Bagaimana mengatur kecepatan berbicara sesuai kebutuhan

Vokal adalah suara kita saat berbicara. Dalam pidato (public speaking/presentasi), vokal merupakan salah satu unsur penting yang terlibat, selain verbal dan visual.

Teknik vokal (vocal technique) adalah cara mengeluarkan suara saat berbicara. Komunikasi nonverbal, termasuk suara, memiliki pengaruh besar pada sikap pendengar dan penerimaan pesan.

Untuk menjangkau dan memengaruhi audiens, kita harus mengembangkan suara efektif dalam public speaking dan komunikasi verbal pada umumnya.

Suara adalah instrumen untuk membujuk dan memengaruhi audiens. Suara terbaik yang dikeluarkan saat public speaking akan menambah daya pikat dan dampak bagi audiens.

Pengertian Teknik Vokal

Teknik vokal adalah cara memproduksi suara yang baik dan benar sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring.

Cara mengeluarkan suara ini melibatkan sejumlah elemen yang dikenal dengan unsur-unsur teknik vokal. Unsur-unsur inilah yang harus diperhatikan saat melakukan public speaking.

Teknik vokal terutama dikenal di kalangan penyanyi. Namun, public speaking pun memerlukan teknik vokal agar pidato, presentasi, dan kegiatan berbicara di depan umum lainnya berlangsung baik dan memikat.

Unsur-Unsur Teknik Vokal

Berikut ini unsur-unsur teknik vokal dalam public speaking.

1. Pernapasan

Napas atau pernapasan adalah udara yang diisap melalui hidung atau mulut dan dikeluarkan kembali dari paru-paru melalui hidung/mulut juga.

Saat berbicara, udara itu keluar bersamaan dengan keluarnya suara.

Pernapasan harus jauh lebih terkontrol saat berbicara karena ucapan terdiri dari udara yang diembuskan yang mengaktifkan pita suara.

Berbicara atau public speaking membutuhkan pernapasan yang lebih dalam daripada pernapasan dalam obrolan sehari-hari.

Praktik utamanya adalah pernapasan diafragma. Nama lain untuk teknik ini adalah “pernapasan perut” dan ini sangat mudah: membiarkan perut Anda bergerak keluar dan mundur saat Anda menarik dan membuang napas, daripada menggerakkan dada atau bahu.

Dengan pernapasan perut, Anda menciptakan reservoir udara yang dengan mudah dan sepenuhnya mendukung suara Anda, untuk suara Anda yang lebih kaya.

Pernapasan yang dianjurkan untuk kegiatan public speaking adalah pernafasan diafragma. Pernafasan ini lebih dalam dan lebih tahan lama. Suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih kuat, dan lebih terasa nikmat untuk didengar.

Di samping itu, panjang-pendek napas juga harus diperhatikan. Untuk seorang public speaker, panjang napas minimal 18 detik tanpa terputus.

Napas adalah modal penting bagi seorang public speaker. Pernapasan yang baik akan mendukung lahirnya suara berkualitas.

Pernapasan bisa dilatih. Lihat: Olah Vokal

2. Artikulasi

Kejelasan adalah unsur penting lainnya dalam teknik vokal. Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas. Artikulasi terkait pelafalan kata.

Artikulasi artinya kejelasan pengucapan huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat. Hal ini membutuhkan latihan olah vokal, misalnya mengucapkan A I U E O dan kata-kata mirip.

3. Intonasi

Intonasi adalah lagu kalimat. Intonasi membentuk makna kata atau kalimat. Kata aduh bisa bermakna macam-macam jika diucapkan dengan intonasi yang berbeda.

Nada (tone) adalah tinggi-rendahnya suara. Ini perlu diperhatikan agar pendengar tidak cepat bosan dengan pembicaraan kita yang datar atau “satu nada” (monoton).

Intonasi merupakan tinggi rendahnya suara, irama suara atau alunan nada. Ketika melakukan public speaking, pastikan nada bicara yang dipakai, merupakan nada biasa sehari-hari ketika melakukan percakapan agar audiens seperti diajak berkomunikasi dengan intens.

4. Aksentuasi

Aksentuasi artinya pemberian tekanan suara pada suku kata atau kata; pengutamaan; penitikberatan; atau penekanan.

Dalam teknik vokal atau saat berbicara, aksentuasi adalah penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting.

Public speaker harus pandai memilih dan melakukan penekanan terhadap kata atau kalimat yang menjadi fokus atau pokok perhatian atau untuk lebih diperhatikan oleh audiens.

5. Frasering

Frasering (phrasering) adalah pemenggalan kata atau kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dan kelaziman.

6. Power

Power yaitu kekuatan suara. Kekuatan suara yang dihasilkan harus tepat sesuai dengan pemakaian kata.

Pembicara juga harus memperhatikan variasi power. Pemilihan power juga harus mempertimbangkan sifat acara yang indoor atau outdoor serta ketersediaan atau kualitas pengeras suara/soundsystem.

7. Infleksi

Infleksi atau vocal inflection naik-turunnya nada suara saat mengucapkan kata atau kalimat. Disebut juga “lagu kalimat”, standarnya adalah suara meninggi (go up)  saat jeda (pause) dan menurun (go down) saat berhenti.

Brbicara dalam situasi tekanan tinggi, dapat membuat Anda “meratakan” suara Anda.

8. Speed/Tempo

Standar kecepatan suara harus menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan. Ada kalanya berbicara dengan tempo lambat, sedang, dan cepat. Ada juga saatnya kita berbicara dengan tempo yang
variatif atau dinamis.

Turunkan kecepatan bicara saat menyampaikan pesan penting. Lambatkan pengucapan kata-kata saat memberi penekanan pada kata-kata atau istilah tertentu. Saat menyebutkan nama atau istilah, lambatkan!

9. Volume

Volume yaitu tingkat kenyaringan suara. Pastikan suara Anda terdengar cukup baik ke audiens yang duduk di bagian paling belakang.

Pemilihan volume suara juga memperhatikan jumlah peserta, tempat kegiatan, dan kondisi lingkungan tempat kegiatan berlangsung. Termasuk juga ada tidaknya sound system dan kualitas sound system tersebut.

Sebagai gambaran, untuk kegiatan di kelas, maka suara pembicara harus terdengar jelas oleh peserta yang duduk di kursi paling belakang.

Demikian teknik vokal untuk public speaking, presentasi, juga berlaku saat siaran radio dan podcasting. Wasalam.*

Intonasi berbicara ketika presentasi penting untuk diperhatikan. Jelas tidaknya kalimat yang diucapkan sangat berpengaruh pada audiens dalam pemahaman pesan yang mereka terima. Semakin jelas pelafalan dan intonasi penyampaiannya, maka semakin cepat pula audiens memahami materi presentasi. Sebab terkadang, seorang presenter seringkali melupakan hal-hal kecil seperti tinggi rendahnya hingga kecepatan ia berbicara.

Sebelumnya, harus diketahui lebih dulu mengenai unsur-unsur yang termasuk dalam intonasi, yaitu:

  • Volume, yaitu keras lemahnya suara
  • Speech Rate, yaitu cepat lambatnya berbicara
  • Pitch, yaitu tinggi rendahnya suara
  • Quality, yaitu berdasarkan emosi

Lalu, sekarang bagaimana caranya mengatur intonasi yang baik ketika menjelaskan suatu materi presentasi di hadapan banyak audiens? Kamu hanya perlu menciptakan kontras dari unsur-unsur intonasi yang telah disebutkan sebelumnya.

Pertama, kontras dalam volume. Saat berbicara perhatikan kapan waktu yang tepat untuk mengeraskan atau melantangkan suara. Biasanya suara yang lantang digunakan untuk penegasan suatu hal. Misalnya, saat ada sebuah poin penting presentasi yang harus lebih diingat oleh audiens, kamu bisa mengucapkannya dengan suara yang tegas dan lantang tapi tetap sopan. Sedangkan untuk poin-poin lain, diucapkan dengan volume rendah dan biasa saja. Hati-hati jangan sampai terdengar monoton dan membosankan.

Kedua, kontras dalam speech rate. Ketika menjelaskan materi presentasi, hendaknya lebih memperhatikan seberapa cepat kamu berbicara. Tempo dalam berbicara harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi, maksudnya adalah digunakan pada waktu yang tepat. Misalnya, kamu dapat menggunakan tempo berbicara yang cepat ketika kamu tengah antusias menyampaikan suatu hal yang memang bukan hal penting, seperti cerita atau hanya sekedar basa-basi kepada audiens. Namun, sebaliknya, kamu dapat menggunakan tempo berbicara yang lambat ketika kamu tengah menyampaikan sebuah poin penting pada presentasi. Gunanya adalah sebagai pembeda dan penegas suatu materi. Audiens akan otomatis membedakan hal itu di dalam pikirannya.

Ketiga, kontras dalam pitch. Berbeda dengan volume, pitch merupakan seberapa tinggi dan seberapa rendahnya suaramu saat berbicara terutama saat menjelaskan materi presentasi. Pentingnya mengatur kontras dalam pitchagar audiens tidak merasa mengantuk atau jenuh ketika mendengarkan. Kamu bisa meninggikan suaramu ketika menyapa audiens di awal presentasi. Dengan begitu, audiens merasa bahwa kamu sedang bersemangat dan tentu saja rasa semangat tersebut akan tertular pada seluruh audiens. Bahkan audiens mulai merasa nyaman untuk mendengarkan karena menganggap kamu itu ‘asik’ dan tidak membosankan. Lalu sebaliknya, kamu bisa merendahkan suaramu saat menjelaskan isi presentasi, baik saat berada pada poin yang penting atau pun tidak, kamu bisa mengondisikannya. Asal tidak terlalu rendah hingga tidak dapat terdengar oleh audiens, dan juga tidak terlalu tinggi hingga mengganggu pendengaran audiens.

Keempat, kontras dalam quality. Kamu dapat meluapkan ekspresi dan emosi yang kamu rasakan melalui intonasi suara ketika menjelaskan. Pada poin-poin sebelumnya sudah dijelaskan bahwa intonasi yang kamu tunjukkan adalah cerminan dari perasaanmu. Audiens akan otomatis menyadari bahwa kamu sedang bersemangat, antusias, gembira, prihatin, bahkan sedih. Tapi itulah yang disukai audiens, tidak akan timbul rasa jenuh apalagi bosan saat mendengarkan. Tergantung pada bagaimana kamu membawa suasana menjadi rileks dan santai, alias tidak tegang.

Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mengucap suatu perkataan dan berhati-hatilah dalam menjelaskan. Jangan sampai audiens salah memahami presentasimu karena intonasi dari ucapanmu.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA