Adapun menurut Kemenkes RI, Sinusitis merupakan gangguan aliran palut lendir di rongga hidung. Sinusitis biasanya disebabkan oleh beberapa faktor sehingga obat yang diberikan pada penderita bervariasi atau lebih mudahnya adalah sinusitis merupakan peradangan pada dinding sinus karena berisi cairan sehingga bakteri tumbuh dan menyebabkan infeksi.
Selain itu, mencuci hidung dengan larutan infus direkomendasikan untuk penderita sinusitis. Pemakaian semprot hidung steroid juga dianjurkan sebagai antiradang yang paling baik. Dokter sering menyebut sinusitis sebagai rinosinusitis karena peradangan pada sinus hampir selalu terjadi dengan rinitis, yaitu peradangan pada hidung.
Jenis - Jenis Sinusitis
Mengutip pada laman Dinas Komunikasi dan Informatika, terdapat 4 jenis sinusitis yaitu:
Sinusitis akut: Sinusitis akut merupakan jenis sinusitis yang paling umum terjadi dan umumnya berlangsung selama 2-4 minggu.
Sinusitis subakut: Jenis sinusitis yang berlangsung selama 4-12 minggu sinus kronis dan sinus kambuhan.
Sinusitis kronis: Jenis sinusitis yang berlangsung selama lebih dari 12 minggu, dan dapat berlanjut hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Sinusitis kambuhan: Jenis sinusitis akut yang terjadi hingga 3 kali atau lebih dalam setahun.
Gejala Sinusitis
Gejala yang muncul pada setiap penderita tentu akan berbeda karena tergantung pada jenis sinusitis yang diderita, berapa lama sinusitis berlangsung dan tingkat keparahan gejalanya. Melansir pada laman Healthline ISPC terdapat beberapa gejala umum yang harus diwaspadai
Muncul rasa sakit di sekitar area wajah seperti hidung, pipi, mata dan dahi
Hidung tersumbat
Bau mulut (halitosis)
Sakit tenggorokan
Lendir atau ingus berwarna hijau atau kekuningan
Kelelahan
Namun terdapat beberapa gejala pembeda antara sinusitis akut dan kronis. Beberapa gejala sinusitis akut, seperti:
Lendir mengalir hingga ke belakang tenggorokan
Kesulitan bernapas
Pembengkakan pada area mata, hidung, pipi dan dahi
Rasa sakit ketika menundukan kepala
Sakit telinga
Sakit gigi
Demam
Sedangkan gejala dari infeksi sinus kronis sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang bersifat akut. Namun, gejala sinusitis kronis biasanya akan berlangsung lebih lama dan sering kali menyebabkan kelelahan berlebih.
Faktor Risiko Sinusitis
Dikutip dari Healthline, faktor - faktor dibawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sinusitis
Memiliki riwayat infeksi saluran pernapasan seperti polip hidung yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur cystic fibrosis yang menyebabkan lendir kental menumpuk di paru-paru dan lapisan selaput lendir lainnya.
Alergi musiman
Alergi terhadap debu, bulu hewan dan serbuk sari
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi kesehatan tertentu
Memiliki septum yang miring. Septum merupakan tulang rawan yang membagi hidung menjadi dua lubang hidung. Ketika bengkok ke satu sisi, baik melalui cedera atau pertumbuhan, hal tersebut dapat meningkatkan risiko sinusitis.
Perawatan Sinusitis
Sebagian besar kasus sinusitis disebabkan oleh infeksi virus dan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Melansir pada laman Medical News Today pada sebagian kasus lainnya tetap diperlukan beberapa penanganan atau perawatan khusus seperti:
Pengobatan
Jika terdapat infeksi bakteri, kemungkinan besar dokter akan meresepkan antibiotik. Konsumsi antibiotik harus dilakukan setidaknya selama 10 hingga 14 hari, tergantung pada instruksi dokter. Tidak disarankan untuk berhenti minum obat lebih awal dari yang diarahkan, karena dapat membuat infeksi bakteri bernanah dan tidak sepenuhnya sembuh. Jika gejala tetap ada setelah konsumsi antibiotik, maka pasien harus kembali kontrol ke dokter.
Selain itu, semprotan atau tablet kortikosteroid juga dapat membantu mengatasi peradangan, tetapi tetap harus membutuhkan resep dan pengawasan medis karena penggunaan obat-obatan ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping.
Operasi
Dokter dapat merekomendasikan operasi jika perawatan lain tidak berhasil. Namun, operasi tidak menyelesaikan masalah sepenuhnya. Setelah operasi, pasien perlu melanjutkan perawatan lain setelah operasi untuk menghentikan sinusitis agar tidak kembali.
Cara Mencegah Sinusitis
Pilek, flu, atau reaksi alergi merupakan awalan dari penyebab sinusitis dapat berkembang sehingga pencegahannya juga perlu mengikuti gaya hidup yang sehat guna mengurangi paparan kuman dan alergi. Untuk mengurangi risiko sinusitis, MetroFriends dapat menerapkan beberapa cara berikut
Makan makanan bergizi, seperti buah-buahan dan sayuran.
Cuci tangan secara teratur.Mengoleskan kain lembab yang hangat ke wajah dan dahi beberapa kali sehari.
Lakukan pembilasan hidung dengan larutan garam untuk membantu membersihkan lendir yang kental dan lengket dari hidung.
Minum air dan jus agar tetap terhidrasi dan membantu mengencerkan lendir.
Gunakan pelembab udara di kamar tidur untuk menambah kelembaban udara.
Nyalakan pancuran dan duduk di kamar mandi dengan pintu tertutup untuk mengelilingi diri dengan uap.
Batasi paparan terhadap asap, bahan kimia, serbuk sari, dan alergen atau iritan lainnya.
Minum obat antihistamin untuk mengobati alergi dan pilek.
Menghindari merokok dan perokok pasif
Hindari paparan orang dengan infeksi pernapasan aktif, seperti pilek atau flu.
Kapan Harus Ke Dokter?
Apabila mengalami gejala parah, seperti sakit kepala parah atau nyeri wajah, berlangsung lebih dari 10 hari tanpa membaik, disertai demam lebih dari 3-4 hari, MetroFriends dapat segera memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Apakah sinusitis bisa sembuh total?
Kapan sinus harus dioperasi?
Bagaimana cara mengeluarkan sinus?
Apa akibatnya jika sinusitis dibiarkan?