Ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang tugas rasul adalah

Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Alquran sebagai petunjuk umat manusia untuk kehidupan di dunia dan akhirat mengandung kisah-kisah para Nabi dan Rasul yang banyak hikmahnya. Dalam Surah Ibrahim Ayat 5 dan tafsirnya, dijelaskan bahwa tugas Nabi dan Rasul semuanya sama yaitu mengeluarkan kaumnya dari kegelapan menuju cahaya.

Baca Juga

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَآ اَنْ اَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ەۙ وَذَكِّرْهُمْ بِاَيّٰىمِ اللّٰهِ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ

Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya), "Keluarkanlah kaummu dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah." Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur. (QS Ibrahim: 5)

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini, Allah SWT menunjukkan bahwa Rasul-rasul yang telah diutus kepada manusia mempunyai tugas yang sama. Yaitu menyampaikan ayat-ayat Allah untuk membimbing manusia ke jalan yang benar, mengeluarkan mereka dari kegelapan yang disebabkan kejahilan, kekafiran, dan kemaksiatan, kepada cahaya yang terang benderang karena iman, hidayah dan ilmu pengetahuan serta akhlak yang mulia.

Allah menceritakan dalam ayat ini bahwa Nabi Musa juga telah diutus untuk menyampaikan tugas tersebut, dan diperintahkan untuk menyeru kaumnya.

Allah berfirman, "Keluarkanlah umatmu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang, serulah mereka agar beriman, dan mengingat hari-hari Allah."

Yang dimaksud dengan "hari-hari Allah" adalah peristiwa penting yang telah dialami oleh umat manusia terdahulu. Seperti nikmat Allah yang telah mereka peroleh ketika lepas dari perbudakan Firaun atau kemurkaan dan siksa Allah yang telah menimpa diri mereka karena keingkaran.

Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa "hari-hari Allah" tersebut mengandung tanda-tanda Keesaan dan Kekuasaan-Nya. Tanda-tanda tersebut hanya dapat dipahami oleh setiap orang yang sabar dan banyak bersyukur.

Dalam penjelasan Tafsir Jalalayn, ayat ini mengandung arti, (sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami) yang berjumlah sembilan ayat lalu Kami firmankan kepadanya (keluarkanlah kaummu) yaitu kaum Bani Israel (dari gelap-gulita) dari kekafiran (kepada cahaya yang terang-benderang) yaitu keimanan (dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.) yakni nikmat-nikmat-Nya.

(Sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni di dalam peringatan itu (terdapat tanda-tanda bagi setiap orang penyabar) di dalam mengerjakan ketaatan (dan banyak bersyukur) terhadap semua nikmat-nikmat-Nya.

Ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang tugas rasul adalah

Ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang tugas rasul adalah

Ilustrasi Surat An-Nisa' Ayat 165, tugas Rasul di muka bumi. /pixabay.

PortalJember.com - Allah mengutus para Rasul di muka bumi dengan membawa misi khusus.

Salah satu tugas yang dimiliki para Rasul adalah memberi peringatan.

Rasul yang Allah utus membawa peringatan bagi orang kafir, bahwa kekafiran mereka akan Allah balas dengan neraka.

رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ ۢ بَعْدَ الرُّسُلِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

rusulam mubasysyirīna wa munżirīna li`allā yakụna lin-nāsi 'alallāhi ḥujjatum ba'dar-rusul, wa kānallāhu 'azīzan ḥakīmā

Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Q.S. An-Nisa' : 165).***

Alquran sebagai Illustrasi Tugas-tugas Rasul. Foto: Pixabay

Allah memberikan petunjuk kepada manusia melalui utusan-Nya yakni nabi dan rasul. Para rasul ini dipilih oleh Allah SWT untuk mengemban tugas yang tidak ringan.

Rasul merupakan manusia terpilih yang bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya. Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan oleh Allah untuk mengimani para rasul-Nya dengan cara menerima ajaran yang dibawa oleh mereka.

Perintah beriman kepada rasul Allah terdapat dalam Alquran surat An Nisa berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (QS. An Nisa ayat 136).

Lalu, apa saja tugas-tugas para utusan Allah SWT ini?

Illustrasi Tugas-tugas Rasul. Foto: Pixabay

Allah SWT mengutus para rasul sebagai suri teladan umat manusia. Artinya, teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam, teladan dalam ketabahan memegang prinsip, teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim, dan teladan dalam setiap akhlak mulia.

Mengutip situs resmi Kementerian Agama RI (Kemenag), berikut ini tugas-tugas rasul yang diberikan oleh Allah SWT:

1. Menegakkan ketauhidan.

Rasul diperintahkan oleh Allah untuk membimbing kaumnya untuk meyakini dan mengesakan (menauhidkan) Allah SWT. Terdapat tiga cara untuk menauhidkan Allah, yaitu:

  • Tauhid zat adalah meyakini bahwa zat Allah SWT. Artinya, Allah tidak tersusun atas bagian-bagian, baik internal maupun eksternal, dan tidak ada yang menyamai atau menyerupai zat-Nya.

  • Tauhid sifat adalah menyakini bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Sifat-sifat Allah tidak sama dan tidak serupa (tasybih) dengan sifat makhluk, sifat-sifat Allah juga tidak baru (muhdas).

  • Tauhid af’al (perbuatan) adalah meyakini bahwa Allah SWT adalah zat yang menciptakan semesta alam dan seluruh perbuatan hamba-Nya.

Tugas rasul sebagai penegak ketauhidan ini disampaikan melalui firman Allah pada Alquran surat Al Anbiya:

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. Al Anbiya: 25).

2. Menyampaikan syariat Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang diturunkan kepada manusia.

3. Menjelaskan hukum-hukum Allah, baik berupa perintah maupun larangan-Nya.

4. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

5. Memberikan kabar gembira bagi umat yang taat dan patuh kepada Allah SWT dan memberikan kabar berita bagi yang melanggar perintah Allah SWT.

6. Memberikan contoh-contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari atau keteladanan yang menjadi panutan dalam perbuatan. Allah berfirman dalam Alquran:

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا

Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21).