Berapa lama shockbreaker mobil harus diganti

Teknisimobil.comSetiap mobil pasti memiliki shock absorber. Tidak hanya satu, tapi terkadang lebih dari satu pasang. Dengan adanya shock absorber, kejutan yang diberikan pada kendaraan terhadap jalan yang tidak rata menjadi sangat kecil. Sehingga mobil terasi lembut saat melewati benjolan dan jalan berlobang. Tetapi, seberapa lama sih umur shock absorber mampu meredam kejutan di jalan raya dalam keadaan bekerja secara normal? Mari kita cari tahu!

Baca juga: Mobil listrik mampu bertahan hingga sekarang, mengapa?

Sumber: Willoughby Hills Auto Repair

Banyak driver hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang betapa pentingnya shock absorber atau peredam kejut dan strut bar untuk keselamatan kendaraan. Seperti semua komponen dalam mekanisme motorik, shock absorber dan strut bisa aus seiring berjalannya waktu. Anda harus tahu berapa lama umur shock absorber dan kapan harus mengganti shock absorber dan strut untuk mendeteksi yang gagal dan melindungi keselamatan mobil Anda.

Apa itu shock absorber dan Strut?

Banyak orang bertukar istilah tetapi peredam kejut dan struts adalah dua bagian berbeda dalam mekanisme mobil. Mereka adalah bagian dari sistem suspensi yang menyangga guncangan dan getaran ketika mobil di jalan.

Suspensi dapat berupa beberapa jenis tetapi yang paling umum terdiri dari kombinasi shock absorber dan struts. Pada kendaraan modern, guncangan tetap berada di roda belakang sementara struts dapat ditemukan di bagian depan. Mereka meredam gerakan lateral kendaraan yang disebabkan oleh jalan yang kasar.

Perakitan shock dan strut bekerja tanpa henti terlepas apakah mobilnya bergerak atau tidak. Untuk alasan ini, shock absorber dan strut memburuk pada tingkat yang lebih cepat dari yang diperkirakan oleh pabrikan. Tapi, berapa lama umur shock absorber berakhir dan seberapa lama harapan hidup dari strut?

Berapa Lama Umur Shock Absorber?

Umur shock absorber, serta struts, setidaknya 4 hingga 5 tahun – itu normal dari pabrikan apapun. Namun demikian, itu sebenarnya tergantung pada kondisi jalan. Jangka hidup keduanya dapat lebih lama hingga 10 tahun jika Anda mengendarai mobil sebagian besar di trotoar halus. Namun demikian, keduanya bisa memiliki umur lebih pendek dari 5 tahun jika Anda kebanyakan berkendara di jalan yang tidak rata yang penuh dengan retakan dan berlubang.

Beberapa ahli otomotive menggunakan jarak tempuh untuk melacak kesehatan shock absorber dan strut. Aturan praktisnya adalah shock absorber berakhir setidaknya 50.000 mil sebelum memerlukan penggantian. Tetapi sekali lagi sulit untuk memproyeksikan jarak/waktu tepat kapan shock absorber dan strut akan memerlukan penggantian. Keduannya mungkin tidak memiliki umur yang panjang jika jalan-jalan di mobil tidak mulus dan rata.

Jadi, berapa lama umur shock absorber dan strut mampu bertahan? Angka biasa adalah 5 tahun atau 50.000 mil. Tapi, itu bisa lebih atau kurang tergantung pada kondisi jalan. Aturan yang sama berlaku untuk strut.

Gejala Shock Absorber dan Strut Buruk

Begitu shock absorber dan strut mulai memudar fungsi kerjanya, keduannya seperti memukul batu karang dengan cukup cepat. Seal di sekitar joint-joint nya mereka mulai luntur dan cairan atau gas di dalamnya bocor.

Waspadai tanda-tanda berikut ini karena mereka memperingatkan Anda tentang kegagalan fungsi kerja shock absorber dan strut:

  1. Kelembaban di atas komponen ini atau menetes ke sisi dalam kasus unit berbasis cair (fluida).
  2. Bergiliran membuat Anda merasa bahwa bagian belakang mobil agak ‘longgar’. Selain itu, bagian belakang terasa lebih nyaman dari biasanya.
  3. Suara ketukan berasal dari suspensi belakang.
  4. Mengemudi di jalanan yang kasar dan tidak rata menjadi menyakitkan.
  5. Mobil tidak duduk rata di tanah.

Shock absorber dan strut sangat penting bagi kenyamanan sebuah mobil. Anda harus sering memperhatikan dua bagian dari sistem suspensi ini minimal sebulan sekali. Ketika sudah merasa tidak nyaman berada di jalan berlubang terlebih di jalan halus bisa jadi shock absorber dan strut mobil Anda bermasalah dan perlu diganti.[]

Panas Dingin Hubungan Jokowi dengan Megawati, Beda Pilihan Capres 2024?

Perbesar

Ilustrasi kaki-kaki mobil. (Automobile)

Liputan6.com, Jakarta - Shockbreaker berfungsi sebagai peredam guncangan, sehingga kenyamanan pengendara dan penumpang tetap terjaga.

Meskipun jalan yang dilalui memiliki tekstur yang tidak rata, pengendara tidak akan merasakan guncangan berlebih apabila komponen ini bekerja dengan maksimal.

Tapi pemilik kendaraan perlu memperhatikan secara teliti dan melakukan pergantian apabila komponen ini sudah mengalami masalah serius.

Berikut beberapa alasan Shockbreaker harus segera diganti seperti dilansir Garda Oto, Selasa (13/8/2019):

Ayunan Berlebihan

Ketika anda merasakan mobil berayun lebih lembut dari biasanya, khususnya ketika melakukan belokan di sebuah tikungan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke posisi stabil, maka bisa dipastikan performa shockbreaker sedang tidak maksimal dan harus segara diganti.

Bila dibiarkan hal ini bisa membahayakan diri sendiri karena kontrol gerak mobil tidak bisa dikendalikan secara maksimal dan kemungkinan terparahnya adalah kecelakaan.

Suara Berisik

Suara berisik pada shockbreaker menandakan kondisinya sudah tidak berfungsi secara maksimal, sehingga anda perlu mengganti komponen ini dengan yang baru.

Saksikan Juga Video Pilihan Berikut:

Cara mudah mengecek hal ini ialah meletakkan mobil di jalan rata. Langkah selanjutnya ialah memperhatikan jarak antara ban dan sepatbor roda.

Bila terlihat setiap roda memiliki jarak yang berbeda dengan sepatbor, maka kemungkinan salah satu shockbreaker tidak berfungsi dengan baik. Karena itu, pergantian harus segera dilakukan.

Oli Shockbreaker Bocor

Alasan perlunya mengganti shockbreaker pada mobil adalah adanya kebocoran. Hal ini tentu akan membuatnya bekerja tidak maksimal. Dengan adanya kebocoran ini, penyetelan ulang perlu dilakukan dan biaya yang dihabiskan cukup besar.

Karena itu, akan lebih efisien bila mengganti shockbreaker lama dengan yang baru.

Ban Aus Tidak Merata

Bila ban pada mobil aus di salah satu bagian maka hal tersebut merupakan tanda kondisi shockbreaker tidak bekerja dan telah mengalami kerusakan untuk waktu yang lama.

Lanjutkan Membaca ↓

Salah satu bagian penting dari mobil adalah suspensi, dan komponen utama dari suspensi adalah shock breaker atau sering juga disebut shock absorber. Apa tanda-tanda saatnya ganti shock breaker?
Shock breaker berfungsi sesuai namanya, yaitu peredam guncangan, sehingga bagian tersebut berperan penting pada kenyamanan berkendara. Shock absorber inilah yang membuat mobil terasa aman dan nyaman saat melalui jalanan bergelombang.
Selain itu, komponen suspensi ini juga berperan pada keselamatan mengemudi, sehingga kondisinya perlu mendapat perhatian dan perawatan khusus.

Fungsi dan Jenis Shock breaker

Ada dua jenis shock breaker, yaitu shock absorber dan strut. Pada mobil modern, biasanya shock absorber berada di roda belakang dan tipe strut ada di roda depan. Namun ada beberapa mobil yang menggunakan strut pada tiap rodanya. Perbedaan shock absorber dan strut adalah rancangannya dimana strut menyatukan pegas dan peredam kejut, sedangkan shock absorber hanya peredam kejut saja. Banyak yang salah pengertian mengenai fungsi shock aborber ini, khususnya di kalangan awam. Tidak sedikit orang menganggapnya berfungsi untuk membuat mobil dapat mengayun saat melewati jalanan tidak rata atau lubang.

Padahal fungsi tersebut diperankan oleh per atau pegas yang bisa berupa koil atau per pelat. Sedangkan tugas shock breaker adalah mengurangi efek ayunan atau hentakan berlebihan yang dihasilkan pegas. Hasilnya mobil mengayun tapi dalam takaran yang pas, sehingga membuat penumpang mobil merasa nyaman.

Shock absorber dan strut bekerja terus menerus baik mobilnya bergerak atau diam. Bagian ini hanya akan beristirahat saat mobil di angkat dengan dongkrak atau lifter di bengkel atau tempat cuci mobil. Oleh karena fungsi menopang mobil terus-menerus tersebut, shock breaker punya usia pakai terbatas. Sehingga mau tidak mau pada usia dan jarak tempuh tertentu harus diganti dengan yang baru.

Apa Tanda Shock breaker minta diganti?

Gejala berkurangnya kinerja shock breaker adalah ciri-ciri yang lebih tepat dijadikan standar untuk menentukan kapan shock breaker harus diganti. Berikut kondisi yang memberitahukan kita, untuk memeriksa dan mengganti shock breaker:
Ayunan Berlebihan – Ayunan mobil terasa lebih lembut dari biasanya, hingga mengurangi rasa percaya diri saat mengemudi, khususnya saat menikung. Saat melewati jalan bergelombang atau berlubang, mobil berayun ke kiri dan kanan hingga butuh waktu lebih lama untuk kembali stabil.

Suara berisik – Adanya suara berisik dari suspensi belakang juga bisa menjadi tanda shock absorber sudah tidak berfungsi baik lagi.

Level Mobil tidak Seimbang – Saat diletakan di lantai yang rata, mobil menjadi miring, jarak antara ban dan spakbor tiap roda berbeda. Itu adalah tanda ada shock breaker yang sudah minta diganti.

Oli shockbreaker keluar atau merembes – Pada shock breaker dengan fluida cair, lebih mudah dikenali kondisi kerusakan dengan adanya rembesan oli yang keluar, yang artinya sudah ada kebocoran.

Ban Aus Tidak Merata – Jika ada salah satu ban yang kembangannya habis, sementara ban lain tidak. Itu menjadi pertanda bahwa sock breakernya telah rusak dalam waktu lama.

Saran-saran

Setelah mengetahui pentingnya peran shock breaker pada kenyamaan dan keselamatan berkendara, maka sebaiknya kita memberi perhatian pada kesehatan bagian tersebut. Berikut beberapa saran yang mungkin berguna dalam menjaga kesehatan shock breaker mobil sobat:

  1. Hindari jalanan berlubang sebisa mungkin.
  2. Mengemudilah dengan kecepatan rendah di jalanan berlubang.
  3. Periksa kondisi kaki-kaki mobil secara rutin pada teknisi ahli.
  4. Masukkan pemeriksaan shock breaker pada agenda service rutin, khususnya setiap 10.000 km.
  5. Gunakan shock breaker sesuai standar dan anjuran pabrikan. (sumber : //carusermagz.com)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA