Bagi umat Islam tempat berlindung nya adalah

"Hasbunallah wa ni'mal wakil (cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar)." (QS Ali Imran [3]: Ayat 173).

Inilah doa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam sesaat sebelum beliau dihempaskan ke dalam api. Seketika itu pula, atas izin Allah Ta'ala, kobaran api itu menjadi dingin bagi Ibrahim . Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Kami berfirman, Hai api menjadi dingin lah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". (QS Al-Anbiya, [21] Ayat 69). (Baca Juga: Perintah Tawakkal dalam Ayat-Ayat Al-Qur'an )

Dai yang juga Founder Daarut Tauhiid KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mengatakan dalam bukunya "Asmaul Husna" bahwa kisah ini memberikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa meyakini sepenuh hati bahwa hanya Allah-lah tempat kita berlindung dan memohon pertolongan. Sebab, Dialah sebaik-baik tempat berlindung. Kisah ini juga mengajarkan bahwa hendaklah kita berpegang teguh hanya kepada-Nya secara total.

"Kita berbuat kebaikan dengan niat lurus sebagai ibadah kepada-Nya. Kita pun meyakini bahwa hanya kepada-Nya kita memasrahkan hasil dari segala ikhtiar yang kita lakukan," kata Aa Gym .

Saudaraku, seberat apapun peristiwa yang menimpa kita, apabila kita meyakini bahwa Allah adalah Al-Waliy; niscaya kita akan bisa menghadapinya dengan baik. Seandainya seluruh jin dan manusia bersekutu untuk mencelakai kita, apabila Allah tidak menghendaki dan memberi pelindungan, niscaya tidak akan terjadi apa-apa terhadap diri kita. Ingatlah selalu akan janji-Nya:

"Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, siapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya." (QS Ath-Thalaq [65]: Ayat 2-3)

Maka, janganlah pesimis saat ditimpa peristiwa yang menyulitkan atau menyakitkan. Sesungguhnya, rasa bingung, takut, menderita itu adalah karena ketidaktahuan kita tentang cara Allah memberikan jalan keluar bagi kita. (Baca Juga: Hakikat Tawakkal dan Doa yang Diajarkan Rasulullah )

Ketika kita ditimpa suatu kepelikan masalah keuangan, sesungguhnya Dia akan mendatang kan rezeki-Nya kepada kita dari jalan dan cara yang tidak kita sangka sebelumnya. Hal ini tentu saja akan terjadi apabila kita menjadi hamba yang bertakwa kepada-Nya, bersungguh-sungguh dalam berusaha dan memasrahkan hasil segala usaha kita hanya kepada-Nya.

Hidup akan selalu dipenuhi suka dan duka, sedih dan gembira, begitu seterusnya silih berganti. Apa yang menjadi masalah bukanlah pergantian siklus tersebut, melainkan cara kita menghadapi atau menyikapinya. Jika kita bisa menyikapinya dengan baik, kehidupan ini akan menjadi kesempatan bagi kita untuk terus memperbaiki diri, menambah wawasan, menambah ilmu , menguatkan keimanan , dan menyongsong kehidupan abadi di akhirat yang dipenuhi kebahagiaan.

"Dengan kata lain, segala persoalan hidup yang kita temui adalah kesempatan emas yang diberikan Allah Ta'ala untuk mengangkat kemuliaan, meninggikan derajat, dan membahagiakan kita," papar Aa Gym. (Baca Juga: Nasihat Indah Aa Gym: Jangan Mempersulit Diri! )

Sumber:


Buku Asmaul Husna karya Aa Gym Jilid 2

ADVERTISEMENT

Doa Berlindung di Tempat Setan (Ilustrasi freepik.com)

Doa Berlindung di Tempat Setan ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم (كان إذا أراد أن يدخل الخلاء قال : اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ) رواه البخاري

Dari sahabat Anas RA berkata: adalah Nabi SAW jika hendak masuk khalaa’ ia berdoa: “Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki maupun setan perempuan.” [HR al-Bukhari)

Al Khalaa dimaknai makaanun mu’addinun liqadlaa il haajjah ai kaniif yakni tempat yang disediakan untuk buang hajat yakni jamban atau kakus atau WC atau toilet.

Al khalaa juga berasal dari kata khalaa yang berarti faragha yakni kosong atau sepi. Maka al khalaa merupakan tempat khusus dalam rangka membuang kotoran manusia yang terkategori najis. Di situ banyak terdapat iblis atau setan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa iblis ingin memiliki tempat tinggal, seperti Adam As yang tinggal di bumi. “Ya Allah, Adam dan keturunannya Engkau beri tempat tinggal di bumi, maka berilah pula aku tempat tinggal,’’ kata iblis.

Allah SWT berfirman: ‘‘Tempat tinggalmu adalah WC (kamar mandi atau jamban).’’ (HR al-Bukhari).

Detailnya Ajaran Islam

Setiap manusia senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan jasamani atau badannya dengan mengkonsumsi makanan  dan minuman. Baik berupa makanan pokok maupun makanan tambahan lainnya.

Dalam hal ini al-Islam mengajarkan supaya kita jangan israf atau berlebihan, karena dampak dari berlebihan pasti tidak baik bagi tubuh itu sendiri. Dan ternyata memang benar, bahwa sumber penyakit jasmani terutama adalah karena pola makan kita yang tidak semestinya. Terbukti pula ketika kita sakit, maka ada larangan dari dokter untuk kita makan makanan tertentu.

Begitu detailnya syariat Islam ini, sehingga dengan urusan perut dan apa yang dibuang berupa kotorannya pun diatur sedemikian rupa. Inilah sebagai bukti tentang syumuliyatul Islam atau kesempurnaan konsepsi al islam itu.

Dan tentu tidak ada agama yang sedetail ad-Dinul Islam ini. Tidak mungkin seorang Muhammad SAW mampu membuat konsepsi yang begitu sempurna bagi kehidupan umat manusia, kecuali pasti dalam bimbingan dari Sang Penguasa dan Pencipta Alam Raya ini.

Urusan Kotoran pun Diatur Islam

Mengapa urusan kotoran ini juga diurus sedemikian rupa. Tiada lain karena hal ini juga berkenaan dengan thaharah atau kesucian. Islam sangat memperhatikan dan sekaligus memberikan penekanan terhadap persoalan yang kelihatan sepele ini.

Tiada boleh buang air atau kotoran seenak kita, tempatnya haruslah telah disediakan sedemikian rupa. Begitulah integrasi sistem aturan dalam Islam ini antara satu dengan lainnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Maka sudah seharusnya kita bersyukur atas nikmat konsepsi ini. Bersyukur dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Hadits dia atas memberikan adab atau etika ketika kita hendak masuk toilet. Yaitu kita dianjurkan untuk berdoa sebagaimana teks di atas. Semua itu dalam rangka agar kita dilindungi di tempat yang seperti itu dari godaan atau tipuan setan.

Kita tahu bahwa setan merupakan makhluk dari golongan jin. Dan tentu di mana-mana setan selalu ada dan banyak sekali. Setan merupakan anak keturunan iblis yang terlaknat karena kesombongannya untuk tidak taat kepada perintah Allah SWT. Maka atas dasar itu selanjutnya setan ini menjadi musuh yang nyata bagi bani Adam AS.

Setan Manusia

Tetapi bagi manusia yang juga mangikuti jejak setan, maka iapun akan menjadi setan pula. Sehingga setan merupakan bentuk kata sifat yang menyebkan pelakunya keluar dari rel kebenaran. Maka siapapun dan apapun, jika telah memiliki karakteristik tersebut maka ia adalah setan. Sehingga sungguh setan bergentayangan di sekitar kita. Bisa berupa acara-acara televisi, tontonan yang memabukkan dan semua yang berlandaskan alasan hiburan dan hiburan.

Termasuk jebakan sistematis lewat dunia pendidikan yang sekuleris, seringkali tidak mengantarkan anak didiknya berjalan menempuh menuju tuhannya. Dan ternyata di sini pun ada setan. 

Karena setan itu musuh, maka mewaspadai terhadap berbagai macam bentuk tipuan dan gangguannya merupakan keniscayaan. Dan tidak ada lain bagi kita kaum Muslimin, bahwa perlindungan itu datangnya dari Allah SWT.

Selama kita selalu bersandar yakni selalu berdzikir kepada Allah pastilah secara otomatis kita akan senantiasa mendapatkan perlindunganNya. Untuk itulah beberapa bacaan atau doa diajarkan kepada kita guna mengantisipasi hal tersebut.

يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٖ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ٣٦

Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Fushshilat 36).

Etika ke Toilet

Etika ketika buang air besar dan air kecil di toilet. Pertama, masuk dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan. Kedua, berdoa seperti di atas, sebelum masuk. Ketiga, dilarang berkata-kata termasuk menjawab salam atau adzan.

Adab atau etika ini dalam rangka menjaga kondisi diri kita supaya tetap dalam naungan lindungan-Nya. Karena setan begitu lihai dan licinnya. Kakek moyang kita saja Nabiyullah Adam as digelincirkan oleh iblis kakek moyangnya setan. Apalagi kita manusia biasa, begitu mudahnya digelincirkan olehnya jika kita tidak mewaspadainya.

Di mana-mana banyak setan, berhati-hatilah! Jangan sampai kita juga menjadi setan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tulisan ini adalah versi online Buletin Umat Hanif edisi 38 Tahun ke-XXIV, 8 Mei 2020/15 Ramadhan 1441 H. Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan moblitas fisik.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA