Bagaimana cara mengangkat korban supaya korban tidak mengalami cedera

Hebbie Ilma Adzim, S.ST P3K | Juli 01, 2021

Berdasarkan masalah keselamatan, pengangkatan dan pemindahan penderita dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu pemindahan darurat dan pemindahan biasa (tidak darurat). Yang dimaksud dengan darurat di sini bukan pada masalah peralatan, namun pada masalah keadaan dan situasi di tempat kejadian.

Pemindahan Darurat

Lakukan pemindahan darurat hanya jika ada bahaya segera terhadap penderita ataupun penolong dan juga jika penderita menghalangi akses ke penderita lainnya. Tindakan ini dapat dilakukan tanpa dimulai dengan penilaian dini (respon, nafas dan nadi) mengingat faktor bahaya dan resiko di tempat kejadian.

Pemindahan ini juga dapat menimbulkan resiko bertambah parahnya cedera penderita terutama penderita yang mengalami cedera spinal (tulang belakang mulai dari tulang leher sampai tulang ekor).

Contoh pemindahan darurat antara lain :

  1. Tarikan Lengan

    Posisikan tubuh penolong di atas kepala penderita. Kemudian masukkan lengan di bawah ketiak penderita dan pegang lengan bawah penderita. Selanjutnya silangkan kedua lengan penderita di depan dada dan tarik penderita menuju tempat aman. Hat-hati terhadap kaki penderita yang mungkin akan membentur benda di sekitar lokasi kejadian.

  2. Tarikan Bahu

    Cara ini berbahaya bagi penderita cedera spinal (tulang belakang dari tulang leher sampai tulang ekor). Posisikan penolong berlutut di atas kepala penderita. Masukkan kedua lengan di bawah ketiak penderita kemudian tarik ke belakang.

  3. Tarikan Baju

    Pertama ikat kedua tangan penderita di atas dada menggunakan kain (pembalut). Kemudian cengkram baju penderita di daerah baju dan tarik di bawah kepala penderita untuk penyokong dan pegangan untuk menarik penderita ke tempat aman.

  4. Tarikan Selimut

    Apabila penderita telah berbaring di atas selimut atau sejenisnya, maka lipat bagian selimut yang berada di bagian kepala penderita lalu tarik penderita ke tempat yang aman. Supaya penderita tidak bergeser dari atas selimut, maka dapat dibuat simpul di ujung selimut bagian kaki penderita.

  5. Tarikan Menjulang

    Cara ini umumnya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran yaitu dengan menggendong penderita di belakang punggung penolong dengan cara mengangkat lalu membopong penderita

Pemindahan Biasa (Tidak Darurat)

Pemindahan biasa (tidak darurat) dapat dilakukan ketika :

  1. Penilaian awal (penilaian dini dan penilaian fisik) sudah dilakukan.
  2. Denyut nadi dan pernafasan stabil.
  3. Perdarahan sudah dikendalikan.
  4. Tidak ada cedera leher.
  5. Semua patah tulang sudah diimobilisasi.

Contoh pemindahan biasa (tidak darurat) :

  1. Teknik Angkat Langsung

    Teknik ini dilakukan oleh 3 (tiga) orang terutama pada penderita yang memiliki berat badan tinggi dan atau jika tandu tidak di dapat di lokasi kejadian.

    • Ketiga penolong berlutut di sisi penderita yang paling sedikit mengalami cedera.
    • Penolong pertama menyisipkan satu lengan di bawah leher dan bahu lengan penderita, kemudian lengan satunya disisipkan di bawah punggung penderita.
    • Penolong ke dua menyisipkan lengannya di bawah punggung dan bokong penderita.
    • Penolong ke tiga satu lengan disisipkan di bawah bokong penderita dan lengan satunya di bawah lutut penderita.
    • Penderita siap diangkat dengan satu aba-aba.
    • Angkat penderita di atas lutut ketiga penolong secara bersamaan. Jika terdapat tandu, maka penolong lain menyiapkan tandu di bawah penderita kemudian meletakkan penderita di atas tandu dengan satu aba-aba.
    • Jika tidak terdapat tandu untuk pemindahan penderita, maka miringkan penderita di atas dada ketiga penolong kemudian ketiga penolong berdiri bersama-sama dengan satu aba-aba.
    • Ketiga penolong memindahkan penderita dengan melangkah bertahap dengan satu aba-aba.
  2. Pemindahan Dengan Tandu

    Dilakukan oleh 2 (dua) penolong.

    • Kedua penolong berjongkok di masing-masing ujung tandu menghadap ke arah yang sama (ujung kaki penderita sebagai arah depan).
    • Penolong memposisikan kaki pada jarak yang tepat kemudian menggenggam pegangan tandu dengan erat.
    • Punggung lurus, kepala menghadap ke depan dengan posisi netral.
    • Kencangkan otot punggung dan perut penolong dan angkat tandu dengan satu aba-aba.
    • Pindahkan penderita ke tempat yang aman dengan satu aba-aba.
    • Turunkan penderita secara hati-hati dengan mengulang langkah-langkah di atas secara mundur (berkebalikan).
  3. Teknik Angkat Anggota Gerak

    Dilakukan oleh 2 (dua) orang penolong.

