Bagaimana pembagian keanekaragaman fauna di Indonesia berdasarkan garis weber dan Wallace?

Secara geologis Indonesia merupakan pertemuan dua lempengan kulit bumi yaitu 

(1) Lempengan Sunda yang meliputi Semenanjung Asia Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Palawan di Filipina dan laut dangkal antara daratan Asia dan bagian barat Kepulauan Indonesia; 

(2) Lempengan Sahul meliputi Papua dan Australia, sekarang dipisahkan oleh Laut Arafura yang dangkal.

 Keterkaitan geologi pada masa dulu menghasilkan suatu keanekaragaman kehidupan tetumbuhan dan hewan campuran yang kaya dan secara biografis paling rumit di dunia.

Pada Zaman Es terakhir, sebelum tahun 10.000 SM (Sebelum Masehi), pada bagian barat Indonesia terdapat Dangkalan Sunda yang terhubung ke Benua Asia dan memungkinkan flora dan fauna Asia berpindah ke bagian barat Indonesia. Di bagian timur Indonesia, terdapat Dangkalan Sahul yang terhubung ke Benua Australia dan memungkinkan flora dan fauna Australia berpindah ke bagian timur Indonesia. Pada bagian tengah terdapat pulau-pulau yang terpisah dari kedua benua tersebut. Oleh karena hal tersebut, maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yaitu Indonesia bagian barat, tengah (peralihan), dan timur (Australis).

Bagaimana pembagian keanekaragaman fauna di Indonesia berdasarkan garis weber dan Wallace?

Gambar  Pembagian Flora dan Fauna Indonesia

Sumber: Jazanul Anwar, Ekologi Ekosistem Sumatera, 1984. 

Pembagian wilayah persebaran fauna digambarkan dengan garis Wallacea dan garis Webber sebagai berikut.

Bagaimana pembagian keanekaragaman fauna di Indonesia berdasarkan garis weber dan Wallace?


Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan

Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan.

Gambar. Persebaran Flora dan Fauna Indonesia Berdasarkan Garis Weber dan Wallace

dengan fauna yang sama dengan Benua Asia. Berdasarkan kehidupan fauna maka sebenarnya pulau Bali masih termasuk Kepulauan Sunda Besar karena garis Wallace dari Selat Makassar di utara  melintasi Selat Lombok ke selatan, memisahkan  Pulau  Bali  dengan gugusan Kepulauan Sunda Kecil lainnya di Zaman Es. Berikut beberapa fauna Indonesia bagian barat (Asiatis). 

  • Harimau (Panthera tigris)
  • Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
  • Bekantan  (Nasalis larvatus)
  • Orang utan  (Pongo phygmaeus)
  • Gajah Sumatera

dengan fauna endemik/hanya terdapat pada daerah tersebut. Daratan Indonesia Bagian Timur d fauna yang sama dengan benua Australia.

Ketiga bagian daratan tersebut dipisahkan oleh garis maya/imajiner yang dikenal sebagai Garis Wallace dan Weber yaitu garis maya yang memisahkan 

Daratan Indonesia Barat dengan daerah Wallacea (Indonesia Tengah), dan Garis Lyedekker yaitu garis maya yang memisahkan daerah Wallacea (Indonesia Tengah) dengan daerah IndonesiaTimur.

Berikut fauna yang terdapat di Indonesia Bagian Tengah/peralihan

  • Komodo  (Varanus komodosiensis)
  • Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
  • anoa  (Bubalus depressicornis)
  • Babi Rusa (Babyrousa babirussa)

Fauna Papua  merupakan  campuran antara dua daerah zoogeography, yaitu daerah Oriental dan Australia. Termasuk daerah Oriental yang lain ialah Arab, Persia, India, dan Asia. Garis Wallace pada peta menunjukkan garis zoogeography yang ditarik sepanjang perbatasan timur dari Dangkalan Sunda, menunjukkan batas paling barat dari agihan mamalia asal Australia, yaitu binatang berkantung (Marsupialia). 

