Berapa lama penciuman hilang bagi penderita covid

Jakarta -

Hilang penciuman karena Corona atau anosmia jadi gejala COVID-19 paling khas. Berapa lama hilang penciuman karena Corona bertahan?

Meski berbeda-beda, pasien Corona umumnya baru sembuh dari anosmia di minggu kedua hingga minggu ketiga terpapar COVID-19.

18-21 hari

Dikutip dari CNN, studi baru di 18 rumah sakit Eropa meneliti gejala COVID-19 anosmia pada lebih dari 2.500 pasien. Ditemukan 86 persen di antara mereka pulih dari anosmia usai 18 hingga 21 hari terpapar COVID-19.

Namun, berapa lama hilang penciuman karena Corona berbeda-beda, ada yang berlangsung lebih lama di beberapa pasien Corona. Studi mencatat 5 persen lainnya bahkan mengalami gejala COVID-19 gangguan penciuman karena Corona selama enam bulan.

Berapa lama hilang penciuman karena Corona pada efek jangka panjang?

Gejala COVID-19 anosmia yang terjadi berbulan-bulan merupakan Long COVID atau efek jangka panjang hilang penciuman karena Corona, disebut parosmia. Namun, para ilmuwan belum bisa memastikan berapa lama hilang penciuman karena Corona terkait efek jangka panjang.

Sejauh ini, menurut mereka, pada gejala COVID-19 ringan, neuron sensorik perlahan mulai kembali dari waktu ke waktu.

"Beberapa pasien COVID-19 melaporkan setelah kemampuan indra penciuman mereka kembali, mereka mencium bau yang menyimpang (parosmia) dan bertahan selama berbulan-bulan," kata penulis studi Dr Andrew P Lane dari Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins.

"Gangguan bau jangka panjang COVID-19 ini tidak biasa, sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut," jelasnya.

Gejala COVID-19 anosmia termasuk tanda awal seseorang terpapar COVID-19. Gejala Corona ini kerap tak disadari karena sulit untuk membedakan gejala COVID-19 hilang penciuman karena Corona dan flu.

Penting untuk memperhatikan rentang waktu atau menghitung berapa lama hilang penciuman karena Corona bertahan. Pemantauan gejalaCOVID-19 lain seperti demam, batuk, hinggafatalnya sesak napas juga perlu diwaspadai.

Simak Video "Dokter Beberkan Gejala Covid-19 yang Kini Sering Muncul Pada Anak"



(naf/up)

Suara.com - Anosmia merupakan salah satu gejala paling sering dialami oleh pasien Covid-19. Bagi yang belum familiar, anosmia adalah ketidakmampuan untuk mencium sebagian atau penuh.

Tentunya kondisi anosmia ini membuat tidak nyaman dan juga mengurangi kualitas hidup. Pertanyaannya kemudian, berapa lama anosmia hilang?

Anosmia dapat bersifat permanen atau sementara. Ini sering memudar secara bertahap dari waktu ke waktu, tanpa pengobatan atau intervensi.

Namun, tidak mengetahui kapan atau apakah indra penciuman akan kembali dapat mengkhawatirkan. Jika ingin mempercepat prosesnya, ada beberapa perawatan yang bisa dcoba di rumah.

Baca Juga: Pemerintah akan Bagikan 300 Ribu Paket Obat Buat Pasien OTG Hingga Gejala Anosmia Covid-19

INFOGRAFIS: 4 Bahan untuk Latih Penciuman saat Alami Anosmia

“Penanganan hilangnya penciuman tergantung pada penyebabnya. Ada intervensi medis yang dapat membantu, serta perawatan di rumah,” kata Nicole Aaronson, MD, MBA, CPE, FAAP, FACS.

Aaronson adalah ahli THT pediatrik di Rumah Sakit Anak Alfred I. duPont dan Asisten Profesor Klinis Otolaringologi dan Anak di Sekolah Kedokteran Thomas Jefferson Sidney Kimmel.

Selain perawatan medis, Dr. Aaronson merekomendasikan strategi di rumah ini. “Pelatihan penciuman adalah andalan pengobatan. Dalam pelatihan penciuman, pasien mencium serangkaian empat bau kuat yang dapat ditemukan di rumah seseorang, atau dalam bentuk minyak esensial. Setiap aroma dihirup dengan lembut selama 20 detik. Proses ini diulang tiga kali sehari selama 6 minggu. Komitmen jangka panjang biasanya diperlukan untuk melihat peningkatan,” tambahnya.

Pelatihan penciuman mungkin paling efektif jika Anda mengerjakan empat bau yang sama setiap hari, daripada bergantian. Anda juga disarankan untuk berkonsentrasi penuh pada aroma, memberikan perhatian penuh, selama 20 detik.

Untuk mencoba pelatihan penciuman, Dr. Aaronson merekomendasikan untuk mencoba aroma berikut:

Baca Juga: Anosmia: Gejala, Penyebab dan Obat Alami untuk Mengatasinya

  • kopi giling
  • mawar
  • jeruk
  • kayu putih
  • vanila
  • Cengkeh
  • daun mint

Selama pelatihan penciuman, Anda mungkin mengalami aroma aneh yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya Anda cium. Ini termasuk bau busuk seperti karet terbakar atau kotoran tubuh. Ini dikenal sebagai parosmia. Parosmia dapat berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama tetapi biasanya bersifat sementara.

Kehilangan penciuman akibat Covid-19 bisa pulih dalam waktu yang berbeda-beda bagi setiap orang.

Parapuan.co - Mayoritas penderita Covid-19 akan merasakan berbagai gejala penyakit tersebut. 

Di antara gejala-gejala tersebut, banyak yang mengalami kehilangan kemampuan pembau atau penciuman. 

Dari Healthline, kehilangan kemampuan pembau itu disebut juga anosmia. 

Baca Juga: Covid-19 Buat Indera Perasa Hilang? Mungkin Kamu Alami Ageusia

Hilangnya kemampuan pembau disebabkan oleh rusaknya saraf yang mengirim sinyal dari hidung ke otak. 

Anosmia bersifat sementara, namun bisa juga bersifat permanen.

Lantas, berapa lama kehilangan penciuman ini akan dirasakan oleh orang yang mengalami sakit Covid-19? 

Melansir Nature.com, bagi kebanyakan orang penciuman dan chemestethis akan pulih dalam beberapa minggu. 

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan 8 Juli 2020 di Science Direct,  72% orang yang sakit Covid-19 yang tidak bisa mencium melaporkan bahwa indera penciuman mereka pulih setelah sebulan.

Hal tersebut pun sama dengan 84% orang yang kehilangan kemampuan pengecapnya semasa Covid-19. 

Claire Hopkins, konsultan THT di  Guy's and St Thomas' Hospital di London, dan rekan-rekannya mengamati meneliti 202 pasien yang kehilangan kemampuan penciumannya selama sebulan.



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu gejala Covid-19 adalah seseorang mengalami anosmia. Anosmia adalah kondisi saat hidung tidak bisa mencium bau atau indra penciuman tidak berfungsi.  Selain itu, penyebab anosmia lainnya bisa berasal dari masalah kesehatan seperti flu, sinusitis, efek samping sejumlah obat, stroke, sampai tumor. Hidung tidak bisa mencium bau dapat mengurangi kualitas hidup. Pasalnya, orang jadi kehilangan selera makan saat anosmia. Tak hanya itu, terkadang penderitanya bisa sampai depresi.  Sebelum mengulas apakah anosmia bisa sembuh sendiri, simak penjelasan bagaimana orang bisa mengalami anosmia. 

Bagaimana orang bisa mengalami anosmia? 

Melansir Cleveland Clinic, penyebab anosmia yang utama yakni berasal dari infeksi virus seperti flu sampai Covid-19. Hidung tidak bisa mencium bau biasanya muncul dari hidung tersumbat atau peradangan pada hidung. Peradangan tersebut membuat saluran pernapasan bengkak dan menghambat kinerja reseptor bau di hidung.  Baca Juga: Bawang Putih Bisa Menyembuhkan Anosmia Akibat Covid-19 Biasanya, anosmia muncul saat awal infeksi virus seperti flu dan Covid-19. Satu penelitian menyebutkan, penderita Covid-19 yang mengalami anosmia cenderung memiliki gejala yang lebih ringan ketimbang penderita tanpa gangguan indra penciuman. 

Apakah anosmia bisa sembuh sendiri? 

Melansir Michigan Medicine, anosmia terkadang bisa sembuh sendiri tanpa terapi khusus setelah kondisi penyakitnya membaik. Anosmia umumnya sembuh dalam hitungan hari sampai bulan, tergantung kondisi akar penyebab hidung tidak bisa mencium bau. Menurut salah satu studi, sebagian besar pasien Covid-19 akan sembuh dari anosmia kurang dari satu bulan.  Namun, untuk anosmia terkait cedera saraf karena kecelakaan, stroke, atau polip hidung, anosmia umumnya baru bisa sembuh setelah dioperasi.  Baca Juga: Sesuai tingkatan gejala, ini perawatan yang tepat bagi pasien positif Covid-19

Terapi untuk anosmia

Ahli rinologi dari Cleveland Clinic, Raj Sindwani, MD. menjelaskan, ada beberapa terapi untuk anosmia. Untuk infeksi virus seperti sinusitis, penuaan, dan trauma, anosmia dapat diobati dengan obat anti-peradangan untuk mengatasi gangguan di rongga hidung atau reseptor indra penciuman.  Dr. Sindwani juga menyebutkan, salah satu penelitian mengungkapkan, suplemen omega-3 potensial untuk obat anosmia alami.  Selain itu, penderita Covid-19 yang mengalami anosmia juga tak ada salahnya menjajal terapi bau. Alih-alih mengandalkan anosmia bisa sembuh sendiri, coba terapi bau untuk anosmia yang relatif aman dan minim efek samping.  Baca Juga: Oximeter, alat pantau kadar oksigen saat isolasi mandiri di rumah Dr. Sindwani mengatakan terapi bau untuk anosmia dapat melatih saraf hidung untuk kembali mengingat aroma dan pengalaman membaui sesuatu. Terapi bau ini dilakukan dengan latihan mencium bau dari empat macam benda yang punya aroma tajam.  Misalkan bunga mawar, buah lemon, rempah cengkek, dan minyak kayu putih. Masing-masing aroma tersebut dihirup dalam-dalam selama 15-20 detik. Ketika menghirup aroma tersebut, penderita disarankan untuk mengingat kembali seperti apa bau mawar, lemon, atau kayu putih.  Konsep terapi bau untuk menyembuhkan anosmia tersebut yakni menggabungkan citra visual dengan stimulasi aroma. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Anosmia Covid-19 Bisa Sembuh Sendiri?" Penulis : Mahardini Nur Afifah Editor : Mahardini Nur Afifah  

Selanjutnya: Mudah! 2 Terapi sederhana untuk pulihkan anosmia akibat Covid-19

  Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie


Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA