Berikut ini bukan merupakan zat-zat yang tergolong napza adalah

KOMPAS.com - Zat adiktif adalah zat yang membuat kecanduan, sekali dikonsumsi akan menyebabkan keingan untuk mengonsumsinya lagi secara terus-menerus dengan kadar yang semakin bertambah.

Namun tahukan kamu ada juga zat adiktif yang bukan golongan narkotika ataupun psikotropika? Untuk mengetahui zat-zat tersebut dan efeknya pada tubuh manusia, simaklah uraian berikut ini!

Soal dan Pembahasan

Sebutkan zat adiktif yang bukan narkotika dan psikotropika!

Jawaban: Nikotin, kafein, alkohol

Dilansir dari U.S. Food & Drug Administration, nikotin adalah zat kimia berupa stimulan yang sangat adiktif dan ditemukan dalam tanaman tembakau.

Karena merupakan zat stimulan, nikotin dapat mengubah cara kerja otak dan menstimulasi otak untuk menginginkan nikotin lebih banyak sehingga menyebabkan ketagihan.

Dilansir dari Healthline, nikotin memiliki bentuk yang mirip dengan asetilkolin atau salah satu neurotransmitter pada otak dan juga dapat meniru cara kerja homorn dopamin.

Baca juga: Macam-macam Zat Aditif dan Namanya

Nikotin yang masuk ke tubuh akan langsung diserap otak dan bertindak sebagai tambahan asetilkolin membuat orang tersebut merasa berenergi dan membangkitkan rasa senang seperti hormon dopamine.

Pada orang dengan usia muda nikotin mengakibatkan kecanduan yang sangat berat, menimbulkan perilaku impulsive, gangguan emosial, dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak sehingga remaja tersebut akan tertinggal dibanding teman sebayanya.

Secara umum nikotin mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang memicu kenaikan tekanan darah dan meingkatkan resiko serangan jantung atau stroke.

Nikotin juga dapat menganggu pembuatan protein oleh DNA sehingga seringkali mengakibatkan berbagaimacam penyakit kanker.

Nikotin juga berbahaya pada ibu yang sedang hamil karena dapat menyebabkan kelahiran premature, keguguran pada janin, gangguan pernafasan pada bayi saat lahir, serta sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS).

Baca juga: Zat Adiktif: Narkotika, Antidepresan, Mood Stabilizers, dan Stimulan

Berikut ini bukan merupakan zat-zat yang tergolong napza adalah

Berikut ini bukan merupakan zat-zat yang tergolong napza adalah
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/DEEEZY

Ilustrasi sajian kopi untuk teman kerja dan aktivitas.

Kafein merupakan zat stimulant yang berbentuk mirip dengan adenosine (zat kimia yang menandakan tubuh lelah) dalam otak.

Kafein yang masuk kedalam otak akan dianggap sebagai adenosine dan memblokir adenosine sesungguhnya tapi tidak memberikan kelelahan seperti adenosine, sehingga mengurahi kelelahan, juga meningkatkan konsentrasi dan kerja otak.

Adenosine yang diblokir membuat penumpukan kelelahan pada otak, sehingga otak membutuhkan kafein lebih banyak untuk mengatasi kelelahan tersebut membuat tubuh kecanduan kafein.

Kafein memiliki dampak yang baik bagi tubuh karena dapat meningkatkan fungsi otak, memberikan perasaan nyaman dan senang, meningkatkan metabolisme tubuh, juga mengurangi resiko penyakit jantung dan diabetes.

Namun penggunaan kafein tetap tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan overdosis dimana kafein menumpuk dalam tubuh dan bersifat menjadi racun.

Baca juga: Perbedaan Zat Aditif dan Zat Adiktif

Alkohol adalah zat psikoaktif yang memblokir neutrotransmitter otak menyebabkan terhambatnya aktivitas otak, jantung dan tingkat energi atau disebut dengan mabuk dan menimbulkan kecanduan.

Pemblokiran neutrotransmitter menyebabkan kesadaran diri berkurang, menghilangkan rasa malu dan memicu perilaku tanpa sadar.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, mengonsumsi alkohol dapat mempertinggi resiko kanker payudara, membuat sel-sel otak mati dan menyusut.

Menyusutnya otak menyebabkan pengguna alkohol akan mengalami penurunan ingatan dan tindakan kognitif seperti mudah lupa, kemampuan bicara yang menurun, dan kemampuan pelafalan huruf yang memburuk.

Selain itu peggunaan alkohol dosis tinggi juga dapat menyebabkan penyakit hati, amnesia, dimensia, bahkan depresi. Jadi, alkohol tidak dapat menghilangkan masalah ya.

Baca juga: Kasus Rifat Umar, Kenali Karakteristik dan Zat Adiktif pada Ganja

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Oleh :

dr.Yupi Gunawan

Pengertian

NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan kejiwaan.

NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan pemakaian yang berlebihan.

Jenis-jenis NAPZA

Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu:

Narkotika, merupakan suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, menurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun psikologik.

Narkotika terbagi menjadi tiga golongan:

  • Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
  • Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam golongan tertentu.
  • Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan yang banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam narkotika dalam golongan tertentu.

Psikotropika, setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Psikotropika terbagi menjadi empat golongan:

  • Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA, ekstasi, LSD, ST.
  • Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).
  • Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan flunitrasepam.
  • Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam.

Zat Adiktif, bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang merupakan inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya lem, aceton, eter, premix, thiner dan lain-lain. Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol. Minuman alcohol dibagi menjadi tiga golongan sesuai dengan kadar alkoholnya yaitu:

  • Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1%-5%

Contoh : bir, green sand.

  • Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5%-20%

Contoh : anggur kolesom.

  • Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20%-55%

Contoh : arak, wisky, vodka.

Etiologi penyalahgunaan NAPZA

Faktor individu

Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA.

Faktor lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik di sekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor lingkungan yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahgunaan NAPZA antara lain adalah:

Lingkungan Keluarga

  • Komunikasi orang tua-anak kurang baik
  • Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga
  • Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi
  • Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
  • Orang tua otoriter atau serba melarang
  • Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
  • Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
  • Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
  • Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (tidak konsisten)
  • Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga
  • Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna NAPZA.

Lingkungan Sekolah

  • Sekolah yang kurang disiplin
  • Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA
  • Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
  • Adanya murid pengguna NAPZA

Lingkungan Pergaulan

  • Berteman dengan pengguna narkoba
  • Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar narkoba

Lingkungan masyarakat / sosial

  • Lemahnya penegakan hukum
  • Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung

Faktor NAPZA

  • Mudahnya NAPZA didapat di mana-mana dengan harga terjangkau
  • Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba
  • Khasiat farmakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.

Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahguna NAPZA.

Terapi dan Rehabilitasi

Abstinensia atau menghentikan sama sekali penggunaan NAPZA

Tujuan ini tergolong sangat ideal, namun banyak orang tidak mampu atau mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan ini, terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada fase-fase awal. Pasien tersebut dapat ditolong dengan meminimasi efek-efek yang langsung atau tidak langsung dari NAPZA. Sebagian pasien memang telah abstinesia terhadap salah satu NAPZA tetapi kemudian beralih untuk menggunakan jenis NAPZA yang lain.

Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps

Sasaran utamanya adalah pencegahan relaps. Bila pasien pernah menggunakan satu kali saja setelah “clean” maka ia disebut “slip”. Bila ia menyadari kekeliruannya, dan ia memang telah dibekali ketrampilan untuk mencegah pengulangan penggunaan kembali, pasien akan tetap mencoba bertahan untuk selalu abstinensia. Pelatihan relapse prevention programe, program terapi kognitif, opiate antagonist maintenance therapy dengan naltreson merupakan beberapa alternatif untuk mencegah relaps.

Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial

Dalam kelompok ini, abstinensia bukan merupakan sasaran utama. Terapi rumatan (maintenance) metadon merupakan pilihan untuk mencapai sasaran terapi golongan ini.