Bagaimana pengaruh suhu lingkungan terhadap jumlah urine yang dikeluarkan oleh tubuh

7 faktor memengaruhi produksi urine – Kembali pada kesempatan ini akan dimuat artikel pendidikan menyangkut sistem ekskresi pada manusia. Seperti yang pernah dikemukakan, urine (air seni) merupakan hasil proses penyaringan darah oleh ginjal dalam bentuk cairan seperti; air, garam mineral, pigmen empedu, urea, dan ureat.


Bagaimana pengaruh suhu lingkungan terhadap jumlah urine yang dikeluarkan oleh tubuh

                           

Produksi urine yang dihasilkan oleh tubuh manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Namun demikian secara umum ada 7 faktor yang dapat menentukan banyak atau sedikit urine yang dikeluarkan dari tubuh.

a.Hormon Antidiuretik (ADH)

Hormon ADH menjadi faktor internal utama yang berperan dalam menentukan jumlah pengeluaran urine yang dikeluarkan tubuh. 

Jika darah yang akan disaring banyak mengandung air,  maka hormon ADH yang disekresekikan ke dalam ginjal semakin sedikit, penyerapan air akan sedikit pula. Akibatnya produksi urine yang terbentuk menjadi banyak dan cepat memenuhi kantong kemih.

Penyakit kencing manis (diabetes) disebabkan oleh kekurangan hormon insulin dalam darah. Kadar hormon insulin yang rendah menyebabkan produksi urine meningkat sehingga penderita  sering mengeluarkan urine.

c.Kondisi psikologis (gejolak emosi dan stress)

Tekanan darah akan meningkat bila seorang sedang mengalami gejolak emosi yang tinggi. Hal ini menyebabkan darah lebih banyak untuk segera disaring. 

Begitu pula gangguan psikologis stress yang berpengaruh terhadap kontraksi dan tekanan pada katup kantung kemih. Ini akan mendorong orang untuk buang air kecil lebih sering.

Saat cuaca dingin orang lebih sering untuk ingin mengeluarkan urine. Hal ini disebabkan oleh air yang terdapat dalam darah lebih banyak menuju ginjal sehingga produksi urine lebih banyak. 

Baca: Mengapa Sering Ingin Buang Air kecil?

Orang yang banyak mengkonsumsi garam lebih banyak mengeluarkan urine dari tubuh. Kadar garam yang tinggi dalam darah menyebabkan ginjal memproduksi garam mineral yang lebih banyak sehingga produksi urine meningkat.

f.Jumlah air yang diminum

Orang yang banyak minum akan menyebabkan urine yang dikeluarkan lebih banyak dari dalam tubuh. Ini disebabkan oleh sedikitnya air yang meresap ke dalam darah sehingga lebih banyak diekskresikan melalui kantong kemih.


g.Konsumsi alkohol dan kafein

Salah satu kebiasaan yang salah dan dapat memperbanyak urine yang dikeluarkan tubuh adalah mengkonsumsi alkohol dan kafein. Bahan ini dapat menghambat pembentukan hormone ADH dalam tubuh.

Demikian 7 faktor yang memengaruhi produksi urine di dalam tubuh manusia. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan inspirasi buat kita semua. Terima kasih.***

Suhu merupakan salah satu faktor yang terdapat dalam lingkungan sekitar kita dan dapat memengaruhi iklim kerja manusia, tetapi dengan kemajuan teknologi masa kini masalah suhu dapat dikendalikan sesuai kebutuhan manusia. Jika kita memperhatikan ruang pertemuan umum, ruang perkantoran, ruang kerja industri, ruang perkuliahan, kamar hotel, dan sejenisnya, semuanya diperlengkapi dengan fasilitas AC yang suhunya dapat diatur sedemikian rupa sehingga nyaman dirasakan oleh tubuh. Suhu dalam ruang harus sesuai Standar Baku Mutu yang diperkenan, yaitu antara 18 – 28 oC (MENKES RI NO. 1405/MENKE/SK/XI/2002).Untuk memberikan definisi yang tepat mengenai suhu, maka perlu dilihat terpisah dengan hasil penginderaan manusia yang bersifat subyektif. Suhu merupakan ukuran relative dari kondisi termal yang dimiliki oleh suatu benda yang nilai besarannya dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur thermometer. Suhu lingkungan sekitar yang terasa nyaman oleh tubuh/badan manusia berada pada 26 – 27 oC. Jika suhu lingkungan sekitar kita meningkat, maka tubuh/badan manusia terasa panas, sementara tubuh/badan manusia selalu menghasilkan panas sebagai akibat dari proses pembakaran zat makanan dengan oksigen (metabolisme). Apabila proses pengeluaran panas tubuh/badan terganggu, maka suhu tubuh/badan akan meningkat. Lingkungan kerja dengan tubuh selalu terjadi pertukaran panas, proses pertukaran (perpindahan) panas ini tergantung dari suhu lingkungan (iklim kerja). Mekanisme pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan dapat terjadi melalui konduksi, konveksi, evaporasi, dan radiasi. Cara konveksi dan evaporasi memegang peranan paling utama dalam pengeluaran panas tubuh. Reaksi tubuh sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Jika suhu tubuh lebih rendah dari 25 oC atau lebih tinggi dari 55 oC, orang akan mati. Karena itu dalam tubuh manusia ada organ tubuh tertentu yang bertugas mempertahankan suhu tubuh, yaitu hyporthalamus. Kalau suhu lingkungan meningkat, hypothalamus akan merangsang pembesaran pori-pori kulit, percepatan peredaran darah, pengeluaran keringat, dan reaksi-reaksi tubuh lainnya yang bertujuan untuk mengurangi panas tubuh yang berlebihan. Suhu tubuh manusia normal antara 36 – 37 o C, 38 oC sub febril, 39 oC febril dan 40 oC keatas kritis. Suhu dalam tubuh/badan yang sehat berada di sekitar 37 oC. Suhu diluar badan dapat tinggi dan rendah, jika suhu luar tubuh/badan berada pada 27 – 27 oC, maka tubuh/badan merasa nyaman karena pengendali panas tidak terganggu. Jika suhu diluar tubuh/badan naik, maka pengendali panas tubuh/badan terganggu dan mencoba mendinginkannya dengan jalan berkeringat. Tetapi kalau kenaikan suhu di luar badan mencapai 10 – 15 oC, maka pendinginan dengan berkeringat tidak akan mencukupi sehingga suhu inti di sekitar 38 oC. Jika suhu tubuh turun dibawah 35 oC atau meningkat sampai 40,6 oC, maka beberapa reaksi kimia dan aktivitas enzim dalam tubuh akan terganggu, jika suhu tubuh menurun sampai dibawah 27 oC atau meningkat diatas 42 oC, maka sel tubuh akan mati atau terjadi kematian tubuh (manusia). Oleh karena itu suhu lingkungan sekitar 26 – 27 oC adalah suhu yang nyaman dapat dipertahankan, karena suhu sebesar itu dianggap normal untuk berintraksi dengan tubuh manusia, makih tinggi suhu lingkungan sekitar kita, makin besar pula pengaruhnya terhadap perubahan suhu pada tubuh manusiaDAMPAK SUHU TERHADAP TUBUH MANUSIA. Suhu dapat berpengaruh positip ataupun negative terhadap kehidupan manusia. Apabila suhu lingkungan kita meningkat atau menurun dari kondisi normal, maka akan berpengaruh terhadap meningkat atau menurunnya suhu tubuh/badan manusia yang bisa berakibat buruk jika tidak  dilakukan pengendalian untuk menurunkan atau menaikkan sampai pada batas yang diperkenankan, walaupun dalam tubuh manusia terdapat organ hypothalamus yang berfungsi untuk memelihara dan mempertahankan suhu tubuh normal. Apabila upaya reaksi tubuh gagal daalam mempertahankan suhu tubuh normal, maka kemungkinan seseorang akan terjadi hal-hal sebagai berikut:-    Heat Exhaustion, yaitu tubuh akan mengalami kelelehan yang sangat kuat akibat panas dengan disertai rasa mual, ingin muntah, sakit kepala, dan rasa gelisah-    Heat Stroke, yaitu akan mengingau (delirium), mengalami koma (tidak sadar diri), dan akhirnya dapat meninggal dunia karena otak terserang panas yang berlebihan-    Heat Aesthernia, yaiu timbul perasaan jenuh, sakit kepala, gelisah, mudah tersinggung, nafsu makan menjadi berkurang, dan susah untuk tidur (insomnia) dengan penyebab yang kurang jelas-    Serangan jantung, karena jantung bekerja terlalu kuat dan terlalu cepat dalam mengedarkan darah ke seluruh tubuh untuk menurunkan suhu tubuh yang panas agar menjadi normalJika kenaikan suhu sampai batas tertentu menimbulkan arousal yang merangsang prestasi, tetapi setelah melewati ambang batas tertentu, kenaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang mengakibatkan terganggunya pula prestasi kerja. Suhu lingkungan sekitar kita yang terlalu tinggi menyebabkan meningkatnya beban psikis (stress) sehingga akhirnya akan menurunkan attention. Dilingkungan ruang pertemuan umum, ruang perkantoran, ruang kerja industri, ruang perkuliahan, kamar hotel, dan sejenisnya, efek suhu yang tinggi biasanya menimbulkan kejenuhan, kelelahan otot-otot, dan berkurangnya konsentrasi.DAFTAR RUJUKAN:Gabriel. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: HipokratesLakitan. 2002. Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta: PT.RajaGrafindoKepmenkes RI. 2002. No. 1405/MENKES/SK/XI/2002. Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja, Perkantoran dan Industri. Jakarta: MenkesSantoso. 2004. Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi JakartaSarwono. 1995. Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT.Rineka

Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju

Bagaimana pengaruh suhu lingkungan terhadap jumlah urine yang dikeluarkan oleh tubuh

Mengapa ketika suhu lingkungan dingin kita sering buang air kecil, sedangkan apabila suhu yang panas kita jarang buang air kecil tetapi banyak keringat? Dan mengapa ketika kita minum air banyak maka urine kita juga menjadi banyak? Sedangkan, disisi lain mengapa ada orang yang mempunyai kebiasaan beser (buang air kecil secara terus- menerus)?

Bagaimana pengaruh suhu lingkungan terhadap jumlah urine yang dikeluarkan oleh tubuh

Jumlah urin yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda dan tidak merata sepanjang hari. Hal ini disebakan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.

  1. Jumlah air yang diminum, banyaknya air minum yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menurunkan kadar protein dalam darah yang berdampak pada penurunan tekanan koloid protein sehingga tekanan filtrasi menjadi kurang efektif, akibatnya banyak air yang terbuang melalui urine.
  2. Suhu lingkungan, suhu lingkungan yang rendah akan mempengaruhi saraf renalis sehingga memacu penyempitan arteriol aferen, tekanan darah, dan aliran darah menuju ke glomerulus sehingga menyebabkan filtrasi kurang efektif, akibatnya urine banyak mengandung air dan cepat memenuhi kantong kemih sehingga kita sering buang air kecil.
  3. Kadar garam di dalam darah, kadar garam di dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan tekanan osmotiknya menjadi tinggi. Pengeluaran kadar garam yang berlebihan dari dalam darah akan diikuti pengeluaran air yang menyebabkan fitrasi menjadi kurang efektif sehingga urine banyak mengandung air.
  4. Hormon antidiuretik (ADH), hormon ADH berpengaruh terhadap proses reabsorbsi air di dalam tubulus, di mana bila konsentrasi hormon ADH yang disekresikan oleh hipofisis dalam darah tinggi maka reabsorbsi air dalam tubulus meningkat sehingga jumlah urine menurun. Dan apabila konsentrasi hormon ADH menurun di dalam darah akan menstimulasi penurunan reabsorbsi air dalam tubulus sehingga urinenya menjadi banyak. Seseorang yang kekurangan hormon ADH dapat menyebabkan urine menjadi banyak dan sering buang air kecil (beser) atau disebut dengab diabetes insipidus.
  5. Hormon insulin, kekurangan hormon insulin pada seseorang akan menyebabkan Diabetes melitus. Penderita Diabetes melitus mempunyai kandungan glukosa dalam darah yang tinggi sehingga pada proses fitrasi banyak glukosa yang tidak tersaring, Akibatnya, banyak glukosa yang ikut keluar bersama urine. Pengeluaran glukosa juga diikuti dengan pengeluaran urine sehingga volume urine meningkat, akibatnya kadang-kadang terkesan beser.
  6. Alkohol dan kafein, kedua zat tersebut dapat menghambat pembentukan hormon ADH sehingga dapat meningkatkan produksi urin.
  7. Stress, seseorang yang mengalami stress pada umumnya tekanan darahnya meningkat sehingga menyebabkan banyak darah yang menuju ginjal. Di samping itu, ketika seseorang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan mudah berkontraksi yang dapat menyebabkan hasrat ingin buang air kecil.

Baca juga :  Struktur, Anatomi, Fungsi dan Rumus Gigi Manusia