Bagaimana pola makanan yang kita lakukan pada saat memasuki masa pubertas

PERTUMBUHAN yang cepat di masa remaja membuat kebutuhan kalori ikut meningkat. Itu sebabnya, mereka jadi lebih doyan makan. Tak perlu khawatir bila anak remaja Anda banyak makan, asalkan diimbangi beragam aktivitas supaya tak kegemukan.

Jangan pusing melihat pola makan anak remaja Anda. Dalam sehari mereka bisa menyantap makanan berat 4-5 kali. Perilaku ini kadang-kadang membuat orangtua bingung. Khawatir anak-anaknya menjadi gemuk!

Memang, kebutuhan makan remaja berbeda dibandingkan saat mereka masih kanak-kanak. Pertumbuhan yang begitu pesat di masa remaja membuat kebutuhan kalori ikut meningkat, terutama pada remaja pria.

Kebutuhan kalori remaja putra lebih banyak ketimbang remaja putri. Ini karena saat memasuki masa pubertas, mereka memerlukan lebih banyak kalori untuk penambahan tinggi badan dan otot.

Dalam buku Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, Dr. I Kompiang Gede Suandi, Sp.A, menyebutkan kalau kebutuhan zat gizi remaja mencapai puncaknya terutama saat kejar tumbuh telah optimal. Namun, pada remaja dengan penyakit kronis atau kecacatan, kebutuhan nutrisinya akan lebih tinggi lagi.

Menurut staf pengajar di bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK Universitas Udayana, RS Sakit Sanglah Denpasar ini, keperluan nutrisi yang lebih tinggi diperlukan untuk menjaga keadaan medisnya maupun selama dalam masa pengobatan. Remaja dengan penyakit radang usus kronis dan fibrosis kistik misalnya, membutuhkan energi 30-50 persen lebih tinggi daripada yang ditetapkan RDA guna mencapai pertumbuhan yang adekuat.

Kebutuhan energi juga meningkat pada keadaan malabsorpsi, panas, infeksi, dan radang. Contohnya saja, peningkatan suhu 1 derajat Celsius lebih tinggi dari normal, memerlukan peningkatan metabolisme basal rata-rata 13 persen.

Lima Kali Sehari
Dalam kondisi sehat, asupan kalori pada remaja putra memang lebih banyak dibandingkan remaja wanita. Prof. DR. Hardinsyah, MS, menyebutkan bahwa setidaknya asupan kalori mereka 20-25 persen lebih tinggi ketimbang remaja wanita. Remaja pria rata-rata memerlukan asupan kalori 1.600-2.400 kalori sedangkan remaja wanita 1.600-2.000 kalori.

Dengan kebutuhan kalori yang sedemikian banyak, tak heran remaja putra menjadi doyan makan. Menurut ahli gizi dari IPB ini, sah-sah saja remaja putra makan 4-5 kali sehari.

“Asalkan jumlahnya memang tidak berlebihan. Tak kalah penting, mereka sebaiknya berhenti makan sebelum kenyang. Jangan lupa, lakukan aktivitas fisik yang beragam,” kata Prof. Hardin.
Selain karena kebutuhan kalorinya cukup tinggi, remaja pria pun umumnya lebih aktif. Banyak aktivitas fisik yang dilakukan seperti olahraga. Itu mengakibatkan asupan mereka pun ikut bertambah.

Bagaimana pola makanan yang kita lakukan pada saat memasuki masa pubertas
Bagaimana pola makanan yang kita lakukan pada saat memasuki masa pubertas

Pada masa remaja, sebagian besar anak memiliki pola makan yang tidak seimbang karena sering mengonsumsi jajanan dan camilan rendah gizi. Padahal, pola makan sehat tidak hanya untuk anak-anak dan orang dewasa, tetapi juga penting untuk perkembangan remaja. Berikut panduan pola makan sehat untuk remaja yang bisa orangtua coba.

Sebelum menjalani rangkaian pola makan sehat untuk anak remaja, ibu perlu tahu berbagai kandungan gizi yang ia butuhkan.

Ibu bisa memberikan menu makanan yang bervariasi dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi anak.

Mengutip dari John Hopkins Medicine, berikut beberapa rangkaian pola makan sehat untuk remaja yang bisa ibu ikuti.

  • Makan tiga kali sehari, termasuk camilan sehat seperti buah.
  • Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur.
  • Minum air putih sekitar 1850-2300 liter per hari.
  • Perbanyak konsumsi ikan dan ayam.

Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan tahun 2014 tentang Gizi Seimbang, ibu bisa membuat menu makanan dengan lima kelompok pangan setiap kali makan.

Bagaimana pola makanan yang kita lakukan pada saat memasuki masa pubertas
Sumber: Kementerian Kesehatan

Makanan pokok yang bisa ibu berikan untuk memenuhi pola makan sehat remaja seperti,:

  • nasi,
  • kentang,
  • singkong,
  • ubi,
  • mie,
  • talas,
  • sagu, dan
  • sukun.

Sementara itu, lauk pauk yang bisa ibu berikan sebagai makanan sehat untuk anak remaja yaitu:

  • telur,
  • daging,
  • ayam,
  • ikan,
  • udang,
  • tahu, dan
  • tempe.

Untuk sayuran, ibu bisa berkreasi dengan berbagai macam jenis, misalnya:

  • sayur bayam dengan jagung,
  • sop isi sosis dan bakso, atau
  • kangkung dan ikan asin.

Ibu bisa menyesuaikan menu dengan kesukaan anak. Kalau anak terlihat bosan, ibu bisa mengubah menu. Sebagai contoh, ayam yang sebelumnya ibu olah menjadi semur, bisa diubah dengan sop ayam.

Tips memperbaiki pola makan remaja agar lebih sehat

Tentu bukan hal mudah untuk mengubah pola makan remaja agar lebih menyehatkan.

Namun, ada beberapa cara dan tips yang bisa ibu lakukan untuk memperbaiki pola makan remaja agar lebih sehat, mengutip dari Mount Sinai Adolescent Health Center.

Biasakan tidak melewatkan sarapan

Walau ibu atau anak terlambat bangun, tetap biasakan untuk tidak melewatkan sarapan. Pasalnya, sarapan berperan penting dalam meningkatkan metabolisme tubuh.

Selain itu, sarapan juga memiliki manfaat seperti:

  • memberi lebih banyak energi,
  • membantu anak lebih fokus saat sekolah, dan
  • mengurangi keinginan makanan manis.

Ibu bisa menyiapkan sarapan yang mudah, kaya gizi, dan sesuai dengan pola makan sehat remaja. Sebagai contoh, roti isi, susu, telur dadar, atau oatmeal yang bisa ibu campurkan dengan buah pisang.

Selain itu, ibu juga bisa mencoba makanan sehat cepat saji yang berbeda seperti sarapan sereal gandum, muesli, roti gandum, muffin gandum, buah, yoghurt, atau pasta.

Kurangi minuman mengandung gula

Anak-anak dan remaja menyukai makanan dan minuman manis, mulai dari jus, kopi susu, sampai boba yang sedang kekinian.

Namun, untuk mendapatkan pola makan yang menyehatkan, sebaiknya ibu mengurangi konsumsi yang manis-manis untuk anak.

American Heart Association (AHA) merekomendasikan asupan gula untuk anak usia 2-18 tahun adalah tidak lebih dari 6 sendok teh atau 100 kalori dalam sehari.

Rekomendasi tersebut tidak termasuk gula alami dalam susu, buah, dan sayur.

Gula membuat tubuh anak tidak mudah kenyang dan selalu ingin makan. Selain memicu obesitas pada anak, gula juga bisa menjadi penyebab karies pada gigi.

Banyak makan buah dan sayur

Anak remaja biasanya mendapatkan protein dan karbohidrat yang cukup, tetapi kekurangan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran.

Sebagian anak-anak dan remaja mungkin susah makan sayur. Banyak anak merasa sayur bukan makanan yang menyenangkan dan terkesan monoton.

Namun, untuk menjalani pola makan yang sehat bagi remaja, ibu tetap perlu menyajikan buah dan sayur untuk anak setidaknya satu porsi setiap hari.

Ibu bisa mulai dengan menyiapkan buah-buahan segar yang berair, seperti semangka, melon, anggur, atau stroberi.

Untuk sayuran, ibu bisa membuatkan anak sayur sop dengan isian wortel, buncis, dan sosis. Keduanya memiliki rasa yang manis dan anak sukai.

Kurangi makanan cepat saji

Sebagian remaja mungkin lebih sering makan makanan cepat saji, seperti ayam goreng, minuman bersoda, dan keripik kentang.

Bila ingin menjalani pola makan yang menyehatkan, sebaiknya kurangi intensitas mengonsumsi makanan tersebut.

Pasalnya, makanan cepat saji mengandung:

  • kadar lemak tinggi terutama lemak jenuh,
  • garam dan gula tinggi,
  • rendah serat,
  • kurang kalsium dan zat besi, serta
  • kalori tinggi.

Pola makan yang buruk dapat menyebabkan kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi pada remaja, sembelit, kelelahan dan anak susah konsentrasi.

Memang sulit untuk menjalani pola makan yang lebih sehat, tetapi ibu bisa mengajak anak untuk mengurangi asupan makanan rendah gizi.

Makanan sehat tidak selalu mahal, ibu bisa membuat menu makanan sederhana yang bergizi.

Ambil contoh, memakai bahan tahu dan tempe yang bisa ibu kreasikan menjadi semur dengan bumbu kecap yang manis.

Sebagai orangtua, pastikan pola makan remaja Anda terpenuhi dengan baik setiap harinya agar anak tetap sehat dan aktif sepanjang hari.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.