Berapa lama hasil swab test antigen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aplikasi PeduliLindungi yang dikembangkan Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki banyak fungsi. Sebut saja untuk cek sertifikat vaksin, mengetahui perkembangan terbaru peta penyebaran COVID-19 di Indonesa, hingga menggunakan scan QR Code untuk memasuki tempat-tempat umum.  Salah satu fungsi aplikasi PeduliLindungi yang tidak kalah pentingnya adalah dapat menunjukkan hasil PCR maupun antigen. Tujuan terintegrasinya hasil tersebut di aplikasi PeduliLindungi karena untuk menjamin keaslian dan menghindari pemalsuan surat hasil laboratorium.  Seperti yang diketahui, beberapa waktu belakangan marak terjadi kasus pemalsuan tes PCR berbentuk kertas. Kondisi inilah yang mendorong pemerintah untuk menerapkan aplikasi PeduliLindungi sebagai bukti hasil tes PCR.  Untuk mengecek hasil PCR di aplkasi PeduliLindungi cukup mudah.  Pertama, kamu harus melakukan tes PCR di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan.  Kedua, pihak penyelenggara tes PCR akan memasukkan data hasil tes PCR kamu sesuai dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Terkait hal ini, kamu harus memastikan dengan benar data NIK, nama lengkap, dan nomor ponsel. Baca Juga: Cara daftar vaksin Covid-19 dan cari lokasi untuk masyarakat umum di PeduliLindungi Ketiga, unduh dan buka aplikasi PeduliLindungi melalui Google Play Store atau App Store. Login dengan menggunakan ponsel yang terdaftar. Keempat, silakan masuk ke menu utama aplikasi PeduliLindungi dan klik 'Paspor Digital' pada bagian bawah peta.  Kelima, kamu bisa langsung mengeklik 'Hasil Tes Covid-19' yang terletak pada bagian atas. Data kamu akan langsung muncul jika data tes PCR sudah diinput.  Kendati demikian, tidak semua tes PCR maupun antigen keluar pada aplikasi PeduliLindungi. Baca Juga: Supermarket, pasar hingga mal boleh buka 100% di wilayah PPKM Jawa-Bali Level 1 Bagaimana agar hasil tes PCR atau antigen keluar di PeduliLindungi? Melansir informasi di indonesiabaik.id, hasil swab antigen dan PCR akan muncul di aplikasi PeduliLindungi jika pemeriksaan dilakukan di laboratorium yang sudah mendapatkan izin Dinas Kesehatan (Dinkes) masing-masing wilayah.  Selain itu, petugas di laboratorium tersebut juga harus menginputkan hasil laboratorium pada aplikasi NAR (New All Record) Kementerian Kesehatan. Namun, apabila seseorang sudah melakukan cek di laboratorium yang terdaftar tetapi hasil swab antigen maupun PCR-nya belum tertera di PeduliLindungi, cobalah terlebih dahulu melakukan cek di website PeduliLindungi (Pedulindungi.id) dengan cara memasukan nama dan NIK nya.  

Selanjutnya: Sertifikat vaksin 1 dan 2 tak juga muncul di PeduliLindungi, lakukan langkah ini

  Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Berapa lama hasil swab test antigen

#Liputanmedia

Jakarta, CNN Indonesia — Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Erlina Burhan membeberkan rapid test antigen lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi untuk deteksi virus corona. Rapid tes antigen bahkan diproyeksikan akan menggantikan rapid test antibodi.

Kedua rapid test sama-sama menghasilkan hasil yang cepat dalam waktu kurang lebih 30 menit. Perbedaannya, rapid tes antigen mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, bukan mendeteksi antibodi tubuh terhadap penyakit Covid-19.

Oleh karena itu rapid tes antigen lebih akurat dibandingkan rapid tes antibodi. Sebab antibodi terkadang belum muncul di awal-awal seseorang terjangkit Covid-19, sehingga terjadi false negative (hasil negatif padahal sebetulnya pasien terinfeksi).

Jadi apabila antibodi belum terbentuk ketika orang terjangkit Covid-19, hasil rapid test akan mengeluarkan hasil negatif.

“Swab antigen atau rapid tes antigen ini diproyeksikan untuk gantikan rapid tes antibodi karena antigen ini memiliki akurasi lebih baik dibandingkan rapid tes antibodi. rapid antigen ini sama cepatnya dengan sudah ada hasil,” kata Erlina saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (9/8).

Dalam hal ini, Erlina menjelaskan rapid tes antigen berbeda dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) meski sama-sama menggunakan metode swab. Oleh karena itu, Erlina meminta jangan sampai metode swab ini disamakan sebagai tes PCR. Erlina mengaku swab antigen pada hasilnya lebih akurat dibanding tes PCR.

