Beberapa pengamat sejarah Sunda berpendapat bahwa karinding

Ini adalah terompet karuhun Sunda namanya karinding, mungkin jauh lebih aman daripada terompet yang dijual di pasaran apalagi yang pake cover Al-Qur'an. Pada mulanya karinding adalah alat yang digunakan untuk mengusir hama tanaman karena karakter bunyi yang dikeluarkan terdengar mendengung dengan nada low decibel. Low decibel itu apa? silahkah kepo sendiri. :-D

Sumber photo : google

karinding diperkirakan telah ada sejak beberapa abad yang lalu. Beberapa pengamat sejarah Sunda berpendapat bahwa alat musik ini berasal dari kebudayaan pada zaman kerajaan Pajajaran. Selain digunakan untuk mengusir hama, alat musik ini dipakai pula sebagai musik pengiring pada beberapa ritual adat masyarakat.

Dahulu, konon karinding ini digunakan oleh para kaum lelaki untuk merayu atau memikat hati wanita yang disukai. Jika keterangan ini benar maka dapat kita duga bersama bahwasanya karinding adalah alat musik yang happening di kalangan anak muda hingga para gadis pun akan memberi nilai lebih pada jejaka yang piawai memainkannya.

Dewasa ini, karinding mulai happening kembali dikalangan anak muda bandung. Mereka mulai mendalami lebih dalam dan mulai mencari tahu alat musik ini. Meniup atau memainkan karinding menumbuhkan rasa kebanggaan tersendiri bagi yang memainkannya.

Dan karinding lebih kreatif, lebih ramah lingkungan, dan tentu saja bagian dari kanyaah pada kearifan lokal tanah pasundan.

Selamat menempuh tahun baru untuk temanku di bandung, di jogja, semoga semua harapan yang teman-teman telah canangkan bisa terlaksana dengan baik dan benar. Aamiin

Aku Firdaus Al Mahmud​ minta maaf bila ada salah ? *peluk satu-satu*

hyy gays bertemu dengan saya di blogger alat musik tradisional sunda mari kita lihat gambar atau cuplikan,nya . . .        ini adalah gambar karinding beserta sejarahnya dan perkembangan nya di masa2 sekarang ini begitu pula karinding ini memiliki unsur2 kebudayaan sunda pada zaman dulu seperti pada zaman kerajaan pajajaran dan karinding ini memiliki bunyi dan nada pirigan seperti tongeret . . .        begitu pula dengan celempung ini memiliki kebudayaan yang khas di kalangan sunda dan celempung ini diciptakan dari asal,nya anak2 yang sedang memainkan air yang berbunyi seperti Icikibung  . . . KARINDING

Sejarah Alat Musik Karinding dan Perkembangannya. Pada mulanya karinding adalah merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengusir hama tanaman karena karakter bunyi yang dikeluarkan terdengar mendengung dengan nada low decibel. Diperkirakan telah ada sejak beberapa abad yang lalu. Beberapa pengamat sejarah Sunda berpendapat bahwa alat musik ini berasal dari kebudayaan pada zaman kerajaan Pajajaran. Selain digunakan untuk mengusir hama, alat musik ini pun dipakai sebagai musik pengiring pada beberapa ritual adat masyarakat.

Karinding terbagi menjadi tiga bagian yaitu pada  ruas pertama di ujung sebelah kanan yang menjadi tempat  untuk mengetuk karinding sehingga menimbulkan resonansi pada ruas tengah. Kemudian, di ruas tengah terdapat bagian  guratan bambu yang dipotong tipis sehingga bergetar saat karinding diketuk dengan jari. Bagian ujung paling kiri  berfungsi sebagai pegangan.

Cara memainkan karinding cukup sederhana, yaitu dengan menempelkan ruas tengah karinding di depan mulut yang agak terbuka, kemudian  pada ujung ruas paling kanan karinding diketuk dengan satu jari hingga  karinding pun bergetar secara beraturan yang kemudian diresonansi oleh mulut si pemain. Suara yang dikeluarkan akan tergantung dari rongga mulut, nafas, dan lidah. Secara konvensional—menurut penuturan Abah Olot, nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada empat jenis, yaitu: tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.

Pamor Karinding beberapa tahun belakangan tidak terlepas dari peran komunitas metal scene Bandung seperti komunitas Ujungberung Rebel yang mana beberapa personil dari band beraliran cadas berinisiatif membentuk sebuah grup musik tradisi bernama Karinding Attack pada tahun 2009 dengan memainkan alat-alat kesenian sunda buhun yang salah satunya adalah karinding. Beberapa event musik lokal  bagi band cadas seperti  "Bandung Berisik" kerap memberikan ruang bagi kesenian tradisi ini untuk berkolaborasi dengan beberapa band dalam rangka turut melestarikan seni budaya daerah.

CELEMPUNG


     Celempung– Jawa Barat adalah daerah yang memiliki kebudayaan yang menarik dan khas. Di daerah ini juga banyak budaya-budaya yang telah cukup terkenal di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan salah satunya ada alat musik tradisional dari Jawa Barat yang telah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010, yakni Angklung. Namun bukan berarti bahwa hanya alat musik tradisional Angklung saja yang berasal dari daerah Jawa Barat tersebut, melainkan ada beberapa alat musik tradisional lainnya yang berasal dari daerah ini, dan salah satunya adalah yang akan kita bahas kali ini, yaitu Celempung.

    Celempung merupakan alat musik tradisional dari Jawa Barat yang asal mula keberadaannya tidak diketahui berasal darimana dan kapan alat musik tersebut diciptakan. Celempung sendiri merupakan alat musik yang terbuat dari hinis bambu yang memanfaatkan gelombang resonansi yang ada dalam ruas batang bambu tersebut. Jika menginginkan suara tinggi, lubang (baham) dibuka lebih besar, sedang untuk suara rendah, lubang ditutup rapat-rapat. Suara Celempung bisa bermacam-macam tergantung kepada kepintaran si pemain musik. Namun sayangnya, untuk saat ini, jenis alat musik ini sudah jarang dimainkan, sebab dalam ensambel yang disebut Celempungan, perannya kini sudah diganti  dengan Kendang. 

    Celempungan sendiri adalah kesenian tradisional Jawa Barat yang merupakan bagian perkembangan dari Celempung. Celempungan merupakan kesenian sekar gending yang terdapat di Kabupaten Subang kampung adat Banceuy, dan tersebar di perkampungan dan tatar Sunda. Celempungan dapat disaksikan dalam acara-acara hajatan seperti pernikahan, khitanan atau pesta kenegaraan serta upacara-upacara lainnya yang dianggap penting. Dalam kesenian, Celempungan mempunyai instumen-nstrumen seperti Kecapi, Rebab, Celempung, dan Gong Buyung.

   Secara istilah, makna Celempung memiliki arti yaitu merupakan sebuah alat bunyi yang diadopsi dari 'Icikibung', yaitu bunyi sebuah permainan tradisional berupa pukulan telapak tangan dan gerak sikut diatas permukaan air, sehingga menimbulkan bunyi-bunyi yang khas. permainan ini biasa dimainkan oleh para wanita (gadis) yang sedang mandi di sungai. Bunyi dari permainan 'Icikibung' itu ditiru dan dipindahkan menjadi waditra yang terbuat dari bambu besar (awi gombong), yang kemudian disebut 'Celempung'.

Munking Hanya itu yang saya tuliskan dan tunggu selengkapnya .........

Page 2

Redaksi Last Updated 2021-12-07T06:47:31Z



NUBANDUNG
— Mendengar karinding, mungkin kebanyakan orang masih cukup asing dengan salah satu alat musik tradisional ini. Karinding merupakan salah satu alat musik tradisional khas Sunda yang terbuat dari bahan bambu atau pelepah kawung.

Menurut sejarah, karinding sudah ada sejak enam abad lalu, alat musik ini juga diperkirakan lebih tua dari alat musik gamelan dan kecapi.

Dilihat dari bentuknya yang kecil dan sederhana, alat musik ini termasuk dalam jenis lamelafon atau idiofon. Seperti alat musik pada umumnya, Kkrinding dapat dimainkan dengan dua jenis nada, yakni melodi dan ritme.

Menurut salah satu penggiat komunitas Barak Karinding, Ahmad Lamhatunnazdori, karinding dikenal sebagai alat untuk mengusir hama.

“Kegunaan awalnya, untuk mengusir hama. Karena pada saat dahulu mayoritas masyarakat adalah petani. Suara dari alat musik ini dapat menghasilkan gelombang suara yang mampu mengusir hama menjauhi ladang,” jelas Ahmad yang akrab disapa Kang Ncek, saat mengisi Seminar Kebudayaan di Universitas Serang Raya belum lama ini.

Selain itu alat musik Karinding juga dapat digunakan untuk memikat pasangan atau lawan jenis.

“Masyarakat jaman dahulu juga sering memainkan alat musik ini pada saat berkunjung ke rumah sang pujaan hati untuk memikat lawan jenisnya,” kata Kang Ncek.

Karinding juga dinilai dapat membuat merinding siapa saja yang mendengarnya dengan hati.

“Bagi siapa saja yang mendengar suara dari Karinding akan dibuat merinding jika didengar menggunakan hati. Untuk itu dalam mempelajari budaya kita harus mempertajam rasa serta memperhalus budi,” tambahnya.

Kang Ncek pun menjelaskan cara menggunakan Karinding tidaklah sulit dan tidak juga mudah.

“Ada beberapa tekniknya, pertama cara memegangnya harus sejajar. Kemudian cara memukulnya dipantulkan menggunakan jari telunjuk.  Dan kemudian diletakan di mulut, posisi jarum tidak boleh menempel pada bibir ataupun gigi. Cara memainkannya pun menggunakan tiga filosifi, yaitu harus yakin, sabar, dan sadar,” jelasnya.

Di samping itu, dalam melestarikan alat musik Karinding, komunitas Barak Karinding atau disingkat Bakkar ini seringkali memberikan edukasi tentang karinding melalui seminar, pertunjukan, hingga pagelaran seni.

Barak Karinding juga membuka ruang bagi siapa saja yang ingin mengenal serta belajar alat musik Karinding.

“Bagi yang ingin belajar alat musik karinding bisa langsung datang ke sanggar kami di Desa Sentul Jaya, Kecamatan Balaraja, Tangerang, Banten,” tutup Kang Ncek. 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA