Berikut ini adalah hormon-hormon yang mempengaruhi kontraksi uterus pada proses persalinan kecuali

Review Expert: dr. Jimmy Panji W, Sp.OG

Ketika Mama memasuki masa kehamilan, tubuh akan melakukan berbagai usaha untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan janin di dalam tubuh Mama. Ketahui lebih banyak mengenai apa saja perubahan hormonal yang dialami selama kehamilan dari Tim Ahli Nutriclub.

Tubuh manusia memiliki mekanisme yang sangat baik dalam beradaptasi terhadap lingkungan luar maupun terhadap perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Ada berbagai contoh, misalnya ketika Mama merasa kedinginan, maka tubuh akan mengigil. Mengigil merupakan salah satu usaha tubuh untuk menghasilkan panas yang pada akhirnya bertujuan untuk menghangatkan tubuh.

Adaptasi Tubuh dengan Fase Kehamilan

Pada masa awal kehamilan, tubuh Mama akan mengeluarkan hormon yang akan melonggarkan jaringan tertentu di tulang panggul. Ini menyebabkan panggul menjadi lebih luas, sehingga dapat menampung rahim yang membesar, sekaligus melapangkan jalan saat persalinan nanti.

Kadar hormon pada saat hamil dan tidak hamil tentu berbeda. Perbedaan ini diatur oleh mekanisme adaptasi tubuh. Sebelum membahas beberapa contoh perubahan hormonal yang dialami selama kehamilan, ada baiknya Mama memahami betul pengertian hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel tertentu yang bekerja pada sel-sel tujuan yang peka terhadapnya.

”Perubahan hormon dan perubahan fisik selama kehamilan seringkali menimbulkan beberapa keluhan, seperti timbulnya ruam kulit. Ketahui selengkapnya di sini.“

Hormon-hormon Penting di Masa Kehamilan

Berikut adalah empat perubahan hormonal yang dialami selama kehamilan dan persalinan:

1. Progesteron

Hormon pada Ibu hamil ini sudah lazim bekerja pada tubuh perempuan saat tidak hamil. Progesteron meningkat pada tahapan tertentu dalam siklus menstruasi yang terjadi setiap bulan, namun peningkatannya akan menjadi lebih signifikan saat kehamilan. Tanda hormon progesteron meningkat adalah merasa mengantuk dan napsu makan bertambah.

Progesteron dihasilkan oleh turunan sel telur hingga tiga puluh lima hari pada saat kehamilan. Setelahnya, peran penghasil progesteron akan diambil alih oleh plasenta. Hormon ini akan terus meningkat hingga akhirnya menurun setelah persalinan. Progesteron menyebabkan otot polos menjadi lemas (relaksasi), termasuk otot polos di rahim dan membantu mencegah persalinan prematur.

Selain itu, progesteron juga berperan dalam membentuk sumbatan lendir di saluran leher rahim yang berguna untuk mencegah menjalarnya infeksi dari luar (post-labor infection) ke dalam kandungan.

2. Estrogen

Selain perannya dalam siklus menstruasi, hormon pada Ibu hamil ini, yaitu estrogen juga berperan dalam masa kehamilan dengan mempersiapkan rahim agar dapat menerima hormon oksitosin pada saat persalinan nantinya.

Berikut ini adalah hormon-hormon yang mempengaruhi kontraksi uterus pada proses persalinan kecuali

Berikut ini adalah hormon-hormon yang mempengaruhi kontraksi uterus pada proses persalinan kecuali

Berikut ini adalah hormon-hormon yang mempengaruhi kontraksi uterus pada proses persalinan kecuali

Berikut ini adalah hormon-hormon yang mempengaruhi kontraksi uterus pada proses persalinan kecuali

Berikut ini adalah hormon-hormon yang mempengaruhi kontraksi uterus pada proses persalinan kecuali

Pada minggu-minggu pertama kehamilan, kadar estrogen cukup rendah. Kemudian seiring waktu, kadarnya akan meningkat dan akan mencapai puncaknya pada hari-hari menjelang persalinan. Hormon ini juga ikut merangsang pertumbuhan payudara dan puting, yang nantinya akan membantu proses menyusui.