Garis itu menunjukkan sejauh mana binatang dari daerah Asia dapat berkelana dan menyebar melalui daratan dalam kala  Pleistosin, ketika laut masih rendah permukaannya, atau ketika Kepulauan Indonesia masih bersatu dengan daratan Asia. Garis Lydekker yang ditarik sepanjang perbatasan barat dari Dangkalan Sahul, menunjukkan batas paling timur bagi agihan sebagian besar spesies binatang Asia. Garis Weber diciptakan dengan maksud untuk menjadi keseimbangan,  timurnya unsur fauna daerah Australia yang paling banyak, sedangkan di sebelah baratnya unsur fauna daerah Asia yang paling serasi. Daerah antara garis Wallace dan Lydekker mengandung campuran antara bentuk fauna Asia dan Australia, dan dikenal sebagai daerah Wallace, menurut nama penjelajah alam Alfred Russel Wallace. 

Semua pulau dari daerah Wallace ini  (Filipina, Sulawesi, Maluku,  Timor  dan  Nusa  Tenggara)  diduga  dahulu merupakan bagian dari sebuah lempengan Oseanik (yaitu lempengan Sunda maupun Sahul) dan timbul karena letusan volkanisme. Pulau-pulau itu merupakan bagian kerak bumi yang oleh para ahli disebut sebagai Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire). Penelitian terakhir ada yang menyanggah konsep zoogeography bahwa Papua merupakan bagian dari Australia (Walker dan Taylor, 1972; Grassit, Axelrad dan Raven, 1982, dalam Biological Diversification in Tropics 1982. Menurut mereka Selat Torres dulu merupakan jembatan sekaligus sebagai penghalang bagi agihan binatang Australia ke Papua. Mereka berpendapat bahwa kebanyakan flora dan fauna iklim memegang peranan penting daripada hubungan daratan dalam menentu -kan masuknya jenis binatang ke Papua

Menurut Walker dan Taylor (1972), dalam Biological Diversification in Tropics

1982 pendatang baru dari Australia itu sangat terbatas, sebagian besar terdiri atas jenis Monotremata (binatang berparuh bebek), binatang berkantung, burung, reptil dan amfibi. Menurut Gressit (1982) dalam Biological Diversification in Tropics 1982 fauna Papua khususnya serangga berasal dari Asia dan lebih dari separuh fauna.

Mamalia di Papua berupa binatang pengerat dan kelelawar berasal dari Asia Tenggara. Hampir dua pertiga amphibi Papua mungkin berasal dari Asia atau dari daerah Wallace (Zweifel dan Taylor, 1982, dalam Biological Diversification in Tropics 1982) Mac Kinnon pernah menghitung fauna mamalia Papua yang banyak persamaannya dengan daerah lain dan menunjukkan : 10% ada persamaan dengan mamalia Sumatera, 10% sama dengan Jawa, 11% sama dengan Kalimantan, 18% sama dengan Sulawesi, 22% sama dengan Nusa Tenggara, 54% sama dengan Maluku. Dari 154 spesies mamalia Provinsi Papua, 93% spesies di antaranya ternyata endemis. Tidak ada pulau lain di Indonesia yang menunjukkan keistimewaan seperti itu. Papua memiliki 124 marga  flora  dan  290  jenis  burung, daerah  Wallace  270  burung  endemis, sementara di Kalimantan hanya 59 marga flora endemis.

Berikut beberapa fauna wilayah Indonesia Bagian Timur (Peralihan-Australis)

  • Burung Kasuari (Casuarius casuarius)
  • Burung Cenderawasih (Paradisaea rudolphi)
  • kangguru/ hewan berkantung(Marsupialia)
  • Kakatua (Cacatua moluccensis).

source: modul belajar mandiri pppk ips Geografi, Pembelajaran 1. Letak Indonesia Pengaruhnya Terhadap Potensi Sumberdaya Alam, kemdikbud

Bagikan Artikel

Garis Wallace dan Weber – Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah di permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu. Didalamnya terdapat banyak garis, warna dan simbol yang berguna untuk menerangkan keadaan dunia sebenarnya.

Garis pada peta digunakan untuk menerangkan perbatasan suatu daerah. Warna biasanya menerangkan tinggi rendahnya suatu lokasi. Sedangkan simbol merupakan penanda ibukota, kota dan beberapa keterangan lainnya.

Kita bisa menemukan lebih banyak simbol pada peta tematik. Contohnya peta tematik yang menginformasikan persebaran hewan biasanya terdapat simbol hewan yang menyatakan persebaran hewan di daerah tersebut.

Selain simbol, peta tematik persebaran hewan juga terdapat garis Wallace dan Weber. Apakah Garis Wallace dan Garis Weber? Berikut penjelasan lengkap mengenai kedua garis tersebut.

Pengertian Garis Wallace & Weber

Garis Wallace dan Weber merupakan dua garis khayal yang digambarkan dalam peta. Kedua garis tersebut membatasi persebaran fauna di Indonesia dan dibuat pada tahun 1859 oleh seorang naturalis Inggris bernama Alfred Russel Wallace. Pemberian nama Wallace dan Weber dilakukan oleh ahli biologi dari Inggris bernama Thomas Henry Huxley.

Wallace melakukan membagi wilayah Indonesia menjadi 3 wilayah ketika melakukan perjalanan melewati Hindia Timur, sekitar abad kesembilan belas dan melakukan penelitian tentang persebaran flora dan fauna.

Garis Wallace adalah garis pembagi wilayah sebaran flora fauna yang dilakukan berdasarkan adanya perbedaan ciri hewan di bagian timur dan barat Indonesia. Sedangkan Garis Weber juga membagi Indonesia menjadi dua bagian, yakni bagian tengah dan timur.

baca juga:  Hutan Suaka Alam - Pengertian, Ciri, Fungsi & Jenisnya

Gambaran Garis Wallace & Weber

Penggambaran Garis Wallace dan Weber cukup jelas dalam peta. Jalur ini berada di Indonesia di antara pulau Kalimantan dan pulau Sulawesi dan melewati selat Lombok yang berada di antara Bali dan Lombok. Jarak antara Lombok dan Bali cukup dekat yaitu sekitar 35 kilometer atau 22 mil.

Bagaimana pembagian keanekaragaman fauna di Indonesia berdasarkan garis weber dan Wallace?
asiapacific.anu.edu.au

Beberapa jenis hewan dan tumbuhan memiliki aturan persebaran tersendiri. Sebaran beragam jenis burung umumnya sempit dan terisolasi di wilayah tertentu. Alasannya adalah banyak spesies burung yang tidak mampu terbang menyeberangi perairan laut terbuka yang jaraknya dekat sekalipun.

Beberapa mamalia terbang seperti kelelawar distribusi lebih luas karena mampu melewati batas. Namun mamalia darat yang berukuran lebih besar secara umum terbatas berada di salah satu sisi barat atau timur. Beberapa hewan yang masuk pengecualian yaitu kera, babi dan tarsius yang juga tersebar di Sulawesi.

Sebaran kelompok tumbuhan dan hewan polanya cenderung berbeda. Akan tetapi pola secara keseluruhan sebaran hewan dan tumbuhan cukup konsisten sehingga mudah dibedakan.

Penyebaran tumbuhan tidak mengikuti Garis Wallace dan Weber yang sama dengan fauna. Contohnya adalah spesies Australasian Eucalyptus yang kita kenal sebagai tanaman obat dan bisa dikonsumsi seperti permen.

Sejarah Pembagian Wilayah

Sebelum Wallace, beberapa penjelajah juga telah mencatat adanya perbedaan fauna dan flora di wilayah barat dan timur Indonesia. Pada tahun 1521, Ferdinand Magellan dan Antonio Pigafetta mencatat perbedaan kondisi biologi antara Filipina dan Kepulauan Maluku pada sisi yang berlawanan. Selain itu, pengamatan akan perbedaan fauna antara kedua wilayah juga telah dilakukan oleh seorang navigator dari Inggris bernama George Windsor Earl.

Wallace pernah membuat pamflet kondisi geografis yang membedakan Asia Tenggara dan Australia. Pamflet ini diterbitkan pada tahun 1845. Wallace menggambarkan bagaimana pulau-pulau di barat seperti Jawa dan Sumatera terhubung oleh laut-laut dangkal. Beberapa pulau di sisi barat garis memiliki satwa liar yang serupa dengan benua Asia.

Sementara di sisi timur garis atau pulau-pulau di timur, seperti Papua Nugini yang terhubung ke Australia ditandai oleh persebaran beberapa spesies hewan marsupial. Hewan marsupial adalah hewan yang memiliki kantong perut yang biasanya untuk menghangatkan bayi. Contohnya seperti kanguru, koala, wallaby, possum, opossum dan wombat.

Wallace melanjutkan perjalanannya untuk penelitian yang lebih banyak. Dari kawasan itu, Wallace meletakkan garis di sisi timur Bali karena semua pulau di sisi timur Jawa dan Kalimantan memiliki pola hewan yang mirip dari Benua Australia atau Pasifik. Oleh sebab itu, titik itulah tempat yang cocok untuk menajdi garis pemisah.

Selanjutnya seorang ahli biologi dan antropologi dari Inggris yang bernama Thomas Huxley menggunakan istilah Garis Wallace untuk pertama kali dalam makalahnya yang dirilis pada tahun 1868 untuk Zoological Society of London.

Penelitian Wallace di Indonesia mendemonstrasikan teori evolusi pada waktu yang bersamaan dengan Joseph Dalton Hooker dan Asa Grey yang menulis sebuah esai berupa dukungan terhadap hipotesis Darwin.

Pembagian Kawasan Garis Wallace & Weber

Dua garis khayal ini membagi persebaran flora dan fauna menjadi tiga kawasan, yaitu Asia, peralihan dan Australia. Jika digabung, maka urutannya adalah Kawasan Asia – Garis Wallace – Kawasan Peralihan – Garis Weber – Kawasan Australia dan Pasifik.

– Kawasan Asia

Di sisi barat garis Wallace merupakan habitat bagi flora dan fauna yang berhubungan dengan spesies Asia (tipe Asiatis). Salah satu karakteristik hewan Asia adalah mamalia berukuran besar, seperti badak bercula satu, gajah, harimau, beruang madu, orangutan dan bekantan.

Sedangkan contoh flora yang ada di area ini yaitu bunga anggrek, pohon jati, kayu manis, rafflesia arnoldi, kayu kapur, nangka, rotan, pohon meranti, pohon gaharu, pohon kamper, pohon ulin, pohon keruing dan bambu.

– Garis Wallace

Garis ini memisahkan ekozon Asia dan Wallacea. Wallacea adalah zona transisi antara benua Asia dan Australia. Ekozon merupakan sistem pembagian biogeografi dari permukaan daratan di bumi yang dilakukan berdasarkan persebaran hewan-hewan darat.

Jika ditarik garis dari utara, maka Garis Wallace dimulai dari ujung utara Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Lalu terus lurus berjalan ke selatan melalui Selat Makassar kemudian melewati selat yang menghubungkan Pulau Bali dan Lombok.

Kemudian Thomas Huxley menambahkan atau memperbarui Garis Wallace dengan menarik garis lebih ke utara lagi hingga melewati sisi timur Kepulauan Filipina.

– Kawasan Peralihan

Kawasan peralihan juga disebut area Wallacea. Ciri-ciri hewan dan tumbuhan yang ada disini adalah campuran spesies asal Asia dan Australia.

Contohnya adalah babi rusa, kuskus, biawak, anoa, tapir dan komodo. Sedangan contoh floranya adalah pohon cendana, kayu putih dan pohon eboni. Kawasan peralihan ini diakhiri oleh Garis Weber.

– Garis Weber

Garis Weber merupakan garis khayal yang membatasi wilayah sebaran tumbuhan dan satwa antara dataran sahul dan bagian barat Indonesia. Garis ini dimulai dari utara, yakni dari Kepulauan Maluku hingga ke sisi barat paparan sahul. Kemudian dari dangkalan sahul menuju sisi timur Nusa Tenggara Timur.

– Kawasan Australia atau Pasifik

Kawasan Australia atau Pasifik adalah daerah sebaran hewan dan tumbuhan di timur Garis Weber. Persebaran flora dan faunanya memiliki kemiripan dengan flora dan fauna yang ada di Australia. Contohnya adalah cendrawasih, burung kasuari, burung betet, reptil dan beberapa spesies amfibi. Sedangkan contoh tumbuhannya seperti matoa, kayu putih, buah merah dan sagu.