of Transfer : mengambil tindakan mentransfer beberapa risiko melalui asuransi, outsourcing atau hedging.
  • Risk Acceptence : tidak mengambil tindakan apapun untuk mengatasi risiko, atau dengan kata lain menerima risiko tersebut terjadi.
  • Create a Risk Management Plan : yaitu membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk masing-masing kategori.

5 dari 6 halaman

Cara manajemen risiko yang dapat dilakukan berikutnya yaitu tahap implementasi. Tahap ini tidak lain adalah melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan. Dengan melakukan setiap metode yang telah disusun dapat mengurangi dan menanggulangi pengaruh dari setiap risiko yang ada.

Dalam penerapannya perlu dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan rencana. Meskipun begitu, setiap tindakan yang dilakukan bisa disesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi. Sebab, tidak menutup kemungkinan terjadi berbagai situasi yang di luar dugaan.

Dalam hal ini, pemimpin perusahaan harus peka dalam membaca keadaan sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat dan efektif.

6 dari 6 halaman

Berikut ini yang bukan termasuk beberapa cara dalam mengontrol faktor risiko proyek adalah
©2014 Merdeka.com/shutterstock/EDHAR

Cara manajemen risiko yang terakhir adalah melakukan evaluasi dan review. Perencanaan yang telah disusun, bisa jadi dalam pelaksanaannya tidak berjalan sesuai target. Hal ini tentu saja mendapatkan pengaruh dari faktor lingkungan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Tidak jarang, kondisi ini akan menyebabkan perubahan rencana manajemen risiko yang telah dibuat sebelumnya.

Dengan begitu, meskipun telah dilakukan perencanaan manajemen risiko, hal ini tidak bersifat mutlak. Melainkan dapat berubah seiring waktu menyesuaikan dengan situasi yang terjadi. Maka dari itu, setiap pemimpin dan individu yang memiliki tanggung jawab dalam perusahaan perlu beradaptasi dengan cepat. Kemampuan beradaptasi ini menjadi syarat penting yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada dengan baik dan dinamis.

(mdk/ayi)

Manajemen risiko dibuat guna untuk melindungi suatu perusahaan atau organisasi yang juga mencakup karyawan, properti, reputasi dan lainnya dari sebuah bahaya yang sewaktu – waktu dapat terjadi. Dapat kita ketahui bahwa tidak semua risiko dapat dihilangkan atau dihindari, oleh karena itu diperlukan tindakan – tindakan pencegahan atau tindakan untuk menghadapi risiko yang telah teridentifikasi tersebut. Dalam artikel ini akan dijelaskan beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses manajemen risiko untuk membantu organisasi merancang dan mengimplementasikan rencana manajemen risiko yang efektif dan proaktif. Berikut adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial, hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek akan diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah proses selanjutnya.

Setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi tersebut, selanjutnya akan dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap risiko – risiko yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada prioritas yang tepat.

Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko. Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan portofolio yang tepat untuk membentuk sebuah strategi yang terintegrasi sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik. Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:

  1. Risk Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat menyebabkan risiko terjadi
  2. Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal perusahaan/organisasi
  3. Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko melalui asuransi, outsourcing atau hedging.
  4. Risk Acceptence, Tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi risiko, melainkan menerima risiko tersebut terjadi.
  5. Create a Risk Management Plan

Membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk setiap masing – masing kategori risiko. Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level manajemen yang sesuai, berikut adalah contoh tabel manajemen risiko:

Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau menanggulangi pengaruh dari setiap risiko yang ada.

Perencanaan yang telah direncanakan di awal tidak akan seluruhnya dapat berjalan dengan lancar. Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya akan menyebabkan perubahan rencana manajemen risiko yang telah dibuat, oleh karena itu perlu dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi risiko yang akan mungkin terjadi.

Berikut ini yang bukan termasuk beberapa cara dalam mengontrol faktor risiko proyek adalah

RESOURCE:

Harvey, J., n.d. Introduction to managing risk. [Online]
Available at: http://www.cimaglobal.com/Documents/ImportedDocuments/cid_tg_intro_to_managing_rist.apr07.pdf
[Accessed 10 Maret 2017].

New Partners Initiative Technical Assistance Project, 2010. Developing a Risk Management Plan, Boston: John Snow, Inc.