Apakah yang dilakukan dalam penilaian aspek manajemen dan organisasi

Apakah yang dilakukan dalam penilaian aspek manajemen dan organisasi

Image : Pixabay

Dalam pembuatan studi kelayakan bisnis, aspek manajemen merupakan aspek yang tak kalah penting dari kajian aspek lainnya. Tujuan dari aspek manajemen adalah memanajemen atau mengatur proses perencanaan bisnis dalam mencapai keberhasilan.

Aspek yang dijalankan oleh tim manajemen ini akan membuat studi kelayakan bisnis mencapai tujuan yaitu menentukan layak tidaknya suatu bisnis. Berikut akan dipaparkan mengenai apa saja yang dibahas dalam aspek manajemen studi kelayakan bisnis.

Pokok-Pokok dari Aspek Manajemen

1. Perencanaan (Planning)

Dalam seluruh aktivitas memanajemen studi kelayakan bisnis, perlu adanya planning terlebih dahulu. Fungsi dari perencanaan itu sendiri adalah untuk menjalankan pokok-pokok selanjutnya seperti, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan sebagainya.

Dalam membuat perencanaan, juga diperlukan beberapa hal sebagai berikut :

  • petunjuk atau pengarahan
  • memberi gambaran situasi atau kondisi
  • petunjuk secara garis besar
  • dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam perusahaan

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian memudahkan seorang manajer untuk mengatur pengawasn. Karena dalam tahap pengorganisasian tiap manajemen akan dibagi beberapa unit organisasi yang lebih kecil sesuai bidang pokok.

Pengorganisasian dapat dibuat dengan menentukan tugas apa yang akan dilakukan tiap organisasi, menentukan siapa yang akan bertanggung jawab atas tugas tersebut, serta bagaimana cara pengambilan keputusan pada tahap akhir pengerjaan organisasi tersebut.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Fungsi dari pelaksanaan dalam aspek manajemen adalah :

  • Membuat seseorang melakukan pekerjaan dengan lebih baik
  • Mempengaruhi seseorang agar mau bertindak
  • Mendapatkan kesetiaan dari pimpinan, tugas, dan organisasi
  • Menanamkan rasa tanggung jawab
  • Mempertahankan kegiatan pelaksanaan

4. Pengendalian (Controlling)

Proses pengendalian dalam aspek manajemen adalah untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan standar perencanaan, serta melakukan tindakan koreksi untuk menjamin bahwa sumber daya telah dilakukan secara efektif.

Baca Juga  4 Cara Efektif Membuat Studi Kelayakan Bisnis

Fungsi pokok dari tahap pengendalian adalah sebagai berikut :

  • Mencegah terjadinya kesalahan dengan melakukan proses pengawasan pengendalian
  • Memperbaiki apabila telah terjadi kesalahan
  • Mengatur proses dinamika organisasi
  • Menambah rasa tanggung jawab dalam setiap tim

Baca Juga : Tips Mencari Jasa Pembuatan Studi Kelayakan Jakarta Terbaik

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengendalian atau controlling, :

  • Direncanakan sebaik mungkin sebelum menuju tahap pengendlian
  • Melaporkan dengan segera apabila telah terjadi kesalahan atau penyimpangan
  • Menjamin tindakan pengoreksian dalam tiap pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi
  • Pengendalian bersifat efektif, fleksibel, dan dinamis

5. Evaluasi (Evaluation)

Pada taham evaluasi seorang manajer harus menemukan masalah apa saja yang terjadi untuk nantinya diperbaiki atau bahkan dievaluasi. Tujuan dari mengevaluasi adalah untuk memecahkan masalah sebelum menjadi lebih besar. Proses ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa manajemen perencanaan bisnis dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tujuan.

Fungsi pokok dari evaluasi adalah :

  • Penyimpangan dan kesalahan dapat dicegah dengan mudah
  • Mempertegas pengawasan
  • Penyimpangan yang terjadi dapat segera diperbaiki
  • Menambah rasa tanggung jawab tiap tim

Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis merupakan aspek yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari aspek lainnya. Sukses tidaknya suatu perencanaan bisnis dapat dilihat dan ditentukan pada aspek manajemen ini.

Semoga artikel bermanfaat.

TUGAS INDIVIDUANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN PROYEKASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI DALAM STUDI KELAYAKAN PROYEK PETERNAKANOLEH :SITI MAGHFIRAH REZKI LESTARII 111 11 377FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014KATA PENGANTARUcapan syukur kepada Bapa Maha Pengasih atas karunia dan rahmat yang telah di limpahkan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI DALAM STUDI KELAYAKAN PROYEK PETERNAKAN“.Dalam rangka ikut berperan serta menunjang proses perkuliahan, penulis menyelesaikan sebuah makalah sebagai pelengkap tugas mata kuliah  (Analisis dan Studi Kelayakan Proyek). Program ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan ketrampilan untuk memahami proses atau tahap dalam pengambilan keputusan.Penulis menyadari makalah ini memiliki kelemahan dan kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penyusunan kata kiranya semua pihak yang menggunakannya dapat memberi sumbangsih pemikiran demi kesempurnaan makalah ini.DAFTAR ISIKATA PENGANTAR    iDAFTAR ISI    iiBAB I.     PENDAHULUAN    1I.1.    Latar Belakang    1I.2.    Perumusan Masalah    2BAB II.    TINJAUAN PUSTAKA    3II.1.    Pengertian Aspek Manajemen    3II.2.    Pengertian Organisasi    5II.3.    Aspek-aspek Kelayakan Studi    6II.4.    Studi Kelayakan Proyek Peternakan    9BAB III.    PEMBAHASAN    14III.1.    Pentingnya Aspek Manajemen dan Organisasi dalam Studi Kelayakan    14III.2.    Informasi Yang Perlu di Susun dalam Aspek Manajemen dan Organisasi    17III.3.    Manajemen dan Organisasi Usaha Mikro, Menengah dan Besar    22BAB.IV. KESIMPULAN    29     DAFTAR PUSTAKA    30BAB IPENDAHULUANI.1.    Latar Belakang    Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang  cukup penting dianalisis  untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Baik menyangkut masalah Sumber Daya Manusia (SDM) maupun menyangkut perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun dengan tujuan perusahaan.    Aspek manajemen dan organisasi merupakan hal yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian. Dimana keberhasilan suatu kegiatan bisnis yang telah dinyatakan feasible untuk dikembangkan, sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam penyampaian tujuan.    Aspek  pasar  dan  pemasaran  atau  oleh  Gitinger  diistilahkan  sebagai  aspek  komersil merupakan rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek.     Untuk menjalankan usaha diperlukan sebuah studi kelayakan bisnis, apakah sebuah usaha layak dijalankan atau tidak layak dijalankan. Studi kelayakan bisnis bisa disimpulkan untuk menentukan seberapa besar pengembalian sebuah investasi atas suatu aktifitas usaha dan implikasi usaha tersebut dalam sebuah investasi, selalu ada nilai investasi awal atau disebut sumber daya yang akan di alokasikan. Pengembaliannya adalah perbandingan antara input investasi dengan dibandingkan dengan output yang akan dihasilkan dengan mempertimbangkan seluruh aspek yang perlu dijalankan. Studi kelayakan dilakukan sebelum sebuah usaha benar-benar akan dijalankan, masih dalam tahap awal perencanaan dan sangat penting dalam pengambalian keputusan strategis. I.2.    Perumusan MasalahI.2.1.    Pentingnya aspek manajemen dan organisasi dalam studi kelayakan.I.2.2. Informasi yang perlu disusun dalam aspek manajemen dan organisasi.I.2.3. Manajemen dan organisasi usaha mikro, menengah dan besar.BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1.    Pengertian Aspek ManajemenPada dasarnya manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan dengan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:1.    Perencanaan  (planning)Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilakukan.2.    Pengorganisasian (organizing)Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-nit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.3.    Pelaksanaan (actuating)Menggerakan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pemimpin atau manajer harus menggerakan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk dan memberikan motivasi.4.    Pengawasan (controlling)Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.Ada tiga alasan utama diperlukannya aspek manajemen yaitu :1.    Untuk mencapai tujuan2.    Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan3.    Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.II.2.    Pengertian OrganisasiOrganisasi secara statis dapat diartikan suatu wadah atau tempat kerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.  Organisasi secara dinamis diartikan sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi formal menurut klasik adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dibawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal ini merupakan organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturalnya dengan secara  tegas disusun.Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang, dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut. Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola tetap hubungan-hubungan diantara bidang-bidang keputusan maupun para pelaksana yang mepunyai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab tertentu.Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan.struktur organisasi menjelaskan pembagian aktifitas kerja,serta memperhatikan hubungan fungsi aktifitas tersebut sampai batas-batas waktu tertentu.Ada empat elemen dalam struktur,yaitu:a.    Spesialisasi aktifitasb.    Standarisasi aktifitasc.    Koordinasi aktifitasd.    Besar unit kerjaDi dalam organisasi dikenal berbagai bentuk organisasi atau lebih tepat disebut struktur organisasi,yaitu:1.    Organisasi Garis2.    Organisasi Fungsional3.    Organisasi garis dan Staf4.    Organisasi Gabungan5.    Organisasi MatriksII.3.    Aspek-aspek Kelayakan StudiDalam proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dengan aspek yang lainya. Mengacu kepada konsep bisnis terdahulu aspek yang perlu diteliti adalah sebagai berikut :1.    Aspek PasarPeranan aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan proyek maupun studi kelayakan bisnis merupakan variabel pertama atau yang utama untuk mendapatkan perhatian. Terdapat dua masalah utama dalam aspek pasar pengukuran pasar potensial saat sekarang dan pada saat yang akan datang, pengertian dari pasar potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin dapat dijual dalam pasar tertentu dalam periode tertentu.2.    Aspek Teknis dan ProduksiAspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya, pelaksanaan aspek teknis dilakukan setelah evaluasi aspek pasar yang menunjukan adanya kesempatan pemasaran yang memadai untuk jangka waktu yang relatif panjang. Disamping itu aspek teknis menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang : Apakah studi dalam pengujian terlebih dahulu pernah dilakukan, dan Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal? serta bagaimana dengan pemilihan lokasi perusahaan tersebut.3.    Aspek ManajemenManajemen berfungsi untuk aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Dalam menyusun suatu rencana hendaknya dapat dikaji dari beberapa sisi, seperti sisi pendekatan pembuatan perencanaan, sisi fungsi perencanaan, sisi jangka waktu pelaksanaan, setelah itu buatlah suatu rekomendasinya. Disamping itu aspek manajemen bisa menyangkut tentang  manajemen dalam masa pembangunan proyek, siapa pelaksana proyek tersebut ?4.    Aspek Hukum / Aspek YuridisUntuk menganalisa siapa pelaksanaan bisnis, tentunya hal ini menyangkut pada badan usahanya dan orang-orang atau individu yang terlibat. Bentuk badan usaha yang akan digunakan. Beberapa bentuk perusahaan di Indonesia, dari segi yuridisnya yaitu Perusahaan perseorangan, Firma, Perseroaan Comanditer (CV),  perusahaan negara dimana usaha yang modalnya secara keseluruhan dari Negara dan koperasi. 5.    Aspek Ekonomi dan SosialPengaruh Investasi tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara. Sudah jelas bahwa dengan bertumbuhnya bisnis dalam negri akan menambah pendapatan Negara misalnya dengan bertambahnya prodiksi dalam negeri maka pendapatan seperti pajak, pembayaran listrik, pembayaran telephone akan meningkat.6.    Aspek KeuanganDalam pembahasan studi kelayakan ini aspek keuangan adalah merupakan suatu aspek yang sangat menentukan berjalannya invetasi yang akan dilakukan. Karena aspek keuangan dapat menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan cara membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan untuk membayar kembali investasi yang telah dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, serta dapat menilai apakah investasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.    Sampai awal Tahun 2006 masih belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang harus dikaji  dalam  sebuah  studi  kelayakan  proyek. Namun  dari beberapa  literatur  terdapat beberapa  kesamaan. Umumnya penelitian  akan  mengkaji  aspek  pasar  dan  pemasaran, teknis, keuangan, hukum, ekonomi negara. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial. II.4.    Studi Kelayakan Proyek PeternakanAspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan usaha/ bisnis peternakan yang difokuskan untuk analisis financial. Sebuah usaha peternakan setidaknya harus mempertimbangkan 6 aspek untuk setiap tahap (stage) dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya. Keenam aspek tersebut adalah :a.    Aspek Pasar dan PemasaranAspek pasar dan pemasaran diistilahkan sebagai aspek komersil merupakan rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam aspek pasar dan pemasaran terdapat dua sudut pandang yaitu sudut pandang output dan sudut pandang input.Dari sudut pandang output, analisis pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan efektif    pada tingkat harga yang menguntungkan.Dari sudut pandang input, rencana-rencana yang cocok harus dibuat untuk meyakinkan tersedianya sarana produksi ternak (seperti: pakan ternak, obat-obatan, vitamin, mineral dan peralatan), ternak (bibit, bakalan, induk, DOC, dan DOD) yang akan diusahakan. b.    Aspek Zooteknis dan ProduksiMempertimbangkan aspek teknis dalam menilai usaha dalam bidang peternakan sangatlah penting, karena aspek-aspek lain dari analisis usaha akan dapat berjalan apabila analisis secara teknis telah dilakukan. Kerangka kerja rencana usaha harus dibuat dengan jelas agar aspek teknisnya dapat dianalisis secara tepat.Perencana usaha dalam bidang peternakan dituntut untuk mengetahui dan memahami aspek zooteknis agar  mampu  mengkaji rencana usaha dari aspek tersebut, sehingga perencana usaha  dapat  memberikan  penilaian  layak  tidaknya  sebuah  rencana usaha  dalam  bidang peternakan dari aspek zooteknis.Jenis ternak yang dapat diusahakan banyak ragamnya dari mulai ternak ruminansia (seperti: sapi, kerbau, domba dan kambing), ternak non ruminansia (unggas, kuda dan  kelinci). Masing-masing jenis ternak tersebut membutuhkan kesesuaian lingkungan yang berbeda untuk tumbuh, reproduksi dan berproduksi secara optimum. Dengan demikian dalam merencanakan usaha dibidang peternakan harus memperhatikan lokasi/ daerah yang sesuai dengan tuntutan fisiologis ternak yang akan diusahakan. Sebagai contoh ternak sapi perah akan berproduksi optimum pada suhu yang relatif dingin, dimana daerah yang relatif dingin berada pada daerah daerah pegunungan seperti di Lembang, Pangalengan, Ciwidey, Arjasari, Cipanas, dan daerah-daerah pegunungan lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka aspek zooteknis menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam studi kelayakan usaha/bisnis peternakan.c.    Aspek Ekonomi dan KeuanganTujuan umum pendirian sebuah usaha unutk menghasilkan benefit dan profit. Benefit dan profit tersebut merupakan imbalan atas sejumlah dana yang diinvestasikan dalam sebuah usaha. Dengan demikian, sebuah usaha akan membutuhkan sejumlah uang sebagai modal yang akan digunakan pada tahap pra operasi, tahap pembangunan dan tahap operasional.Dana investasi pada tahap pra operasi biasanya dibutuhkan untuk pengurusan izin-izin usaha, pematangan lahan (land improvement), dan lain-lain. Pada tahap pembangunan dana investasi diperlukan untuk membiayai bangunan fisik seperti kandang, gudang, jalan dan fasilitas-fasilitas lainnya yang diperlukan. Pada tahap operasional sebuah usaha membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai modal kerja seperti untuk membeli pakan, peralatan dan perlengkapan, vitamin, obat-obatan, membayar gaji karyawan/ upah pekerja, bunga modal, dan lain-lain.Aspek keuangan dalam studi kelayakan biasanya mempelajari kebutuhan dana untuk aktiva tetap, aktiva lancar, modal kerja, sumber pendanaan, dan sumber penerimaan, analisis biaya dan manfaat, serta arus kas. Aspek keuangan dalam studi kelayakan didasarkan atas angka proyeksi seperti proyeksi kebutuhan investasi, proyeksi biaya dan manfaat/keuntungan, dan proyeksi arus kas. Semua proyeksi tersebut pada analisi lebih lanjut menjadi dasar bagi penilaian kelayakan sebuah usaha menurut kriteria investasi (NPV, IRR, dan B/C) dan menilai kemampuan usaha dalam membayar seluruh biaya yang harus ditanggung.  Disamping  itu,  salah  satu  dari  proyeksi  tersebut dapat digunakan untuk mengukur rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh modal/investasi yang tanamkan, atau yang lebih dikenal dengan pay back periode (PBP).d.    Aspek Institusional-organisasional-manajerialDalam studi kelayakan badan/institusi, bentuk organisasi dan sistem pengelolaan dari usaha yang direncanakan perlu mendapat pertimbangan, karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang akan menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan dari usaha yang direncanakan.e.    Aspek LingkunganKeberadaan usaha peternakan yang baru akan memberi pengaruh terhadap lingkungan baik positif maupun negatif. Pengaruh positif biasanya terjadi pada lingkungan sosial-ekonomi karena adanya penyerapan tenaga kerja lokal, pemanfaatan kotoran ternak menjadi kompos atau dimanfaatkan langsung akan meningkatkan kesuburan tanah. Pengaruh negatif timbul akibat adanya limbah yang dihasilkan oleh usaha tersebut. Limbah yang dihasilkan umumnya menjadi sumber polutan bagi air dan udara di lingkungan sekitarnya.Dalam studi kelayakan kajian terhadap aspek lingkungan tidak mendetil, baru sampai pada tahap pendugaan dampak usaha terhadap lingkungan. Kajian yang lebih mendetil mengenai lingkungan dilakukan pada kajian lain yaitu upaya pemantauan lingkungan (UPL) dan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) yang diperlukan untuk menentukan lokasi usaha sebelum feasibility study dan kegiatan usaha setelah feasibility study, serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Kedua kajian tersebut  didasarkan atas hasil studi kelayakan (feasibility study) selesai. Jadi UPL-UKL dan AMDAL dilakukan setelah studi kelayakan usahanya ada/ selesai.f.    Aspek LegalitasLegalitas sebuah usaha yang direncanakan terkait dengan kebijakan pemerintah dan aspek hukum. Usaha yang direncanakan tidak boleh bertentangan dengan kebijakan dan hukum yang berlaku. Tanpa dukungan legalitas, usaha yang direncanakan dikhawatirkan akan mendapat hambatan  pada tahap implementasi rencana dan berkelanjutan usahanya terancan berhenti. Selain itu, legalitas usaha yang direncanakan sangat diperlukan apabila akan berhubungan dengan pihak lain seperti bank, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya.BAB IIIPEMBAHASANIII.1.    Pentingnya Aspek Manajemen dan Organisasi Dalam Studi KelayakanDalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek – aspek yang secara bersama – sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Aspek – aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan, dan aspek ekonomi Negara. Dilain pihak, proyek dapat dievaluasi dari aspek teknis, aspek manajerial administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial serta  aspek ekonomi.Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya – biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari tahap – tahap identifikasi, persiapan dan analisis penilaian, pelaksanaan dan evaluasi. Evaluasi proyek sangat penting, evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek.Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda – beda. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pemerintah dan lembaga non profit dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan penghematan devisa.Hal – hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan proyek investasi jika suatu pihak atau seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala proyek maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun sosial semakin luas. Oleh karena itu studi kelayakan dilengkapi dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis). Suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek yaitu : 1.    Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi proyek itu sendiri atau manfaat financial, artinya apakah proyek tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan risiko proyek. 2.    Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi Negara tempat proyek tersebut dilaksanakan, yang menunjukan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara. 3.    Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat disekitar proyek. Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dari dilakukannya studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.Studi kelayakan akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyak sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal) diantaranya yaitu : (1) kesalahan perencanaan, (2) kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat pakai, (4) kesalahan dalam memperkirakan kontinyuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5) pelaksanaan proyek yang tidak terkendalikan sehingga biaya pembangunan proyek menjadi membengkak serta penyelesaian proyek menjadi tertunda.Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika proyek akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya seharusnya adalah memaksimumkan net present value dari semua social cost and benefit.Studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak yang terkait dengan usaha, yaitu sebagai berikut:1.    Pihak investorIngin mengetahui berapa modal yang harus ditanamkan dan beberapa potensi dari pada usaha yang dihasilkan seperti beberapa tambahan pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan resiko modal yang ditanamkan.2.    Pihak kreditorSebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat resiko dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan juga kemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan.3.    Pihak manajemenSebagai pihak yang menjalankan usaha, maka pihak manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaanya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung juga kemungkinan resiko–resiko yang bisa berdampak yang bisa timbul4.    Pihak regulatorBerkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, industri yang akan dijalankan, dan dampak terhadap masyarakat maupun perekonomian nasional.III.2.    Informasi Yang Perlu Disusun Dalam Aspek Manajemen dan OrganisasiSesunggunya lingkungan manajemen dan organisasi sangat menentukan jenis informasi apakah yang harus diberikan oleh suatu system informasi, juga tentang bentuk yang diinginkan dari suatu informasi serta tentang bagaimana suatu system informasi seharusnya diorganisasikan. Perlu dipahami, bahwa semakin cepat lingkungan organisasi berubah, maka akan semakin pendek kesempatan bagi suatu organisasi untuk melakukan penyesuaian sebelum akhirnya organisasi bersangkutan mengalami kebangkrutan. Beberapa bukti menunjukan bahwa laju perubahan lingkungan organisasi berlangsung dalam pacu yang semakin cepat ;sehingga organisasi memerlukan informasi tentang perubahan lingkungannya secara cepat pula. Tujuannya tentu saja agar lebih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Informasi-informasi tersebut tentu saja harus dikumpulkan secara sistematis, dan organisasi bersangkutan juga harus menghasilkan dan menyediakan informasi yang diperlukan oleh pribadi dan organisasi lain yang berkaitan erat. Secara umum, semakin rumit dan dinamis perubahan lingkungan suatu organisasi, maka akan semakin besar pula proposi pencurahan upaya dan sumber daya suatu organisasi yang harus diberikan pada system informasi yang dimiliki.Banyak kegiatan manajerial melintasi, atau pada akhirnya berpuncak pada keputusan penting dari menejer. Keputusan yang dibuat juga cendrung terstruktur, sehingga analisisnya juga cendrung baku, dengan menerpakan suatu metode analisis yang digunakan secara rutin. Jenis informasi yang diperlukan untuk manalisis sudah diketahui, dan akan sama untuk masing-masing jenis keputusan.Sekitar 30-40% informasi yang berguna bagi manajer madya diterima langsung dari system computer. Sedang manajer yang lebih rendah menerima langsung besar informasi mereka dari system computer (55-75%). Informasi ini sebagaian besar adalah informasi rinci tentang kegiatan, pemerosesan transaksi, atau ringkasan informasi tentang kegiatan tersebut. Manajer yang lebih rendah dan posisinya berkaitan dengan tanggung jawab langsung untuk mpenyelia kegiatan, menggunakan sumber tak berkomputer 25-45% dari informasi yang diperlukannya. Para manajer madya menerima lebih sedikit informasinya (15-20%) dari sumber intern. Manajer puncak menerima informasi dan sumber intern paling sedikit (10-15%), tak termasuk dari manajer lain yang menjadi sumber. Karena mereka ini praktis terpisah dari hubungan langsung dengan kegiatan operasi serta mengandalakn sepenuhnya pada sumber informasi lain.Semua system informasi memiliki tiga kegiatan utama, yaitu: mereka menerima data sebagai masukan (input); kemudian memprosesnya dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsure data, pemuktahiran akun dan lain-lainnya; dan akhirnya memperoleh informasi sebagai keluarannya. Prinsip ini berlaku baik untuk system informasi manual, elektromekanis, maupun computer.Secra sederhana dikatakan, sebuah system informasi menerima dan memproses data, dan kemudian mengubahnya sebagai informasi. Sebuah system memproses data biasa juga disebut sebagai “system pembangkit informasi”; istilah ini sebenarnya lebih tepat karena lebih menekankan tujuan system. Walau istilah pengolahan data akan digunakan didalam buku ini karena memang sudah diterima luas, namun kepada para mahasiswa dianjurkan untuk berpikir bahwa SIM adalah system pembangkit informasi.Beberapa informasi yang dapat disusun dalam aspek manajemen dan organisasi, yaitu:1.    Sistem informasi Manajemen adalah menyeluruhKata manajemen dalam SIM adalah serba melingkupi. Didalam SIM termasuk system pemroses transaksi dan system-sistem yang utama dirancang bagi manajer dalam berbagai tingkatan. 2.    System Informasi Manajemen adalah TerkoordinasiKomponen sebuah Sistem Informasi Manajemen biasanya tidak dikelola melalui satu titik pusat organisasi; ada berbagai departemen pengguna, departemen pemroses data, dan mungkin pengolah data yang terpisah, bahkan yang lain-lainnya mungkin memiliki hak atas bagian tertentu dari Sistem Informasi Manajemen3.    System Informasi Manajemen memiliki sub-sistem InformasiSystem Informasi manajemen adalah serangkaian sub-sistem, atau system komnp[onene setengah terpisah yang merupakan bagian dari keseluruhan dan merupakan system yang terpadu. Masing-masing sub-sistem menyumbang tercapainya sasaran system informasi manajemen dan organisasi.4.    Sisem Informasi Manajemen Terintgrasi secara rasionalSub-system (kumpulan dari system yang semi terpisah) adalah terpadu sehingga kegiatanm dari masing-masing saling berkaitan satu dengan yang lainnya; integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara system-sistem tersebut. Program computer dan file dapat dirancang untuk menangani arus data diantara system, dan prosedur manual dapat digunakan untuk melaksanakan integrasi tersebut.5.    System Informasi Manajemen mentransformasikan data kedalam informasi dengan berbagai caraApabila data diolah dan berguna bagi manajer tertentu untuk tujuan tertentu, maka ia menjadi informasi. Ada berbagai cara dimana data harus ditransformasikan kedalam sebuah system informasi. Misalnya, data biaya untuk organisasi tertentu mungkin dapat diringkaskan dalam biaya keseluruhan, biaya variable, dan biaya standar untuk masing-masing jenis biaya, jenis konsumen dan jalur produk (produck line) 6.    System Informasi Manajemen meningkatkan produktivitasSystem Informasi Manajemen dengan berbagai cara dapat meningkatkan produktivitas. SIM mampu melaksanakan rugas rutin seperti menyiapkan dokumen yang efesien, ia mampu memberikan layanan terbaik bagi organisasi eksternal dan individu, dan juga ia mampu memberikan peringatan dinitentang masalah internal dan ancaman eksternal. Disamping juga mampu meningkatkan adanya berbagai kesempatan, membantu proses manajemen yang normal, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk memecahkan masalah-masalah yang  tidak terduga.7.    System Informasi Manajemen sesuai dengan sifat dan gaya manajerSuatu SIM dikembangkan lewat pengenalan sfat dan gaya manajerial dari personil yang akan menggunakannya, termasuk sumbangan yang diberikan oleh para manajer. Pada tingkat senior dalam organisasi, secara cermat SIM dijalin dengan cita rasa pribadi patra manajer; dan akan dijalin kembali dengan cita rasa masing-masing manajer yang baru apabila yang lama telah berhenti. Pada lapis organisasi terendah, SIM dijalin dengan cara biasa dimana para tenaga administrative dan personil operasi akan menggunakan informasi dan berinteraksi dengan system informasi.8.    System Informasi Manajemen menggunakan criteria mutu yang telah ditetapkanSebuah SIM harus dirancang agar sesuai dengan toleransi terhadap kecepatan, relevansi, dan ketepatan informasi. Toleransi ini bervariasi dari satu tugas ke tugas lainnya, dari satu lapis ke lapis lainnya di dalam organisasi. Tehadap kecepatan, untuk beberapa tugas tertentu data yang diperlukan harus dicari selama waktu yang panjang dan kemudian ditransformasikan sehingga menjadi informasi yang diinginkan manajer baik secara periodis maupun pada selang tak teratur; sedang untuk tugas lain mungkin diperlukan selang yang teratur, tetapi karena panjangnya periode tunda memungkinkan untuk dilaporkan setelah selesainya akhir satu periode. Untuk tugas yang lain lagi, mungkin diperlukan secepat mungkin setelah berakhirnya satu periode dan untuk kebanyakan tugas informasi harus diperoleh selama periode berlangsungnya transaksi.III.3.    Aspek Manajemen dan Organisasi Usaha Mikro, Menengah dan Besara.    Usaha MikroMenurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, Usaha mikro yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.b.    Usaha MenengahUsaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).c.    Usaha BesarUsaha mikro, menengah dan besar dalam perekonomian suatu negara memiliki peran yang penting. Bukan hanya di Indonesia, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa posisi usaha mikro, menengah dan besar mempunyai peranan strategis di negara-negara lain juga. Indikasi yang menunjukkan peranan usaha mikro, menengah dan besar itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB, Eksport non-migas, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti.Adapun peranan yang sangat strategis dan penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala lebih besar. Ketiga, kontribusi usaha mikro, menengah dan besar dalam pembentukkan PDB cukup signifikan. Keempat, memiliki sumbangan kepada devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil.Tata Cara Mendirikan Usaha Mikro1.    Aspek Manajemen UsahaDalam suatu kegiatan badan usaha haruslah ada manajemen yang mengatur atau menata badan usaha tersebut. Seperti misalnya memiliki beberapa orang karyawan yang telah diberikan tanggung jawab dimasing-masing tugasnya.2.    Aspek OperasionalKita harus memahami bagaimana cara membuat produk yang akan dijadikan usaha, agar produk tersebut memiliki nilai jual yang diterima dipasaran. Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan usaha yang dilakukan, serta merincikan manajemen resiko yang akan terjadi.3.    Aspek PemasaranTarget Pasar merupakan kunci utama yang harus diperhatikan, disini kita mengamati bahwa produk kegiatan usaha diminati oleh semua kalangan. Baik kalangan bawah, menengah, dan atas. Dan juga mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.a. Konsep Pemasaran yaitu melakukan pengamatan secara langsung kepada para pesaing usaha, misalnya menentukan ciri khas atau keunikan produk yang dihasilkan.b. Kualitas Produk Dan Penetapan Harga yaitu membuat produk memiliki kualitas standar, misalnya produk makanan ringan ini mengandung vitamin A-Z dan sesuaikan harga dengan produk yang dihasilkan. Ini dilakukan agar pelanggan dapat membandingkan produk mana yang lebih baik.4.    Aspek KeuanganMerincikan modal untuk kegiatan usaha yang akan dilakukan, antara lain : Perincian biaya bahan dan perlengkapan kegiatan usaha, Perincian biaya operasional, Perincian gaji karyawan.5.    PromosiPromosi perlu dilakukan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan, misalnya dengan memasang iklan diblog ini untuk mempromosikannya.6.    Segmentasi ProdukLokasi usaha haruslah dipilih tempat yang strategis, agar terlihat jelas prospek penjualannya sehingga memungkinkan akan banyak konsumen yang membeli produk hasil kegiatan usaha.7.    Cara Pengelolaan UsahaHaruslah memiliki visi dalam pengelolaan usaha yang sebenarnya adalah sederhana bagi yang ingin menjadi pengusaha apapun jenisnya. Perlu kita ketahui bahwa bisnis itu seperti pohon mangga yang kita tanam dari pertama kali tunas, maka tanggung jawab kita adalah merawatnya dengan menyiram dan memberi pupuk sampai menghasilkan buah saat panen. Dan tetap berkesinambungan dalam merawatnya, bukan dibiarkan begitu saja sebab akan mengurangi kualitas hasil dan ketika buahnya mulai berkurang bahkan kualitasnya menurun, serta pohon mulai terserang hama maka pohon pun ditebang. Perlu ada kesabaran, keuletan, dan ketelitian untuk menciptakan hasil yang maksimal.8.    Analisis SWOTSetiap memulai suatu kegiatan usaha kita harus mengukur kemampuan kita terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu melalui analisis swot : Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Treath (ancaman).Usaha kecil menengah adalah salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara indonesia ukm ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. Ukm ini juga sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat ukm juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu ukm juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. Ukm ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Terdapat dua aspek yang harus dikembangkan untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut.Kinerja nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan rendahnya kualitas produk. Walau diakui pula bahwa UMKM menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia , tetapi kontribusi dalam output nasional di katagorikan rendah. Hal ini dikarenakan UMKM, khususnya usaha mikro dan sektor pertanian (yang banyak menyerap tenaga kerja), mempunyai produktivitas yang sangat rendah. Bila upah dijadikan produktivitas, upah rata-rata di usaha mikro dan kecil umumnya berada dibawah upah minimum. Kondisi ini merefleksikan produktivitas sektor mikro dan kecil yang rendah bila di bandingkan dengan usaha yang lebih besar.Untuk meningkatkan daya saing UMKM diperlukan langkah bersama untuk mengangkat kemampuan teknologi dan daya inovasinnya. Dalam hal ini inovasi berarti sesuatu yang baru bagi si penerima yaitu komunitas UMKM yang bersangkutan. Kemajuan ekonomi terkait dengan tingkat perkembangan yang berarti tahap penguasaan teknologi. sebagian terbesar bersifat STATIS atau tidak terkodifikasi dan dibangun di atas pengalaman.Di antara berbagai faktor penyebabnya, rendahnya tingkat penguasaan teknologi dan kemampuan wirausaha di kalangan UMKM menjadi isue yang mengemuka saat ini. Pengembangan UMKM secara parsial selama ini tidak banyak memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan kinerja UMKM, perkembangan ekonomi secara lebih luas mengakibatkan tingkat daya saing kita tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita seperti misalnya cina dan Malaysia. Karena itu kebijakan bagi UMKM bukan karena ukurannya yang kecil, tapi karena produktivitasnya yang rendah. Peningkatan produktivitas pada UMKM, akan berdampak luas pada perbaikan kesejahteraan rakyat karena UMKM adalah tempat dimana banyak orang menggantungkan sumber kehidupannya. Salah satu alternatif dalam meningkatkan produktivitas UMKM adalah dengan melakukan modernisasi sistem usaha dan perangkat kebijakannya yang sistemik sehingga akan memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam meningkatkan daya saing daerah.Ciri-ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, secara umum adalah:a.    Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola dalam UKM.b.    Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal.c.    Daearh operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM yang memiliki orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-negara mitra perdagangan.d.    Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan, dan sarana prasarana yang kecil Usaha Kecil Menengah tidak saja memiliki kekuatan dalam ekonomi namun juga kelemahan.BAB IVPENUTUPIV.1.    Kesimpulan    Aspek manajemen dan organisasi merupakan hal yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian. Dimana keberhasilan suatu kegiatan bisnis yang telah dinyatakan feasible untuk dikembangkan, sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam penyampaian tujuan. Sebuah usaha peternakan setidaknya harus mempertimbangkan 6 aspek untuk setiap tahap (stage) dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya. Keenam aspek tersebut adalah : Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Zooteknis dan Produksi, Aspek Ekonomi dan Keuangan, Aspek Institusional-organisasional-manajerial, Aspek Lingkungan, dan Aspek Legalitas.Hal – hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan proyek investasi jika suatu pihak atau seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala proyek maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun sosial semakin luas. Oleh karena itu studi kelayakan dilengkapi dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis).DAFTAR PUSTAKABeata, Vincensia. 2013. Pembangunan Solusi Bisnis. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20pembangunan%20solusi%20bisnis%20dengan%20sistem%20informasi&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CEQQFjAF&url=http%3A%2F%2Fstei.itb.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2Fstei-S1%2Farticle%2Fdownload%2F179%2F172&ei=JwiOUYGnHMO_rgePpIDICw&usg=AFQjCNHuCtCgnCMPI4-EL1gW-lFJG9AM7g&bvm=bv.46340616,d.bmk. Di akses pada 24 Februari 2014.Firman, Adi. 2011. Aspek-aspek Studi Kelayakan. http://aspek-aspek-studi-Kelayakan-Adi-firman.html. Di akses pada 20 Februari 2013.Hartas, Siffa. 2012. Manajemen koperasi dan UMKM. http://www.siffahartas.blogspot/pengembangan-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-SiffaHartas.html. Di akses pada 24 Februari 2013.Kasmin, Jakfar. 2003. Study Kelayakan Bisnis. Kencana Prenad Media Group. Jakarta.M. A, Onong Uchjana Effendy. 1989. Sistem Informasi Manajemen. Mandar Maju. Bandung.Pakpahan, Efendi. 2013. Analisis kelayakan proyek untuk usaha peternakan. http://Analisis-kelayakan-proyek-untuk-usaha-peternakan-sapi-potong.htm. Di akses pada 20 Februari 2013.Rimanto, Dino. 2010. Aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan. http://www.dinorimanto.com/2010/10/aspek-aspek-yang-dikaji-dalam-studi-kelayakan.html. di akses pada 24 Februari 2014.Ristiani, Nonfita Ayu. 2013. Aspek manajemen. http://nonfita.blogspot.com/2012/09/aspek-manajemen.html di akses pada 24 Februari 2014.Soim, Muhammad  Ibnu. 2013. Aspek manajemen dan organisasi. http://www.ibnusoim.com/2013/12/bab-i-aspek-manajemen-dan-organisasi.html. Di akses pada 24 Februari 2013.Tomkian. 2011. Tata Cara Mendirikan Usaha mikro. www.tomkian.blogspot.com/2011/04/tata-cara-mendirikan-usaha-mikro.htm. di akses pada 24 Fabruari 2014.


Page 2