Berikut ini yang bukan merupakan suku-suku yang berasal dari bangsa proto melayu adalah

Berikut ini yang bukan merupakan suku-suku yang berasal dari bangsa proto melayu adalah

Berikut ini yang bukan merupakan suku-suku yang berasal dari bangsa proto melayu adalah
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Keturunan bangsa Proto Melayu yang tinggal di Behrang.

KOMPAS.com - Bangsa Proto Melayu adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang datang ke Nusantara pada sekitar 1500 SM.

Bangsa ini masuk ke Nusantara melalui dua jalur, yatu jalur barat (melalui Malaysia dan Sumatera) dan jalur timur (melalui Filipina dan Sulawesi).

Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan penghuni Nusantara saat itu.

Adapun buktinya adalah banyaknya peralatan yang terbuat dari batu yang dihaluskan, salah satunya kapak persegi yang banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantam, Bali, dan Sulawesi utara.

Baca juga: Kebudayaan Bacson-Hoabinh: Persebaran, Ciri-ciri, dan Pengaruh

Asal-usul dan jalur persebaran

Bangsa Proto Melayu pada awalnya tersebar di Madagaskar sampai pada pulau paling timur di Pasifik.

Setelah itu, mereka memasuki Provinsi Yunan di China Selatan dan bermigrasi ke Indocina, Siam, hingga akhirnya masuk ke Kepulauan Indonesia.

Bangsa Proto Melayu datang ke Indonesia pada sekitar 1500 SM melalui dua jalur persebaran, yakni jalur barat dan timur.

Adapun rute perjalanan dari barat adalah melalui Semenanjung Melayu, lalu masuk ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Sedangkan dari timur, jalurnya adalah melalui Filipina kemudian masuk ke Sulawesi, baru menyebar ke suluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Pengaruh Kebudayaan Dongson di Indonesia

Ciri-ciri Proto Melayu

Suku yang tergolong suku bangsa Proto Melayu adalah Suku Sasak, Toraja, Dayak, dan Nias. Berikut ini adalah ciri-ciri dari bangsa Proto Melayu.

  • Berasal dari Yunan
  • Masuk ke Nusantara 1500 SM
  • Kulit berwarna kuning kecoklatan
  • Berambut lurus
  • Bermata sipit

Bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia membawa kebudayaan yang disebut Neolitikum, yang tersebar dari wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.

Berikut adalah beberapa peninggalan Bangsa Proto Melayu.

Kapak Persegi

Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium, dan terbagi menjadi dua, yaitu besar dan kecil.

Kapak persegi besar biasanya disebut beliung, yang diberi tangkai sehingga bentuknya persis cangkul. Sedangkan yang kecil dinamakan tatah.

Persebaran peninggalan bangsa Proto Melayu ini kebanyakan di Indonesia bagian barat, seperti Sumatera, Jawa, dan Bali.

Baca juga: Peninggalan Bangsa Proto Melayu

Kapak Bahu

Kapak ini menyerupai kapak persegi, tetapi ada bagian yang diikat pada tangkainya sehingga mirip botol persegi. Kapak bahu banyak ditemukan di daerah Sulawesi, terutama di Minahasa.

Kapak Lonjong

Kapak lonjong secara keseluruhan berbentuk bulat telur, yang mana pada ujungnya yang lancip ditempatkan tangkai dan ujung yang bulat ditajamkan.

Penyebarannya di Kepulauan Indonesia bagian timur, seperti di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.

Tembikar

Tembikar atau periuk banyak ditemukan di Sumatera dan pantai Selatan Jawa antara Yogyakarta dan Pacitan.

Tembikar ini dihiasi dengan gambar yang didapat dengan menekankan suatu benda ke tanah yang belum kering.

Referensi:

  • Sugiarti, Etty. (2010). Ensiklopedia Zaman Prasejarah. Semarang: ALPRIN.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Proto-Melayu atau Melayu Tua adalah istilah usang untuk menyebut ras Melayu "gelombang" pertama dari dua "gelombang" migrasi yang dulu diperkirakan terjadi dalam pendudukan Nusantara oleh penutur bahasa Austronesia.