    • Masing-masing penolong berjongkok berhadap-hadapan, penolong pertama di ujung kepala penderita, penolong kedua di antara kaki penderita.
    • Penolong pertama mengangkat kedua lengan penderita dengan kedua tangannya.
    • Penolong ke dua mengangkat kedua lutut penderita.
    • Kedua penolong berdiri secara bersamaan dengan satu aba-aba dan mulai memindahkan penderita ke tempat aman.

Peralatan Pemindahan Penderita

Bagaimana cara mengangkat korban supaya korban tidak mengalami cedera
{{title.$t}}

{{summary.$t}}...

Memuat data...

Tidak ada data...

Patah tulang terjadi ketika salah satu tulang menjadi retak atau pecah menjadi beberapa bagian. Hal ini bisa terjadi akibat cedera olahraga, kecelakaan, atau tindak kekerasan.

Patah tulang biasanya tidak mengancam nyawa, tetapi membutuhkan perawatan medis segera dan penanganan awal yang benar agar kondisinya tidak semakin parah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara memberikan pertolongan pertama pada korban patah tulang.

Bagaimana cara mengangkat korban supaya korban tidak mengalami cedera

Ciri-Ciri Patah Tulang

Tulang yang patah dapat dikenali dari satu atau lebih tanda-tanda berikut:

  • Rasa sakit di area yang cedera dan makin memburuk saat digerakkan.
  • Mati rasa di area yang cedera.
  • Area yang cedera tampak kebiruan, bengkak, atau berubah bentuk.
  • Tulang tampak menembus kulit.
  • Pendarahan hebat di lokasi cedera.

Cara Memberikan Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

Bila Anda memberikan pertolongan kepada seseorang yang dicurigai mengalami patah tulang, jangan menggerakkan atau memindahkan orang tersebut, kecuali untuk menghindari cedera lebih lanjut. Sambil menunggu bantuan medis datang, Anda dapat menghentikan perdarahan dengan memberikan tekanan pada luka menggunakan perban steril, kain bersih, atau pakaian bersih.

Jika bantuan medis belum datang dan Anda sudah pernah mendapatkan pelatihan cara memasang bidai atau penyangga (contoh kayu yang lurus), pasanglah bidai ke area di atas dan di bawah lokasi tulang yang patah. Ingat, jangan mencoba mengembalikan atau mendorong tulang yang mencuat ke posisi aslinya.

Berikut adalah cara melakukan pembidaian sebagai pertolongan pertama pada korban patah tulang:

  • Lepaskan pakaian yang menutupi area tubuh yang dicurigai mengalami patah tulang.
  • Jika tidak bisa dilepas, gunting pakaian tanpa memindahkan bagian tubuh yang patah.
  • Rekatkan area patah tulang dengan penggaris atau tongkat sebagai bidai.
  • Apabila tidak ada perban gulung, Anda bisa melilit atau membebat bidaidengan kertas koran atau sepotong pakaian.

Setelah pembidaian dilakukan, kompres bagian yang patah dengan es batu untuk mengurangi pembengkakan dan meredakan rasa sakit. Jangan memberikan kompres es langsung ke kulit. Bungkus es dengan handuk atau kain terlebih dahulu.

Jika korban cedera pingsan atau bernapas pendek dan cepat, baringkan ia dengan kepala sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Jika memungkinkan, angkat kakinya lebih tinggi dari badan. Jika korban cedera sadar, Anda dapat memberikan obat pereda nyeri, seperti paracetamol.

Waspadai Patah Tulang yang Mengancam Nyawa

Jika Anda mencurigai seseorang mengalami patah tulang dan ia tidak bernapas, tidak sadar, atau keduanya, segera hubungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan bantuan medis dan mulai berikan pertolongan dengan melakukan resusitasi jantung paru. Anda juga harus segera menghubungi tim medis jika:

Patah tulang terjadi di kepala, leher, atau punggung

Patah tulang di lokasi ini dapat menyebabkan cedera saraf di tulang belakang. Untuk mengangkut korban cedera yang diduga patah tulang leher, baringkan ia dengan posisi miring di atas alas dengan permukaan yang kaku. Tapi ingat, posisi lehernya jangan sampai tertekuk. Tangan korban harus dibebat di samping dan lindungi agar kepalanya tidak berputar.

Ada bagian patahan tulang yang telah menembus kulit

Jika bagian yang patah terlihat sampai menembus kulit, diperlukan tindakan medis segera untuk mencegah luka terinfeksi. Tim medis akan membersihkan luka dan jaringan yang terkontaminasi (debridement), lalu melakukan pencucian luka (lavage).

Cedera disertai perdarahan berat

Perdarahan berat dapat menyebabkan pasien syok hingga meninggal. Bila memiliki alat bebat kencang (tourniquet), Anda dapat memasangnya 5-7 cm di atas lokasi perdarahan di lengan atau tungkai. Setelah itu, kencangkan bebat hingga perdarahan berhenti sambil menunggu bantuan medis datang.

Setelah tim medis datang, korban akan langsung dibawa ke IGD agar kondisinya stabil. Bila pasien sudah stabil, dokter akan melakukan foto Rontgen pada lokasi yang dicurigai patah tulang. Dokter juga dapat meluruskan kembali patahan tulang dan memosisikannya sehingga tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada jaringan sekitarnya.

Ditulis oleh:

dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS
(Dokter Spesialis Bedah)