Show
santri-berikrar-membela-negara-menjaga-pancasila-dan-nkri
MOJOKERTO – Puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3 di halaman PC NU Kabupaten Mojokerto dengan menggelar upacara diikuti ribuan santri, Minggu (22/10) pagi. Dalam upacara ini, semua santri mengenakan baju koko putih, bersarung dan berpeci sebagai identitas seorang santri. Upacara juga diikuti santriwati dari berbagai pondok pesantren (ponpes) dan siswa madrasah di bawah naungan LP Ma’arif. Dalam kesempatan ini, para santri membaca ikrar santri Indonesia bersama yang diawali membaca syahadat dengan dipandu salah satu santri. Bismillahirrahmanirahim, asyahadu alla illaha illalah, wasyhadu anna Muhammadar Rasullullah. Kami santri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berikrar: 1. Sebagai santri NKRI, berpegang teguh pada akidah ajaran nilai dari tradisi Islam ahlusunnah wal jamaah. 2. Sebagai santri NKRI, bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berideologi negara satu, ideologi Pancasila. Berkonstitusi satu, UUD 1945. Berkebudayaan satu, kebudayaan Bhinneka Tunggal Ika. 3. Sebagai santri NKRI, selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air dan bangsa Indonesia. Mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional, serta mewujudkan perdamaian abadi. 4. Sebagai santri NKRI, berperan aktif dalam membangun nasional, mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia yang berkeadilan. 5. Sebagai santri NKRI, pantang menyerah, pantang putus asa serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, serta konstitusi dasar lainnya yang bertentangan dengan semangat proklamasi kemerdekaan dan resolusi jihad Nahdlatul Ulama. Pembacaan ikrar juga diikuti oleh undangan dan para kiai yang hadir. Di antaranya, Ketua PC NU Kabupaten Mojokerto KH Syihabul Irfan Arief, KH Masyrikhan Asy’ari, KH Mashul Ismail, KH Sya’dullah, dan para pengurus PC NU. Meliputi pengurus syuriah dan tanfidz, lajnah, banom, 18 perwakilan Majelis Wakil Cabang (MWC), serta jajaran kader Nahdlatul Ulama (NU). ”Ikrar santri Indonesia ini sebagai wujud santri dalam meneguhkan bela negara, menjaga Pancasila dan NKRI,” kata ketua panitia HSN ke-3 PC NU Kabupaten Mojokerto, H. Shobirin. Di akhir upacara, ribuan santri diajak mendengar amanah Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siraj yang disampaikan pembina upacara, KH Mashul Ismail. ”Inti amanah HSN ke-3 ini, santri harus bisa menjadi garda terdepan dalam membentengi NKRI dari berbagai ancaman yang dapat merongrong ideologi Pancasila dan kesatuan bangsa,” pungkas Shobirin. Baca Juga : Truk Ngebut, Lindas Pemotor
MOJOKERTO – Puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3 di halaman PC NU Kabupaten Mojokerto dengan menggelar upacara diikuti ribuan santri, Minggu (22/10) pagi. Dalam upacara ini, semua santri mengenakan baju koko putih, bersarung dan berpeci sebagai identitas seorang santri. Upacara juga diikuti santriwati dari berbagai pondok pesantren (ponpes) dan siswa madrasah di bawah naungan LP Ma’arif. Dalam kesempatan ini, para santri membaca ikrar santri Indonesia bersama yang diawali membaca syahadat dengan dipandu salah satu santri. Bismillahirrahmanirahim, asyahadu alla illaha illalah, wasyhadu anna Muhammadar Rasullullah. Kami santri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berikrar: 1. Sebagai santri NKRI, berpegang teguh pada akidah ajaran nilai dari tradisi Islam ahlusunnah wal jamaah. 2. Sebagai santri NKRI, bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berideologi negara satu, ideologi Pancasila. Berkonstitusi satu, UUD 1945. Berkebudayaan satu, kebudayaan Bhinneka Tunggal Ika. 3. Sebagai santri NKRI, selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air dan bangsa Indonesia. Mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional, serta mewujudkan perdamaian abadi. 4. Sebagai santri NKRI, berperan aktif dalam membangun nasional, mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia yang berkeadilan. 5. Sebagai santri NKRI, pantang menyerah, pantang putus asa serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, serta konstitusi dasar lainnya yang bertentangan dengan semangat proklamasi kemerdekaan dan resolusi jihad Nahdlatul Ulama. Pembacaan ikrar juga diikuti oleh undangan dan para kiai yang hadir. Di antaranya, Ketua PC NU Kabupaten Mojokerto KH Syihabul Irfan Arief, KH Masyrikhan Asy’ari, KH Mashul Ismail, KH Sya’dullah, dan para pengurus PC NU. Meliputi pengurus syuriah dan tanfidz, lajnah, banom, 18 perwakilan Majelis Wakil Cabang (MWC), serta jajaran kader Nahdlatul Ulama (NU). ”Ikrar santri Indonesia ini sebagai wujud santri dalam meneguhkan bela negara, menjaga Pancasila dan NKRI,” kata ketua panitia HSN ke-3 PC NU Kabupaten Mojokerto, H. Shobirin. Di akhir upacara, ribuan santri diajak mendengar amanah Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siraj yang disampaikan pembina upacara, KH Mashul Ismail. ”Inti amanah HSN ke-3 ini, santri harus bisa menjadi garda terdepan dalam membentengi NKRI dari berbagai ancaman yang dapat merongrong ideologi Pancasila dan kesatuan bangsa,” pungkas Shobirin. Jakarta - Bela negara adalah sikap, tekad, perilaku warga negara yang menunjukkan kecintaannya kepada sebuah negara mulai anak-anak sampai orang tua. Upaya bela negara diperlukan karena adanya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan negara.
Pengertian Bela NegaraDikutip dari buku "Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Madrasah/Sekolah" oleh Abdul Kadir Ahmad, Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara."
Tujuan Bela NegaraMasih dikutip dari buku Abdul Kadir Ahmad, tujuan bela negara adalah sebagai berikut. 1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara 2. Melestarikan budaya 3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara 5. Menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara. Fungsi Bela NegaraAdapun fungsi bela negara, di antaranya:
2. Menjaga keutuhan wilayah negara 3. Merupakan kewajiban setiap warga negara 4. Merupakan panggilan sejarah Manfaat Bela NegaraSikap bela negara juga memiliki manfaat, di antaranya:
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan 3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh 4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri 5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok 6. Membentuk iman dan takwa pada agama yang dianut masing-masing individu 7. Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama 8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan 9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin 10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
Simak Video "Ditunjuk Jadi Duta Bela Negara, Atta Halilintar Akui Bangga" (lus/lus) |