Rapid tes antigen tetap membutuhkan metode swab dari hidung atau tenggorokan untuk mengambil sampel Antigen adalah protein yang dikeluarkan oleh virus, termasuk Covid-19.

Antigen dapat terdeteksi ketika ada infeksi yang sedang berlangsung di tubuh seseorang. Karena itu, rapid test antigen dapat mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada orang yang sedang mengalaminya.

“Yang diambil adalah swab hidung atau tenggorokan dan ini dimasukkan ke dalam alat dan melihat reaksi antigen Covid-19. Jadi virusnya yang dideteksi adalah bagian luar virus,” tutur Erlina.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio juga mengakui bahwa antigen lebih akurat dari antibodi. Sebab antigen langsung merepresentasikan keberadaan virus di dalam tubuh.

“Jadi, swab antigen seperti rapid test, tapi yang dideteksi itu antigen. Tentu kalau bisa mendeteksi antigennya, itu memang lebih baik daripada mendeteksi antibodi. Karena antigen itu langsung mewakili virusnya,” ujar Amin.

Saat ditanya mengapa pemerintah lebih gencar mengadakan rapid tes antibodi daripada antigen, Erlina mengatakan tes antibodi telah lebih dahulu digunakan dibandingkan antigen.

Erlina mengatakan Korea Selatan di sisi lain telah menggunakan rapid test antigen untuk melakukan pendeteksian dini dan dilanjutkan dengan tracing kasus.

Korea Selatan (Korea Selatan) dianggap sebagai negara yang tergolong berhasil meredam penyebaran Covid-19. Korsel sempat masuk salah satu negara dengan kasus terbanyak pada akhir Maret 2020.

Tapi, setelah empat bulan kemudian, Korsel mampu meningkatkan angka pasien yang sembuh dan menurunkan laju penyebaran. Negeri Ginseng itu sukses melandaikan kurva pertumbuhan Covid-19.

Pemerintah Korsel melalui KCDC (Korean Centers for Disease Control and Prevention) merespons cepat dan terstruktur dalam menemukan pasien positif Covid-19.

“Teknologi antigen baru ada. duluan antibodi. Ini ada yang dari Korea Selatan,” kata Erlina.

Erlina mengingatkan PCR tetap merupakan standar tertinggi atau gold standard pendeteksian Covid-19 meski rapid test antigen menawarkan akurasi yang tinggi dibandingkan rapid test antibodi.

Sebab rapid test antigen tetap merupakan rapid tes dengan tingkat akurasi yang lebih rendah dibandingkan PCR.

Erlina menjelaskan penelitian di Belgia menunjukkan deteksi dari rapid test antigen adalah 105 kali lebih kurang sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan RT PCR. Namun patut diingat, hasil test PCR memakan waktu beberapa hari dibandingkan rapid test yang membutuhkan waktu 30 menit.

Pemeriksaan antigen hanya mendeteksi antara 11,1 persen hingga 45,7 persen yang positif dibandingkan dengan yang positif dari RT-PCR. Sehingga antigen lebih sering menghasilkan false negatif.

“Kalau PCR ini deteksi semua bagian virus, kalau antigen ini bagian luar virus saja saja. Akurasi memang tetap di bawah PCR yang masih gold standard,” ujar Erlina.

Amin menjelaskan secara garis besar, terdapat dua macam tes untuk mengetahui apakah seseorang mengidap Covid-19. Yang pertama, tes swab dan yang kedua adalah tes kilat antibodi atau belakangan dikenal dengan rapid test.

Tes swab dilakukan dengan cara mengambil sampel pada bagian hidung atau tenggorokan. Lalu, sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk ditemukan tanda-tanda materi genetika virus.

Selanjutnya, dilakukan tes diagnostis menggunakan sampel atau swab untuk dianalisa di laboratorium memakai polymerase chain reaction (PCR) dengan tingkat akurasi tinggi.

Namun, tes swab PCR membutuhkan beberapa hari untuk mengetahui hasilnya. Selain itu, harga untuk tes swab tergolong mahal, berkisar dari Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta.

Erlina mengatakan tes swab antigen bisa menjadi metode lain sebagai alat uji yang juga kilat namun lebih akurat.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jakarta periode 2017-2020 dan periode 2015-2017 ini berharap swab antigen dapat menjadi pilihan dalam mengatasi penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Erlina sepakat apabila pemerintah menyediakan rapid tes antigen untuk melakukan pendeteksian dini Covid-19.

“Sepakat jika pemerintah menyediakan,” tutupnya.

Catatan Redaksi: Judul ini mengalami perubahan pada pukul 17.22 WIB karena adanya kesalahan, dari semula “Mengenal Swab Antigen Covid-19, Lebih Akurat dari Tes PCR” menjadi “Mengenal Swab Antigen Covid-19, Lebih Cepat dari Tes PCR”.