Bagaimana hubungan antara supervisi akademik dengan proses pembelajaran berkualitas

Abdullah, S. (2016). Membangun Kualitas Pendidikan Bermutu pada Aspek Kompetensi Paedagogik dan Kompetensi Kepribadian Bagi Seorang Calon Guru. EDUKASI, 14(2), Article 2. https://doi.org/10.33387/j.edu.v14i2.204

Agung, Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Astuti, E. T. (2017). Problematika Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri Ploso I Pacitan. Al-Idaroh: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 18–41.

Astuti, S. (2017). Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di SD Laboratorium UKSW. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 7(1), 49–59. https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2017.v7.i1.p49-59

Betti, E. (2019). Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Bimbingan Berkelanjutan di SDN 002 Kuntu Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jurnal Cerdas Proklamator, 7(2), 151–159. https://doi.org/10.37301/jcp.v7i2.35

Damanik, R. (2019). Hubungan Kompetensi Guru dengan Kinerja Guru. Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, 8(2), Article 2. https://doi.org/10.37755/jsap.v8i2.170

Danim. 2003. kepemimpinan kepala sekolah, Jakarta : Rineka Cipta

Erwinsyah, A. (2017). Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar. Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 87–105.

Hisbullah, H., & Firman, F. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Cokroaminoto Journal of Primary Education, 2(2), 100–113. https://doi.org/10.30605/cjpe.222019.231

Iskandar, D. (2018). Implementasi Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik. Journal of Management Review, 2(3), 261–270. https://doi.org/10.25157/jmr.v2i3.1804

Kamsan, N. (2020). Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Melalui Supervisi Akademik di MTs Negeri 5 Demak. G-Couns: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 5(1), 84–93. https://doi.org/10.31316/g.couns.v5i1.1190

Mili, B. (2020). Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Butir Soal Bermutu Melalui Program Workshop di SD Katolik 079 Nangarasong, Sikka Nusa Tenggara Timur. JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA, 1(11), 144–154.

Mudzakir, D. (2016). Implementasi Supervisi Manajerial dan Akademik Pengawas dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Ibtidayah. Studia Didaktika, 10(02), 33–47.

Nugraha, E. (2017). Evaluasi Pendidikan pada Jenjang PAUD. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(02), 106–118.

Prayitno, P. J. (2019). Pelaksanaan Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SMA. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 11(2), 46–55. https://doi.org/10.26418/jvip.v11i2.33209

Rahmawati, M., & Suryadi, E. (2019). Guru sebagai fasilitator dan efektivitas belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 4(1), 49–54. https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14954

Rosiyanti, H., & Muthmainnah, R. N. (2018). Penggunaan Gadget Sebagai Sumber Belajar Mempengaruhi Hasil Belajar pada Mata Kuliah Matematika Dasar. FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika, 4(1), 25–36. https://doi.org/10.24853/fbc.4.1.25-36

Sholeh, M. (2017). Keefektifan Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. JDMP (Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan), 1(1), 41–54. https://doi.org/10.26740/jdmp.v1n1.p41-54

Suginam, A. (2019). Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SD Negeri 4 Mataram. Jurnal Paedagogy, 6(2), 41–48. https://doi.org/10.33394/jp.v6i2.2530

Suwandi, Y. (2018). Upaya Meningkatkan Kwalitas Pembelajaran PKN pada Sekolah Binaan Melalui Metode Kolaboratif Superdiskon. JURNAL PEKAN : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 3(2), 118–129. https://doi.org/10.31932/jpk.v3i2.254

Tarmizi, M., Masyudi, & Jamiah, Y. (2017). Evaluasi Efektivitas Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Melalui Lagu Anak-Anak. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 6(10). https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/22607


Page 2

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol. 1 No. 2 (2021)

Articles

Bagaimana hubungan antara supervisi akademik dengan proses pembelajaran berkualitas
Bagaimana hubungan antara supervisi akademik dengan proses pembelajaran berkualitas
 

Oleh :Sapini, S.Pd, M.Pd

Kepala MTsN 1 KutaiKartanegara

DI DALAM Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Permendiknas tersebut berarti kepala sekolah adalah seorang supervisor yang harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-gurunya. Melaksanakan tugas sebagai seorang supervisor, kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervise akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip, dan dimensi substansi supervise akademik

Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini jangan ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru saja, melainkan juga pada peningkatan komitmen, kemauan atau motivasi kerja guru. Sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat juga. Manfaat supervisi akademik untuk mengubah paradigma lama sistem pembelajaran, menjadi model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Supervisi akademik yang baik harus mampu membuat guru semakin kompeten pada semua kompetensinya.

Ada empat kompetensi guru yang harus dikembangkan, yaitu kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Kompetensi kepribadian dan pedagogik merepresentasikan nilai, keyakinan, dan teori yang dipegang oleh guru tentang hakikat pengetahuan. Berisikan bagaimana murid belajar, penciptaan hubungan guru dan murid, dan faktor lainnya. Kompetensi profesional berkaitan dengan seberapa luas pengetahuan guru tentang materi yang diajarkannya. Aspek yang menunjuk pada pengembangan kompetisi guru melalui supervisi akademik dan apa yang harus dikuasai guru, ini disebut dengan substantive aspects of professional development. Aspek kompetensi (professional development competency areas) menunjuk pada luasnya setiap aspek substansi. Jadi, guru harus mengetahui bagaimana mengerjakan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana merumuskan tujuan akademik, murid-muridnya, materi pelajaran, dan teknik akademik. Tetapi, mengetahui dan memahami keempat aspek substansi ini belumlah cukup, seorang guru harus mampu menerapkan pengetahuan dan pemahamannya.  Selanjutnya, seorang guru harus mau mengerjakan  tugas-tugas berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Jika sebelumnya dikatakan supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam proses supervisi akademik.

Bagaimana hubungan antara supervisi akademik dengan proses pembelajaran berkualitas

Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran dan merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan supervise akademik adalah meningkatnya motivasi guru dalam menyusun administrasi mengajar dan meningkatnya kompetensi guru dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh peran kepala sekolah sebagai supervisor terhadap para guru. Kepala sekolah pada satuan pendidikan memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan guru dalam pembelajaran, yang di dalamnya ada sistem evaluasi terhadap seluruh kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, termasuk penilaian terhadap unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. (*)