Bagaimana cara menghitung analisa harga satuan pekerjaan?

Koefisien Analisa harga satuan adalah angka-angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan tertentu. Koefisien Analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan. Kondisi tersebut membuat koefisien Analisa harga satuan menjadi kunci menghitung dengan tepat perkiraan anggaran biaya bangunan.

Pedoman Mencari Koefisien Analisa Harga Satuan

• Analisa BOW

Koefisien ini berasal dari peneliti zaman Belanda. Untuk sekarang sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya pada koefisien tenaga.

• Analisa SNI

Dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional secara berkala. Sehingga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI sebelumnya. SNI ini diberi nama sesuai sesuai tahun terbitnya. Misalnya SNI 2017, SNI 2019.

• Standar Perusahaan

Pada perusahaan tertentu, seringkali sudah menerbitkan koefisien Analisa harga satuan tersendiri sebagai pedoman kerja karyawan. Koefisien Analisa harga satuan ini biasanya merupakan rahasia perusahaan.

• Pengamatan dan Penelitian Langsung di Lapangan

Cara ini cukup merepotkan dan membutuhkan cukup banyak waktu, tapi hasilnya akan mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalaman di lapangan. Caranya dengan menelilti kebutuhan bahan, waktu, dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

• Melihat Standard Harga Satuan

Harga satuan ini dikeluarkan per wilayah oleh pemerintah Indonesia maupun standard masing-masing. Jika kita menggunakan harga satuan ini maka kita tidak memerlukan koefisien Analisa harga satuan karena untuk menghitung biaya kita hanya perlu mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.

Contoh Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Misalkan untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding koefisien Analisa harga satuannya adalah sbb:

Koefisien Analisa bahan

0,217 zak semen

0,02830 m3 pasir pasang

Koefisien Analisa tenaga

0,0125 hari mandor

0,0200 hari kepala tukang

0,2000 hari tukang batu

0,2500 hari pekerja

Angka-angka tersebut merupkan koefisien Analisa harga satuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1 m2 pekerjaan plesteran.

1 m2 pekerjaan plesteran membutuhkan 0,2170 zak semen. Sehingga jika akan mengerjakan 100 m2 pekerjaan plesteran maka dibutuhkan semen sebanyak 0,2170 × 100 = 21,70 zak.

Begitu juga kebutuhan tenaga. 1 m2 pekerjaan plesteran membutuhkan 0,20 hari tukang batu. Maka untuk menyelesaikan 100 m2 plesteran dibutuhkan 0,20 × 100 = 20 hari untuk 1 tukang batu.

Jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan plesteran tersebut dalam 5 hari, maka diperlukan tukang batu sebanyak 20 hari : 5 = 4 tukang batu.

Bagaimana membuat koefisien Analisa harga satuan bangunan

Misalnya menghitung koefisien dari galian tanah (M3) dengan tenaga manusia.

Bagaimana cara menghitung analisa harga satuan pekerjaan?

1. Analisa Kebutuhan Alat

  • Pertama adalah menganalisis peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
  • Cangkul!
  • Menganalisis seberapa banyak yang dapat diperoleh dari sebidang cangkul dalam hal ini dengan satuan M3.

2. Perkiraan Produktivitas

  • Dianggap volume yang di peroleh dari sebidang cangkul adalah P = 200 mm L = 200 mm, ketebalan tanah yang bisa di angkat adalah 45 mm, jadi dalam sebidang cangkul diperoleh 200 × 200 × 45 = 0,0018 M3.
  • Kemudian dianalisis berapa kali tukang gali harus mencangkul untuk memperoleh 1 M3? berarti 1 M3/0,0018 M3 maka diperoleh 556 kali mencangkul untuk mendapatkan tanah sebanyak 1 M3.
  • Dikonversikan dalam satuan waktu. Misal waktu yang dibutuhkan tukang gali untuk sekali mencangkul dan membuangnya adalah 1 menit.
  • Maka waktu yang dibutuhkan tukang gali untuk mencangkul tanah dengan volume 1 m3 adalah 556 menit = 9,26 Jam.
  • Untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dapat dipraktikkan pada sebidang tanah. Secara langsung atau pun berdasarkan pengamatan di lapangan. Tentunya pekerjaan pada tanah empuk akan berbeda dengan tanah keras.

3. Analisa Harga

  • Misalkan harga upah tukang gali adalah Rp. 70.000/HO atau hari dalam standar kerja
  • Maka dikonversikan ke dalam hari Rp.70.000 / 9,26 jam = 7.650 HO/Jam,
  • Maka harga tukang gali dalam 1 hari adalah 8 Jam, maka kalikan saja 7.650 × 8 = 61.200 HO

4. Koefisiennya

  • Maka Koefisiennya adalah 61.200 : 70.000 = 0,874
  • Untuk pengawas atau mandor biasanya di bagi 30 pekerja, artinya setiap mandor atau pegawas mengawasi setidaknya 30 orang pekerja maka akan diperoleh 0,874 : 30 = 0,0291.

Semoga bermanfaat!

Jelaskan apa saja yang mempengaruhi analisis perhitungan harga satuan pekerjaan?

Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien yang menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai acuan/panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.

Apa yang dimaksud dengan metode analisa harga satuan pekerjaan?

AHSP adalah perhitungan kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga satuan atas satu jenis pekerjaan tertentu. Bidang Pekerjaan Umum adalah bidang pekerjaan yang meliputi kegiatan pekerjaan SDA, BM dan CK.

Apakah yang dikatakan harga satuan pekerjaan HSP?

Harga satuan pekerjaan (HSP) adalah hasil perkalian koefisien dengan harga satuan dasar (HSD)-nya. Komponen utama HSP yaitu: tenaga kerja, bahan/ material dan alat.

Apa yang dimaksud dengan analisa sni?

Analisa SNI 2016 adalah suatu analisa yang merupakan hasil penelitian yang dilakukan para ahli di pusat penelitian sebagai suatu ketetapan pemerintah di Indonesia, dalam menunjang usaha pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mengefisienkan dana pembangunan yang juga sebagai rumusan untuk menentukan harga satuan tiap ...