Apa yang harus dilakukan oleh guru jika hendak menerapkan teori behaviorisme dalam PEMBELAJARAN

Admin 7/21/2021   Behavioristik   Guru   Pembelajaran   Pendidikan   Siswa   Teori Belajar

Apa yang harus dilakukan oleh guru jika hendak menerapkan teori behaviorisme dalam PEMBELAJARAN


BlogPendidikan.net
- istilah apakah yang sering digunakan untuk menyebut teori belajar behavioristik? Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat  diukur, dilukiskan dan diramalkan. 

Belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang disebabkan karena pengaruh lingkungannya. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan, artinya lebih menekankan pada tingkah laku manusia.

Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. 

Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau peserta didik. Peserta didik diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pendidik atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.

Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai sesuatu yang ada di dunia nyata telah tersetruktur rapi dan teratur, maka peserta didik atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu secara ketat.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. 

Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. 

Thorndike (Schunk) kemudian merumuskan peran yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran, yaitu : 

  1. Membentuk kebiasaan peserta didik. Jangan berharap kebiasaan itu akan terbentuk dengan sendirinya.
  2. Berhati-hati jangan sampai membentuk kebiasaan yang nantinya harus diubah, karena mengubah kebiasaan yang telah terbentuk adalah hal yang sangat sulit.
  3. Jangan membentuk kebiasaan dengan cara yang sesuai dengan bagaimana kebiasaan itu akan digunakan.
  4. Bentuklah kebiasaan dengan cara yang sesuai dengan bagaimana kebiasaan itu akan digunakan.

Dalam menerapkan teori Belajar Behavioristik ini perlu memahami beberapa langkah berikut sehingga, jika dalam praktiknya tidak mengalami kesulitan.

Berikut Langkah-langkah penerapan belajar Behavioristik dalam proses pembelajaran :

  • Menentukan indikator atau tujuan pembelajaran. Kaitannya dengan ketercapaian pembelajaran yang diharapkan
  • Menganalisis lingkungan belajar berupa identifikasi pengetahuan awal (kompetensi yang sudah dicapai) dan karakteristik belajarnya (kebiasaan dan gaya belajar). Kaitannya dengan penyusunan materi dan penentuan strategi pembelajaran
  • Mengidentifikasi karakteristik materi yang akan dipelajari. Untuk melihat apakah materi berbasis teori, praktek atau gabungan keduanya. 
  • Menyusun materi pembelajaran menjadi sub-sub pokok bahasan. Kaitannya dengan pemilahan materi prasyarat dan materi inti. 
  • Menyajikan pembelajaran (pelaksanaan)
  • Memberikan stimulus kepada peserta didik (proses pembetukkan perilaku)
  • Mengamati serta mengkaji respons yang diberikan peserta didik (analisis respons)
  • Memberikan penguatan baik yang sifatnya positif maupun negatif (penguatan stimulus)
  • Menstimulasi ulang (stimulus diberikan secara continue) (pembiasaan/pengulangan)
  • Mengamati serta mengkaji respons dari peserta didik (analisis respons)
  • Memberi penguatan kembali
  • Mengevaluasi hasil belajar peserta didik

Selanjutnya Bagaimana Contoh Penerapan Teori Behavioristik dalam Proses Pembelajaran? Berikut contohnya :

  • Membiasakan peserta didik memberi salam ketika masuk kelas
  • Membiasakan peserta didik menjawab salam ketika orang lain memberi salam
  • Membiasakan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan baik pada waktu istirahat atau waktu lainnya.
  • Membiasakan berdoa sebelum belajar dan ini dilatih bukan hanya saat berada di kelas tetapi dimana saja setiap melakukan sesuatu diawali dengan doa. 
  • Membiasakan peserta didik membuang sampah ditempatnya 
  • Membiasakan peserta didik memungut sampah ketika ada didekatnya
  • Membiasakan peserta didik mendengarkan lawan bicara sampai selesai barulah dia berucap/menjawab/berbicara
  • Membiasakan mencium tangan kedua orang tua sebelum berangkat ke sekolah dan ke mana saja 
  • Membiasakan memotong kuku setiap hari jumat (perilaku hidup bersih dan sehat)
  • Membiasakan peserta didik mengucapkan kata terima kasih jika mendapatkan sesuatu
  • Membiasakan mengucapkan kata maaf jika bersalah
  • Membiasakan gosok gigi dua kali sehari (pagi dan malam hari)
  • Membiaskan mandi dua kali sehari (jika kondisi sehat)
  • Membiasakan menulis dengan rapi
  • Membiasakan cara memegang pensil yang baik (artinya anak tidak mengalami kesulitan saat menulis hanya karena cara dia yang agak keliru)
  • Membiasakan memegang makanan dan minuman dengan tangan kanan
  • Membiaskan menghafal pancasila sebelum pelajaran dimulai (pelajaran PKn khusus kelas rendah)
  • Membiasakan menghafal surat-surat pendek minimal satu surat sebelum mulai belajar (pelajaran agama)
  • Membiasakan mengucapkan kata alhamdulillah jika sudah melakukan berbagai aktivitas

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Behavioristik

Teori behaviorisme adalah teori yang menekankan pada stimulus-stimulus yang harus diberikan kepada organisme demi memperoleh respon. Psikologi dari manusia atau mental tidak dihiraukan di aliran ini. Manusia sesungguhnya bisa diatur daring stimulus-stimulus. Stimulus sejatinya adalah masuka yang diberika oleh lingkungan atau guru yang telah diatur sehingga mendapatkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari stimulus tadi. Hubungan antara stimulus dan respon tidak bisa diukur jadi tidak dihiraukan ( segi mental dan psikis organisme) stimulus dan respon ini harus diukur agar dapat menhetahui seberapa tingat keberhasilan.Seakan-akan aliran ini menganggap manusia adalah mahluk yang tidak memiliki jiwa dan hati. Teori ini tidak mengakui bakat, kecerdasan, minat siswa. sesuatu yang tidak terlihat tidak diakui di aliran ini.

Pada teori Behavioristik seorang dianggap belajar jika terjadi perubahan tingkah laku dari bisa menjadi tidak bisa. Faktor terpenting dari teori ini adalah penguatan. semakin kuat dalam pemberian stimululus maka respon yang diberikan akan semakin baik.

Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:

(1) Reinforcement and Punishment/ penguatan dan hukuman

(2) Primary and Secondary Reinforcement / Penguatan primer dan sekunder

(3) Schedules of Reinforcement/ rancangan penguatan

(4) Contingency Management / manajemen kontingensi

(5) Stimulus Control in Operant Learning/

(6) The Elimination of Responses

(Gage, Berliner, 1984).

Teori ini memunculkan beberapa karyatokoh yang menganutnya antara lain

Teori Belajar Menurut Thorndike

Menurutnya stimulus adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oelh alat indera dan respon adalah segala tingkah laku baik perubahan tingkah fisik dan perilaku, dan Thorndike  mengemukakan tiga hukum belajar yaitu hukum kesiapan (kesiapan bersumber dari suatu unit-unit pengatar dan tidak lain adalah stimulus-stimulus dari berbagai sumber), hukum latihan ( setiap orang belajar akan melakukan laithan sehingga hubungan antara stimulus dan respon akan semakin dekat), hukum efek (artinya setiap stimulus akan meimbulkan efek terhadap respon).

Teori Belajar Menurut Watson

Watson adalah behaviorisme murni walau mengakui perubahan mental namun faktor itu tidak dihiraukan dan Watson mengaplikasikan teori ini dengan pelajaran fisikan kimia, siswa harus dapat menerangkan apa yang ada didalam buku secara benar dan rinci

Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie

Guthrie menggabungkan stimulus-stimulus  sehinga mendapatkan aspek kontinyu. ini dilakukan agar hubungan antara stimulus dan respon tetap bertahan. hukuman adalah cara terbaik dan faktor terpenting untuk mengubah tingkah seorang manusia.

Teori Belajar Menurut Skinner

Skinner hampir sama dengan Guthrie namun lebih dalam lagi Skinner lebih mendalami hubungan antara stimulus tadi sehingga kita dapat mengetahui hasil dari respon. perilaku adalah hasil dari konsekuensi yang ditimbulkan oleh respon. Hubungan antar stimulus menjadi kunci bagai mana konsekuensi akan terjadi.

Penerapannya dalam Pembelajaran

Teori menganggap belajar adalah perubahan tingkah laku dari stimulus yang menunjukkan perubahan tingkah laku tertentu, hal terpenting yang harus dinilai adalah stimulus dan respon dan penguatan harus dilakukan agar menambah hubungan antara stimulus dan rspon.

oleh karena itu jika ingin siswa berhasil guru harus memperhatikan prinsip berikut guna menilai suatu dari keberhasilan.

pertama guru harus tahu stimulus yang tepat untuk diberikan kepada siswa

kedua, guru harus tahu nanntinya respon apa yang timbul ketika sudah diberika stimulus

agar menunjukkan respon itu apakah sudah benar maka guru harus menetapkan bahwa respon tersebut harus dapat dilihat, dinilai,  dan diukur sekaligus pemberian hadiah terhadap siswa jika respon itu sesuai.

Agae tujuan dalam pembelajaran sampai secara maksimal menurut teori ini guru harus melakukan dan menyiapkan kegiatan berikut.

Menganalisis Kemampuan Awal dan Karakteristik Siswa
Tentunya seorang guru harus mengetahui kemampuan siswa terlebih dahulu, bukan tidka mungkin siswa tidak memiliki pengalaman dasar yang sudah dimilikinya sehingga kita dapat mengamati perubahan-perubahan secara jelas baik fisik maupun kerohanian.

Merencanakan materi pembelajaran yang akan dibelajarkan

Materi yang akan diberikan dapat sesuai dengan siswa atau siswa yang menyesuaikan dengan materi dapat dilakukan dengan perencanaan. perencanaan ini dapat dilakukan dengan tes yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran, Hasilnya adalah nanti pengajar akan tahu apakah mana siswa yang punya pengetahuan da siswa yang belum punya pengetahuan, kemudian dikelompokkan berdasarkan dari hasil tersebut.

Kegiatan yang dapat dilakukan juga dengan membentuk kelompok belajar sesudah hasil tes tadi. menempatkan beberapa siswa yang berkompeten dicampur dengan siswa yang belum tahu akan menambah proses mencapai tujuan pendidikan tersampaikan.

Indonesia harus belajar berfikir dan bukan bertujuan menjadi cerdas tapi berfikir

Aku Cinta Indonesia