3. Prolaktin

Satu-satunya fungsi hormon prolaktin yang diketahui adalah perannya dalam memproduksi air susu ibu. Produksi hormon ini akan ditekan oleh otak saat sedang tidak hamil.

Pada masa kehamilan, jumlah sel yang menghasilkan hormon prolaktin akan banyak meningkat, sehingga berat kelenjar penghasil prolaktin menjadi 50% lebih berat dibanding saat tidak hamil. Akibatnya, kadar hormon ini dapat mendapai sepuluh kali lipat lebih tinggi dari biasanya.

Berkat kehadiran hormon ini, persediaan ASI terus dijaga. Kerja prolaktin dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen.

4. Oksitosin

Oksitosin adalah hormon yang sangat berperan dalam kontraksi rahim. Oleh karena itu, kehadiran hormon ini sangat penting dalam proses persalinan. Hormon ini juga digunakan  dalam proses induksi persalinan.

Hormon ini juga dihasilkan tubuh setelah proses persalinan sebagai respon saat si Kecil menghisap puting. Sebenarnya si Kecil tidak dapat begitu saja menghisap puting untuk mendapatkan ASI. Diperlukan dorongan dari dalam payudara. Oksitosin merangsang kontraksi jaringan-jaringan di dalam payudara untuk memompa ASI keluar.

Itu tadi apa saja perubahan hormonal yang dialami selama kehamilan terjadi yang perlu Mama ketahui. Dengan mengetahui informasi di atas, Mama bisa lebih mengenali apa saja perubahan yang ada dalam tubuh Mama. 

Agar tubuh tetap sehat selama hamil, Mama perlu menjaga asupan makanan setiap hari yaitu dengan mengonsumsi makanan bergizi. Tak lupa juga konsumsi minuman bernutrisi seperti susu Lactamil Pregnasis sebanyak dua kali sehari. Lactamil Pregnasis merupakan susu yang dapat memelihara kesehatan Mama dan janin. 

Sedangkan untuk Mama yang baru merencanakan kehamilan, bisa mengonsumsi Lactamil Inisis. Semua kebaikan Lactamil Inisis dan Lactamil Pregnasis berasal dari asupan nutrisi penting seperti perpaduan gizi dari asam folat (vitamin B9), sumber protein, DHA, omega 6, zat besi, kalsium, vitamin E, C, dan D3. Nutrisi-nutrisi tersebut sangat penting untuk mendukung daya tahan Mama dan bayi dalam kandungan.

Lactamil Inisis dan Lactamil Pregnasis tersedia dalam dua ukuran varian yaitu 200g dan 400g. Untuk urusan rasa Lactamil Pregnasis tersedia dalam tiga varian yaitu stroberi, vanilla, dan coklat. Sedangkan Lactamil Inisis terdapat varian cokelat.

Nah, selain rutin mengonsumsi Lactamil Inisis dan Lactamil Pregnasis, Mama juga bisa langsung konsultasi ke Nutriclub Expert Advisor yang bakal mendukung perjalanan luar biasa Mama dan Papa sebagai orang tua. Menarik 'kan?

Hormon oksitosin dikenal dengan perannya dalam sistem reproduksi wanita serta proses kelahiran dan menyusui. Namun, hormon yang juga dikenal sebagai hormon cinta ini ternyata memiliki peran yang jauh lebih kompleks. Yuk, kenali hormon oksitosin lebih jauh dan perannya di dalam tubuh.

Pada tubuh manusia, hormon oksitosin dihasilkan di bagian hipotalamus pada otak dan dikeluarkan melalui kelenjar pituitari yang terletak di bawahnya.

Berikut ini adalah hormon-hormon yang mempengaruhi kontraksi uterus pada proses persalinan kecuali

Oksitosin sering disebut sebagai hormon cinta karena berkaitan dengan perasaan cinta, kasih sayang, emosi yang baik, dan keterikatan antarmanusia. Meski identik dengan wanita, hormon ini rupanya juga dimiliki oleh pria.

Peran Hormon Oksitosin

Peran oksitosin begitu luas dalam memengaruhi tingkah laku dan interaksi manusia, seperti orgasme, kedekatan sosial, dan sikap keibuan. Hormon ini juga berperan dalam proses persalinan dan menyusui. Untuk penjelasan lebih lengkap, mari simak berbagai peran hormon oksitosin berikut ini:

1. Mempersiapkan kelahiran bayi

Menjelang persalinan, tubuh wanita akan menghasilkan hormon oksitosin untuk merangsang kontraksi rahim. Hormon ini juga meningkatkan produksi prostaglandin, sehingga kontraksi semakin intens dan memengaruhi proses pembukaan.

Karena efek ini, dokter atau bidan terkadang memberikan oksitosin sintetis (pitocin) untuk induksi persalinan. Oksitosin juga mungkin disuntikkan untuk membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan.

Seusai persalinan, tubuh wanita akan terus memproduksi oksitosin hingga ukuran rahimnya kembali seperti ukuran semula sebelum hamil.

2. Melancarkan ASI

Pada ibu menyusui, oksitosin memicu ‘letdown reflex’, yaitu sensasi geli pada payudara yang membuat ASI mengalir keluar dari puting. Oleh karena itu, hormon oksitosin berperan penting dalam produksi ASI dan proses menyusui.

3. Meredakan stres pada ibu baru

Saat bayi mengisap puting ibunya, saraf di payudara ibu akan mengirimkan sinyal ke otak untuk melepaskan oksitosin. Selain untuk merangsang produksi ASI, hormon oksitosin ini juga dapat meredakan stres dan mengurangi rasa cemas pada ibu.

4. Memperkuat ikatan antara ibu dan bayi

Beberapa studi menunjukkan bahwa hormon oksitosin juga berperan dalam menumbuhkan perasaan cinta dan kasih sayang antara ibu dan bayinya. Studi tersebut menyebutkan bahwa ibu yang memiliki hormon oksitosin lebih tinggi cenderung akan lebih aktif dan cermat merawat bayinya.

Hormon oksitosin juga disebut berperan dalam merangsang sentuhan fisik antara ibu dan ayah dengan bayinya, sehingga ikatan antara orang tua dan bayinya menjadi lebih kuat.

5. Menumbuhkan perasaan tertarik terhadap orang lain

Apa yang terjadi di otak ketika seseorang sedang jatuh cinta terhadap orang lain? Pertanyaan ini memiliki jawaban yang kompleks. Akan tetapi, beberapa riset telah mengungkapkan bahwa ketika seseorang mulai menyukai orang lain, terdapat peningkatan kadar hormon di otaknya. Salah satu hormon tersebut adalah oksitosin.

Oksitosin juga berperan dalam menimbulkan rasa empati dan kesetiaan serta meningkatkan rasa percaya satu sama lain. Hal inilah yang akhirnya berkontribusi terhadap kelanggengan hubungan.

Sedangkan dalam hubungan seksual, sentuhan fisik seperti berpegangan tangan, memeluk, mencium, dan menyentuh pasangan akan mendorong pelepasan oksitosin yang berperan dalam proses ereksi dan orgasme. Selain itu, oksitosin juga mendukung pergerakan sperma menuju sel telur.

Dalam bidang medis, oksitosin digunakan untuk mengurangi perdarahan setelah persalinan, mengurangi nyeri, hingga terapi tambahan untuk mengatasi depresi.

Kekurangan atau kelebihan hormon oksitosin dalam tubuh mungkin saja terjadi, tetapi penelitian belum menemukan adanya bahaya dari kondisi ini.

Meski demikian, ada beberapa riset yang menyebutkan bahwa kelebihan oksitosin pada pria dapat meningkatkan risiko terjadinya pembesaran kelenjar prostat, sedangkan kekurangan hormon oksitosin dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.

Hormon oksitosin, baik yang dihasilkan secara alami atau sintetis, telah terbukti memiliki banyak peran bagi kesehatan manusia. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar manfaat hormon oksitosin, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.