Berikut ini yang bukan fungsi sindiran dalam anekdot adalah

Jakarta -

Pernahkah detikers membaca cerita lucu namun sebenarnya mengandung kritikan atau sindiran yang bermakna? Cerita ini biasa disebut teks anekdot.

Teks anekdot adalah karangan cerita singkat yang menarik, lucu, dan mengesankan karena isinya berupa kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena.

Cerita ini biasanya mengenai orang penting atau terkenal, dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Dalam teks anekdot, harus diketahui bahwa isinya tidak hanya kisah lucu semata, melainkan ada amanat, pesan moral, atau suatu ungkapan kebenaran.

Makna di dalam teks anekdot bertujuan mengkritik atau menyindir sesuatu, yang diperoleh dari realita sosial dari kehidupan sehari-hari. Hal ini disampaikan melalui lelucon sehingga tidak terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu.

Cerita yang dikemas dalam lelucon berisi kritikan atau sindiran ini sering melibatkan tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat. Biasanya berbentuk narasi singkat yang mengandung tokoh, alur, dan latar.

Anekdot juga bisa berupa gambar atau ilustrasi. Bentuknya seperti komik di media cetak, atau meme di media elektronik.

Teks anekdot memiliki dua macam isi, yaitu isi yang tersurat dan isi yang tersirat.

Isi tersurat adalah isi atau makna yang tertulis secara harfiah dan langsung dapat dibaca di dalam teks anekdot. Sedangkan isi tersirat adalah makna teks anekdot yang tidak dapat dijelaskan langsung, namun umumnya berhubungan dengan situasi dan kondisi masyarakat

Bagaimana ciri-ciri teks anekdot?

Mengutip dari Modul Anekdot Bahasa Indonesia terbitan Kemendikbud, berikut beberapa ciri anekdot:

  • Bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan cerita lucu atau bualan.
  • Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan di dalam teks.
  • Memiliki tujuan tertentu
  • Bersifat menyindir atau mengkritik.
  • Bisa jadi mengenai orang penting.
  • Kisah cerita yang dibuat hampir menyerupai dongeng.
  • Terkadang menceritakan tentang karakter hewan dengan manusia yang terhubung secara umum dan realistis.

Lalu, apa tujuan teks anekdot dibuat?

Beberapa tujuan dibalik pembuatan anekdot diantaranya adalah untuk membangkitkan tawa para pembaca, untuk sarana penghibur, dan sebagai sarana pengkritik.

Struktur teks anekdot

Secara ringkas, ini struktur umum cerita anekdot:

  1. Abstrak: ringkasan isi tentang objek atau hal yang hendak disindir atau dikritik
  2. Orientasi: peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya.) yang tepat dan benar. Lalu cerita dilanjutkan dengan pengenalan pelaku dan peristiwa.
  3. Krisis: saat yang menentukan di dalam cerita ketika situasi menjadi berbahaya dan keputusan harus diambil
  4. Reaksi: tanggapan atau respons terhadap aksi
  5. Koda: bagian terakhir sebagai penutup, yang memuat penegasan terhadap hal yang dikritik atau disindir


Contoh teks anekdot

SBI: Sekolah Bertarif Internasional

Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri "Entah Di mana", seorang Bapak guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi sekolah SBI."Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi Sekolah kita akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan?," tanya sang guru. "Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?" tanya guru tersebut lebih lanjut. Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru, "Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris, Pak", jawab Joni. "Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?" tanya guru kepada Jono. "Harus siapkan uang, Pak" Jawab Jono. "Lho kok uang?" Tanya guru lebih lanjut."Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu", jelas Jono lebih lanjut."Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri", sang guru melanjutkan penjelasannya.

"Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional", Jono juga melanjutkan penjelasannya.

Bagaimana makna tersirat dari teks anekdot ini? Ada beberapa pesan yang bisa diambil seperti:

  • Sekolah yang bagus pasti bayarannya mahal.
  • Sekolah yang bagus dan bayarannya mahal, hanya bisa diakses oleh orang-orang berduit saja.
  • Banyak industrialisasi dan kapitalisasi dalam bidang pendidikan, dan lain-lain.

Menarik ya membaca teks anekdot? Kira-kira, pesan apa lagi yang bisa detikers temukan?

(pal/pal)

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 8 are not shown in this preview.

Fungsi anekdot sebagai cerita singkat dibagi menjadi dua, yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer teks ini adalah sebagai sarana ekspresi ketidakpuasan, kemarahan, dan kejengkelan terhadap suatu hal yang secara umum sudah diketahui oleh masyarakat. Semantara itu, teks sekundernya sebagai hiburan dengan analogi atau contoh dalam menjelaskan sesuatu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teks anekdot bertujuan untuk:

  • untuk membangkitkan tawa bagi pembaca,
  • sebagai sarana penghibur, dan
  • sebagai sarana kritik. 
     

Kemiskinan
 

Suatu hari Reza tengah asyik berdialog dengan Feri di teras rumahnya.

Reza: "Harga barang terus naik, yang miskin makin susah. Kapan Indonesia sejahtera?"

Feri: "Padahal kalau kita berbicara kekayaan alam Indonesia, Indonesia itu sebenarnya kaya. Indonesia banyak pertambangan, bahkan pertambangan emas juga ada. Kalau orang Indonesia sendiri bisa mengelolanya, pasti tidak dikuasai asing seperti saat ini."

Reza: "ltulah bukti kalau mau jadi negara yang kaya itu bukan cuma mengandalkan kekayaan alam saja. Namun, kualitas sumber daya manusianya juga harus ditingkatkan."

Feri: "Agar kualitas SDM kita meningkat, kualitas pendidikan kita harus ditingkatkan. Biaya pendidikan harus terjangkau agar banyak warga kurang mampu bisa sekolah."

Reza: "Faktanya sekarang banyak anak yang tidak bisa sekolah. Banyak warga yang miskin. Padahal kalau kita melihat UUD, pendidikan itu hak setiap warga negara."

Feri: "Dalam UUD juga dijelaskan kalau fakir miskin dipelihara negara, tetapi kenapa warga miskin semakin banyak, ya?"

Reza: "Nah, itu dia. Kalau kamu memelihara ayam, pasti kamu ingin agar ayam kamu semakin banyak kan?''

Feri: "lya. Lalu apa hubungannya?"

Reza: "Bagaimana tidak bertambah banyak? Lha, orang miskinnya dipelihara."  

Sumber: //ekspektasia.com/.contoh-teks-anekdot/, dengan pengubahan seperlunya

Sindiran dalam teks anekdot tersebut adalah ... 

  1. SDA yang tidak dimanfaatkan dengan baik. 

  2. Harga kebutuhan semakin mahal. 

  3. SDM yang sudah terpenuhi. 

  4. Biaya pendidikan yang terlalu mahal menyebabkan kemiskinan bertambah. 

  5. Biaya pendidikan diatur dalam UUD. 

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA