Apabila penderita telah berbaring di atas selimut atau sejenisnya, maka lipat bagian selimut yang berada di bagian kepala penderita lalu tarik penderita ke tempat yang aman. Supaya penderita tidak bergeser dari atas selimut, maka dapat dibuat simpul di ujung selimut bagian kaki penderita. Cara ini umumnya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran yaitu dengan menggendong penderita di belakang punggung penolong dengan cara mengangkat lalu membopong penderita Pemindahan Biasa (Tidak Darurat)Pemindahan biasa (tidak darurat) dapat dilakukan ketika :
Contoh pemindahan biasa (tidak darurat) :
Peralatan Pemindahan Penderita{{summary.$t}}... Memuat data... Tidak ada data... Patah tulang terjadi ketika salah satu tulang menjadi retak atau pecah menjadi beberapa bagian. Hal ini bisa terjadi akibat cedera olahraga, kecelakaan, atau tindak kekerasan. Patah tulang biasanya tidak mengancam nyawa, tetapi membutuhkan perawatan medis segera dan penanganan awal yang benar agar kondisinya tidak semakin parah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara memberikan pertolongan pertama pada korban patah tulang. Ciri-Ciri Patah TulangTulang yang patah dapat dikenali dari satu atau lebih tanda-tanda berikut:
Cara Memberikan Pertolongan Pertama pada Patah TulangBila Anda memberikan pertolongan kepada seseorang yang dicurigai mengalami patah tulang, jangan menggerakkan atau memindahkan orang tersebut, kecuali untuk menghindari cedera lebih lanjut. Sambil menunggu bantuan medis datang, Anda dapat menghentikan perdarahan dengan memberikan tekanan pada luka menggunakan perban steril, kain bersih, atau pakaian bersih. Jika bantuan medis belum datang dan Anda sudah pernah mendapatkan pelatihan cara memasang bidai atau penyangga (contoh kayu yang lurus), pasanglah bidai ke area di atas dan di bawah lokasi tulang yang patah. Ingat, jangan mencoba mengembalikan atau mendorong tulang yang mencuat ke posisi aslinya. Berikut adalah cara melakukan pembidaian sebagai pertolongan pertama pada korban patah tulang:
Setelah pembidaian dilakukan, kompres bagian yang patah dengan es batu untuk mengurangi pembengkakan dan meredakan rasa sakit. Jangan memberikan kompres es langsung ke kulit. Bungkus es dengan handuk atau kain terlebih dahulu. Jika korban cedera pingsan atau bernapas pendek dan cepat, baringkan ia dengan kepala sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Jika memungkinkan, angkat kakinya lebih tinggi dari badan. Jika korban cedera sadar, Anda dapat memberikan obat pereda nyeri, seperti paracetamol. Waspadai Patah Tulang yang Mengancam NyawaJika Anda mencurigai seseorang mengalami patah tulang dan ia tidak bernapas, tidak sadar, atau keduanya, segera hubungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan bantuan medis dan mulai berikan pertolongan dengan melakukan resusitasi jantung paru. Anda juga harus segera menghubungi tim medis jika: Patah tulang terjadi di kepala, leher, atau punggungPatah tulang di lokasi ini dapat menyebabkan cedera saraf di tulang belakang. Untuk mengangkut korban cedera yang diduga patah tulang leher, baringkan ia dengan posisi miring di atas alas dengan permukaan yang kaku. Tapi ingat, posisi lehernya jangan sampai tertekuk. Tangan korban harus dibebat di samping dan lindungi agar kepalanya tidak berputar. Ada bagian patahan tulang yang telah menembus kulitJika bagian yang patah terlihat sampai menembus kulit, diperlukan tindakan medis segera untuk mencegah luka terinfeksi. Tim medis akan membersihkan luka dan jaringan yang terkontaminasi (debridement), lalu melakukan pencucian luka (lavage). Cedera disertai perdarahan beratPerdarahan berat dapat menyebabkan pasien syok hingga meninggal. Bila memiliki alat bebat kencang (tourniquet), Anda dapat memasangnya 5-7 cm di atas lokasi perdarahan di lengan atau tungkai. Setelah itu, kencangkan bebat hingga perdarahan berhenti sambil menunggu bantuan medis datang. Setelah tim medis datang, korban akan langsung dibawa ke IGD agar kondisinya stabil. Bila pasien sudah stabil, dokter akan melakukan foto Rontgen pada lokasi yang dicurigai patah tulang. Dokter juga dapat meluruskan kembali patahan tulang dan memosisikannya sehingga tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada jaringan sekitarnya. Ditulis oleh: dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS |