KOMPAS.com - Hipertiroid adalah kondisi yang disebabkan karena tiroid terlalu aktif, kemudian menghasilkan banyak hormon tiroksin. Kelenjar tiroid merupakan bagian dari kelenjar endokrin yang letaknya di leher bawah bagian depan.
Seperti dilansir dari Cleveland Clinic, Selasa (19/10/2021) hipertiroid dapat memengaruhi seluruh tubuh, termasuk membuat metabolisme yang jadi lebih cepat.
Selain itu, fungsi kontrol suhu tubuh hingga detak jantung pun bisa terganggu masalah kesehatan ini.
Baca juga: Mengenal Kanker Tiroid, Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatannya
Faktanya, kebanyakan kasus hipertiroid dapat disembuhkan. Gangguan pada kelenjar tiroid bisa melalui operasi atau pengobatan rutin.
Namun, hipertiroid perlu ditangani dengan sangat tepat dan akurat. Sehingga, dokter biasanya akan membuat diagnosis hipertiroid berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, serta tes darah untuk menentukan tindakan medis yang sesuai.
Pengobatan hipertiroid
Ada banyak pilihan pengobatan untuk penyakit hipertiroid. Penanganannya pun tergantung pada penyebab hipertiroid.
Nantinya, dokter akan mendiskusikan opsi pengobatan dengan Anda dan membantu menentukan rencana perawatan terbaik. Adapun pilihan pengobatan untuk hipertiroid meliputi:
1. Terapi dengan obat
Tarapi dengan obat anti tiroid methimazole (Tapazole) atau propylthiouracil (PTU), menjadi lini pertama pengobatan hipertiroid.
Keduanya bekerja dengan memblokir kemampuan tiroid memprofuksi hormon. Obat-obatan ini mampu mengontrol tiroid dengan lebih terkendali.
2. Terapi yodium radioaktif
Selanjutnya, yodium radioaktif adalah obat oral yang diserap sel tiroid terlalu aktif. Yodium radioaktif merusak sel-sel ini dan menyebabkan tiroid menyusut, sehingga kadar hormon tiroid turun selama beberapa pekan.
Hal ini biasanya menyebabkan kerusakan permanen pada tiroid, yang akan menyembuhkan hipertiroid.
Jumlah radiasi yang diberikan oleh obat berbeda dari jumlah yang digunakan untuk tes penyerapan yodium radioaktif (RAIU), maupun pemindaian untuk diagnosis.
Kebanyakan pasien yang menerima perawatan tersebut harus minum obat hormon tiroid selama sisa hidup mereka, guna mempertahankan kadar hormon normal.
3. Operasi pengangkatan kelenjar tiroid
Pengobatan hipertiroid lainnya ialah mengangkat kelenjar tiroid melalui operasi (tiroidektomi). Prosedur itu akan menyembuhkan penyakit, tetapi biasanya akan menyebabkan tiroid yang kurang aktif.
Pada akhirnya, pasien membutuhkan suplemen tiroid seumur hidup untuk menjaga kadar hormon tetap normal.
Baca juga: 6 Penyakit Kelenjar Tiroid yang Paling Umum
4. Terapi beta blocker
Obat ini memblokir aksi hormon tiroid pada tubuh. Beta blocker sendiri tidak mengubah tingkat hormon dalam darah, melainkan dapat membantu mengendalikan gejala seperti detak jantung yang cepat, gugup dan gemetar yang disebabkan oleh hipertiroid.
Perawatan ini, tidak berdiri sendiri dan biasanya dipasangkan dengan pilihan lain untuk mengobati hipertiroid dalam jangka panjang.
Berapa lama waktu untuk mengobati hipertiroid?
Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengobati hipertiroid tergantung pada penyebabnya. Jika dokter merawat kondisi Anda dengan obat anti tiroid (methimazole atau propylthiouracil), kadar hormon akan turun ke tingkat yang sehat dalam waktu sekitar enam hingga 12 pekan.
Di sisi lain, ada sejumlah risiko efek samping dari pengobatan hipertiroid, antara lain:
Efek samping obat
Dua obat yang dapat mengobati hipertiroidisme adalah methimazole dan propylthiouracil (PTU).
Satu efek samping langka yang mempengaruhi kurang dari 1 persen pasien adalah potensi kerusakan hati.
Efek samping lain yang jarang atau kurang dari 1 persen tetapi serius adalah agranulositosis, penurunan parah jumlah sel darah putih. Ada juga kemungkinan reaksi alergi terhadap obat-obatan, yang terjadi pada sekitar 5 persen orang.
Risiko terpapar bahan radioaktif
Ada kemungkinan efek samping kanker setelah menjalani terapi yodium. Kendati begitu, risiko ini dianggap rendah dan tidak mungkin terjadi.
Salah satu risiko yang diketahui adalah antara ibu hamil atau menyusui dengan bayinya. Anda tidak boleh mengonsumsi yodium radioaktif saat hamil atau menyusui, karena dapat memengaruhi kelenjar tiroid bayi.
Terkadang, pasien bisa kehilangan sensasi di mulut setelah terapi yodium radioaktif yang bertahan hingga beberapa bulan.
Baca juga: Bisa Dilakukan di Rumah, Begini Cara Deteksi Awal Kanker Tiroid
Efek samping pasca operasi
Selalu ada risiko tertentu yang terkait dengan operasi, seperti infeksi dan pendarahan. Operasi umumnya dianggap sebagai pengobatan yang sangat efektif untuk hipertiroid.
Dalam situasi yang jarang terjadi, komplikasi seperti kelumpuhan pita suara (ketidakmampuan untuk berbicara) ataupun kerusakan pada kelenjar paratiroid dapat terjadi, mengakibatkan rendahnya kalsium dalam darah.
Setelah perawatan, kemungkinan besar pasien perlu melakukan perawatan hormon tiroid pengganti selama sisa hidupnya. Sebab, beberapa pengobatan terutama operasi mengurangi kadar hormon tiroid ke tingkat yang sangat rendah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.