Menurut teori "dua gelombang" ini, termasuk Melayu Tua di Indonesia adalah:

Sumatra

  • Suku Nias (pantai barat Sumatra Utara)
  • Suku Batak (Sumatra Utara)
  • Suku Kerinci (Jambi)
  • Suku Besemah (Sumatra Selatan)
  • Suku Kubu (Sumatra Selatan)
  • Suku Rejang (Bengkulu)
  • Suku Lampung (Lampung)

Jawa

  • Suku Betawi (DKI Jakarta)
  • Suku Kaler (Banten dan Jawa Barat)
  • Suku Lor (Jawa Tengah dan Jawa Timur)

Kalimantan

  • Suku Dayak (Kalimantan)

Indonesia Timur

  • Suku Toraja (Sulawesi Selatan)
  • Suku Sasak (Lombok)

Teori ini secara resmi tidak lagi diakui penggunaannya, karena para arkeolog menyimpulkan bahwa tidak ada dasar arkeologi yang berarti yang menunjukkan adanya perbedaan antara Proto-Melayu dan Deutero-Melayu.[1][2][3]

Di Malaysia, istilah Proto-Melayu masih digunakan untuk sebuah suku yang bernama Orang Asli.

  1. ^ "Karl Anderbeck, "Suku Batin - A Proto-Malay People? Evidence from Historical Linguistics", The Sixth International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics, 3 - 5 August 2002, [[Bintan]] Island, [[Riau]], Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2011-03-18. 
  2. ^ Pemerintah Indonesia (2 Mei 2019). "Riset Genetika dan Antropologi Ubah Sejarah Migrasi Leluhur". indonesia.go.id. Diakses tanggal 12 Juni 2021. 
  3. ^ "Pemerintah Diminta Hentikan Buku dengan Teori Usang". Analisadaily.com. 9 Januari 2015. Diakses tanggal 12 Juni 2021. 
  • Melayu Negrito
  • Melayu Deutero
 

Artikel bertopik suku bangsa ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proto-Melayu&oldid=21514889"

Jakarta -

Bangsa Proto Melayu yang berasal dari orang-orang Austronesia menjadi pendatang pertama di wilayah Nusantara. Mereka diperkirakan masuk sekitar 1500 SM dan meninggalkan keturunan beberapa suku bangsa Indonesia.

Berdasarkan pendapat para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari tiga kelompok ras. Antara lain bangsa Proto Melayu (Melayu Tua), Deutro Melayu (Melayu Muda), dan bangsa primitif. Sebelum ras Proto Melayu dan Deutro Melayu bermigrasi ke Nusantara, diketahui bangsa primitif sudah tinggal lebih dahulu di wilayah ini.

Bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu adalah orang Austronesia. Bangsa Austronesia sendiri merupakan etnis besar di benua Asia dan menyebar di berbagai belahan dunia. Setelah memasuki wilayah Nusantara, mereka disebut bangsa Melayu Indonesia atau Melayu Austronesia.

Kedatangan bangsa Melayu tersebut terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama terjadi sekitar 1500 SM yang membawa orang-orang Proto Melayu. Kemudian, gelombang kedua tiba pada kurun waktu 400-300 SM atau disebut kedatangan bangsa Deutro Melayu.

Namun, berdasarkan teori Yunnan yang menyatakan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, China, sebelum bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu tiba, bangsa Negrito telah masuk lebih dahulu. Diperkirakan orang-orang Negrito memasuki kepulauan Nusantara sejak 1000 SM. Demikian dikutip dari buku Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas 10 yang ditulis Windriati.

Bangsa Indonesia keturunan Proto Melayu

Bangsa Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia. Mereka diperkirakan datang dari China bagian selatan dan tersebar dari Madagaskar hingga pulau-pulau paling timur di Pasifik.

Ras Melayu ini dicirikan dengan rambut lurus, kulit kuning kecoklat-coklatan, dan bermata sipit. Dikutip dari buku Sumatera Utara dalam Periodesasi karya Lister Eva Simangunsong, bangsa ini masuk wilayah Nusantara melalui dua jalur, yakni dari Malaysia ke Sumatera dan dari Filipina ke Sulawesi. Mereka membawa kebudayaan batu baru seperti kapak persegi dan kapak lonjong.

Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak dan suku Toraja. Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, suku Dayak sendiri diperkirakan berasal dari migrasi ras Australoid dan ras Mongoloid.

Suku Dayak memiliki berbagai rumpun yang merupakan hasil asimilasi dengan bangsa Melayu, seperti rumpun Dayak Kalis hingga Dayak Punan. Diketahui, rumpun Dayak Punan menjadi suku tertua yang mendiami wilayah Kalimantan.

Sementara itu, suku Toraja yang menjadi keturunan bangsa Proto Melayu sering disebut sebagai 'orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan'. Pada zaman Belanda, masyarakat Luwu menyebutnya sebagai to riaja yang artinya 'orang yang berdiam di sebelah barat'.

Selain suku Dayak dan Toraja, beberapa pendapat lain mengatakan suku Sasak, Nias, dan Batak di kawasan pegunungan Sumatera Utara juga merupakan keturunan dari bangsa Proto Melayu.

Simak Video "Berkah Harga Telur Ayam Ras Naik, Peternak Meraih Untung"



(kri/lus)


Page 2

Jakarta -

Bangsa Proto Melayu yang berasal dari orang-orang Austronesia menjadi pendatang pertama di wilayah Nusantara. Mereka diperkirakan masuk sekitar 1500 SM dan meninggalkan keturunan beberapa suku bangsa Indonesia.

Berdasarkan pendapat para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari tiga kelompok ras. Antara lain bangsa Proto Melayu (Melayu Tua), Deutro Melayu (Melayu Muda), dan bangsa primitif. Sebelum ras Proto Melayu dan Deutro Melayu bermigrasi ke Nusantara, diketahui bangsa primitif sudah tinggal lebih dahulu di wilayah ini.

Bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu adalah orang Austronesia. Bangsa Austronesia sendiri merupakan etnis besar di benua Asia dan menyebar di berbagai belahan dunia. Setelah memasuki wilayah Nusantara, mereka disebut bangsa Melayu Indonesia atau Melayu Austronesia.

Kedatangan bangsa Melayu tersebut terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama terjadi sekitar 1500 SM yang membawa orang-orang Proto Melayu. Kemudian, gelombang kedua tiba pada kurun waktu 400-300 SM atau disebut kedatangan bangsa Deutro Melayu.

Namun, berdasarkan teori Yunnan yang menyatakan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, China, sebelum bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu tiba, bangsa Negrito telah masuk lebih dahulu. Diperkirakan orang-orang Negrito memasuki kepulauan Nusantara sejak 1000 SM. Demikian dikutip dari buku Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas 10 yang ditulis Windriati.

Bangsa Indonesia keturunan Proto Melayu

Bangsa Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia. Mereka diperkirakan datang dari China bagian selatan dan tersebar dari Madagaskar hingga pulau-pulau paling timur di Pasifik.

Ras Melayu ini dicirikan dengan rambut lurus, kulit kuning kecoklat-coklatan, dan bermata sipit. Dikutip dari buku Sumatera Utara dalam Periodesasi karya Lister Eva Simangunsong, bangsa ini masuk wilayah Nusantara melalui dua jalur, yakni dari Malaysia ke Sumatera dan dari Filipina ke Sulawesi. Mereka membawa kebudayaan batu baru seperti kapak persegi dan kapak lonjong.

Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak dan suku Toraja. Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, suku Dayak sendiri diperkirakan berasal dari migrasi ras Australoid dan ras Mongoloid.

Suku Dayak memiliki berbagai rumpun yang merupakan hasil asimilasi dengan bangsa Melayu, seperti rumpun Dayak Kalis hingga Dayak Punan. Diketahui, rumpun Dayak Punan menjadi suku tertua yang mendiami wilayah Kalimantan.

Sementara itu, suku Toraja yang menjadi keturunan bangsa Proto Melayu sering disebut sebagai 'orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan'. Pada zaman Belanda, masyarakat Luwu menyebutnya sebagai to riaja yang artinya 'orang yang berdiam di sebelah barat'.

Selain suku Dayak dan Toraja, beberapa pendapat lain mengatakan suku Sasak, Nias, dan Batak di kawasan pegunungan Sumatera Utara juga merupakan keturunan dari bangsa Proto Melayu.

Simak Video "Berkah Harga Telur Ayam Ras Naik, Peternak Meraih Untung"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/lus)