Pada saat data terkirim dari suatu komputer ke komputer yang lain di dalam internet, data itu akan melewati sejumlah komputer yang lain yang berarti akan memberi kesempatan pada user tersebut untuk mengambil alih satu atau beberapa komputer. Kecuali suatu komputer terkunci di dalam suatu ruangan yang mempunyai akses terbatas dan komputer tersebut tidak terhubung ke luar dari ruangan itu, maka komputer tersebut akan aman. Definisi dari keamanan informasi menurut G. J. Simons adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan (cheating) atau, paling tidak, mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik. Permasalahan pokok sebenarnya dalam hal keamanan sistem informasi terletak pada kelemahan dan ancaman atas sistem informasi yang pada gilirannya masalah tersebut akan berdampak kepada resiko dan pada gilirannya berdampak kepada 7 hal yang utama dalam sistem informasi yaitu : Dasar-dasar dari keamanan informasi, meliputi: Tujuan CIO (chief information officer) Akan menunjuk sekelompok khusus pegawai sebagai bagian keamanan sistem informasi perusahaan. (corporate information systems security officer-CISSO), atau bagian penjamin informasi perusahaan (corporate information assurance officer-CIAO). Adapun tujuan keamanan Informasi menurut Garfinkel, antara lain: 1. Kerahasiaan/ Privacy Inti utama aspek privacy atau confidentiality adalah usaha untuk menjaga informasi dari orang yang tidak berhak mengakses. Privacy lebih kearah datadata yang sifatnya privat sedangkan confidentiality biasanya berhubungan dengan data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu (misalnya sebagai bagian dari pendaftaran sebuah servis) dan hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut. 2. Ketersediaan/ AvailabilityAgar data dan informasi perusahaan tersedia bagi pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk menggunakannya. 3. Integritas/ Integrity Aspek ini menekankan bahwa informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi. Adanya virus, trojan horse, atau pemakai lain yang mengubah informasi tanpa ijin merupakan contoh masalah yang harus dihadapi. Sebuah e-mail dapat saja “ditangkap” di tengah jalan, diubah isinya kemudian diteruskan ke alamat yang dituju. Dengan kata lain, integritas dari informasi sudah tidak terjaga. Penggunaan enkripsi dan digital signature, misalnya, dapat mengatasi masalah ini. 4. Autentikasi/ Authentication Berhubungan dengan metoda untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli, orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud, atau server yang dihubungi adalah betul-betul server yang asli. Authentication biasanya diarahkan kepada orang (pengguna), namun tidak pernah ditujukan kepada server atau mesin. 5. Access Control Berhubungan dengan cara pengaturan akses kepada informasi. Hal ini biasanya berhubungan dengan klasifikasi data (public, private, confidential, top secret) dan user (guest, admin, top manager) mekanisme authentication dan juga privacy.
KELEMAHAN/ ANCAMAN Cacat atau kelemahan dari suatu sistem yang mungkin timbul pada saat mendesain, menetapkan prosedur, mengimplementasikan maupun kelemahan atas sistem kontrol yang ada sehingga memicu tindakan pelanggaran oleh pelaku yang mencoba menyusup terhadap sistem tersebut. Kelemahan tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti gangguan /serangan:
1. Sniffing Memanfaatkan metode broadcasting dalam LAN, membengkokkan aturan Ethernet, membuat network interface bekerja dalam mode promiscuousn. Cara pencegahan dengan pendeteksian sniffer (local & remote) dan penggunaan kriptografi 2. Spoofing Memperoleh akses dengan acara berpura-pura menjadi seseorang atau sesuatu yang memiliki hak akses yang valid, Spoofer mencoba mencari data dari user yang sah agar bisa masuk ke dalam sistem. Pada saat ini, penyerang sudah mendapatkan username & password yang sah untuk bisa masuk ke server 3. Man-in-the-middle Membuat client dan server sama-sama mengira bahwa mereka berkomunikasi dengan pihak yang semestinya (client mengira sedang berhubungan dengan server, demikian pula sebaliknya) 4. Menebak password
Ancaman adalah aksi yang terjadi baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem informasi. Ancaman tersebut berasal dari individu, organisasi, mekanisme, atau kejadian yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada sumber-sumber informasi perusahaan. Dan pada kenyataannya, ancaman dapat terjadi dari internal, eksternal perusahaan serta terjadi secara sengaja atau tidak sengaja Berdasarkan hasil survey menemukan 49% kejadian yang membahayakan keamanan informasi dilakukan pengguna yang sah dan diperkirakan 81 % kejahatan komputer dilakukan oleh pegawai perusahaan. Hal ini dikarenakan ancaman dari intern perusahaan memiliki bahaya yang lebih serius dibandingkan yang berasal dari luar perusahaan dan untuk kontrol mengatasinya/ menghadapi ancaman internal dimaksudkan dengan memprediksi gangguan keamanan yang mungkin terjadi. Sementara untuk kontrol ancaman yang besumber dari eksternal perusahaan baru muncul/ mulai bekerja jika serangan terhadap keamanan terdeteksi. Namum demikian tidak semuanya ancaman berasal dari perbuatan yang disengaja, kebanyakan diantaranya karena ketidaksengajaan atau kebetulan, baik yang berasal dari orang di dalam maupun luar perusahaan. Timbulnya ancaman sistem informasi juga dimungkinkan oleh kemungkin timbul dari kegiatan pengolahan informasi berasal dari 3 hal utama, yaitu : 1. Ancaman Alam
3. Ancaman Lingkungan Menurut sifatnya ancaman terhadap sistem informasi terdiri dari ancaman aktif. Ancaman aktif dapat berupa penyelewengan aktivitas, penyalahgunaan kartu kredit, kecurangan dan kejahatan komputer, pengaksesan oleh orang yang tidak berhak, sabotase maupun perogram yang jahil, contoh virus,torjan,cacing,bom waktu dan lain-lain. Sedangkan ancaman pasif berupa kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun bencana alam dan politik. Besar kecilnya suatu ancaman dari sumber ancaman yang teridentifikasi atau belum teridentifikasi dengan jelas tersebut, perlu di klasifikasikan secara matriks ancaman sehingga kemungkinan yang timbul dari ancaman tersebut dapat di minimalisir dengan pasti. Setiap ancaman tersebut memiliki probabilitas serangan yang beragam baik dapat terprediksi maupun tidak dapat terprediksikan seperti terjadinya gempa bumi yang mengakibatkan sistem informasi mengalami mall function. Aspek ancaman keamanan komputer atau keamanan sistem informasi
RESIKO Dengan mengetahui ancaman dan kelemahan pada sistem informasi terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam masalah keamanan sistem informasi yang dikenal dengan 10 domain, yaitu :
Kesepuluh domain tersebut dimaksudkan sebagai antisipasi resiko keamanan informasi yaitu hasil yang tidak diinginkan akibat terjadinya ancaman dan gangguan terhadap keamanan informasi. Semua risiko mewakili aktivitasaktivitas yang tidak sah atau di luar dari yang diperbolehkan perusahaan.
1. Pengungkapan dan pencurian Ketika database dan perpustakaan perangkat lunak dapat diakses oleh orang yang tidak berhak. 2. Penggunaan secara tidak sah Terjadi ketika sumber daya perusahaan dapat digunakan oleh orang yang tidak berhak menggunakannya, biasa disebut hacker. 3. Pengrusakan secara tidak sah dan penolakan pelayanan Penjahat komputer dapat masuk ke dalam jaringan komputer dari komputer yang berada jauh dari lokasi dan menyebabkan kerusakan fisik, seperti kerusakan pada layar monitor, kerusakan pada disket, kemacetan pada printer, dan tidak berfungsinya keyboard. 4. Modifikasi secara tidak sah Perubahan dapat dibuat pada data-data perusahaan, informasi, dan perangkat lunak. Beberapa perubahan tidak dapat dikenali sehingga menyebabkan pengguna yang ada di output system menerima informasi yang salah dan membuat keputusan yang salah. Tipe modifikasi yang paling dikhawatirkan adalah modifikasi disebabkan oleh perangkat lunak yang menyebabkan kerusakan, biasanya dikelompokkan sebagai virus. Baca Juga : Konsep Dasar Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi PENGENDALIAN Pengendalian yang dimaksud adalah sejauh mana pengendalian keamanan sistem informasi memiliki peran dalam mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan . Kontrol-kontrol untuk pengamanan sistem informasi antara lain:
Kontrol ini mencakup hal-hal berikut:
2. Kontrol Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Dibutuhkan peran auditor sistem informasi, dengan dilibatkannya dari masa pengembangan hingga pemeliharaan sistem, untuk memastikan bahwa sistem benar-benar terkendali, termasuk dalam hal otorisasi pemakai sistem. Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk ditelusuri
3. Kontrol Operasi
Yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar.
6. Kontrol Akses terhadap Sistem Komputer
8. Kontrol terhadap Bencana
9. Kontrol Terhadap Perlidungan Terakhir
Merupakan kontrol yang diwujudkan secara sesifik dalam suatu aplikasi SI. Wilayah yang dicakup oleh kontrol ini meliputi:
Keamanan level 0 Keamanan fisik, merupakan keamanan tahap awal dari komputer security. Jika keamanan fisik tidak terjaga dengan baik, maka data-data bahkan hardware komputer sendiri tidak dapat diamankan.
Keamanan level 2 Keamanan Network security. Komputer yang terhubung dengan jaringan sangat rawan dalam masalah keamanan, oleh karena itu keamanan level 2 harus dirancang supaya tidak terjadi kebocoran jaringan, akses ilegal yang dapat merusak keamanan data tersebut. Keamanan level 3 Menyangkut information security, keamanan informasi yang kadang kala tidak begitu dipedulikan oleh administrator seperti memberikan password ke teman, atau menuliskannya dikertas, maka bisa menjadi sesuatu yang fatal jika informasi tersebut diketahui oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Cara mendeteksi suatu serangan atau kebocoran sistem Terdiri dari 4 faktor yang merupakan cara untuk mencegah terjadinya serangan atau kebocoran sistem : 1. Desain sistem Desain sistem yang baik tidak meninggalkan celah-celah yang memungkinkan terjadinya penyusupan setelah sistem tersebut siap dijalankan. 2. Aplikasi yang Dipakai Aplikasi yang dipakai sudah diperiksa dengan seksama untuk mengetahui apakah program yang akan dipakai dalam sistem tersebut dapat diakses tanpa harus melalui prosedur yang seharusnya dan apakah aplikasi sudah mendapatkan kepercayaan dari banyak orang. 3. Manajemen Pada dasarnya untuk membuat suatu sistem yang aman/terjamin tidak lepas dari bagaimana mengelola suatu sistem dengan baik. Dengan demikian persyaratan good practice standard seperti Standard Operating Procedure (SOP) haruslah diterapkan di samping memikirkan hal teknologinya. 4. Manusia (Administrator) Manusia adalah salah satu fakor yang sangat penting, tetapi sering kali dilupakan dalam pengembangan teknologi informasi dan dan sistem keamanan.
Strategi dan taktik keamanan sistem informasi yang dimaksud, meliputi: 1. Keamanan fisik Siapa saja memiliki hak akses ke sistem. Jika hal itu tidak diperhatikan, akan terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki. 2. Kunci Komputer Banyak case PC modern menyertakan atribut penguncian. Biasanya berupa soket pada bagian depan case yang memungkinkan kita memutar kunci yang disertakan ke posisi terkunci atau tidak.
4. Mendeteksi Gangguan Keamanan Fisik Langkah keamanan sistem informasi 1. Aset Perlindungan aset merupakan hal yang penting dan merupakan langkah awal dari berbagai implementasi keamanan komputer. 2. Analisis Resiko Menyangkut identifikasi akan resiko yang mungkin terjadi, sebuah even yang potensial yang bisa mengakibatkan suatu sistem dirugikan. 3. Perlindungan Melindungi jaringan internet dengan pengaturan Internet Firewall yaitu suatu akses yang mengendalikan jaringan internet dan menempatkan web dan FTP server pada suatu server yang sudah dilindungi oleh firewall. 4. Alat alat atau tool yang digunakan pada suatu komputer merupakan peran penting dalam hal keamanan karena tool yang digunakan harus benar-benar aman. 5. Prioritas Jika keamanan jaringan merupakan suatu prioritas, maka suatu organisasi harus membayar harga baik dari segi material maupun non material. Suatu jaringan komputer pada tahap awal harus diamankan dengan firewall atau lainnya yang mendukung suatu sistem keamanan. Upaya melindungi sisstem informasi perlu ditindak lanjuti melalui pendekatan dari keamanan dan pada umumnya yang digunakan, antara lain:
Tindakan tersebutlah menjadikan bahwa keamanan sistem informasi tidak dilihat hanya dari kaca mata timbulnya serangan dari virus, mallware, spyware dan masalah lain, akan tetapi dilihat dari berbagai segi sesuai dengan domain keamanan sistem itu sendiri. Dari domain tersebutlah isu keamanan sistem informasi dapat kita klasifikasikan berdasarkan ancaman dan kelemahan sistem yang dimiliki.Karena keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem informasi, yang dimaksudkan untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat kerusakan sistem. |