Orang tua seyogianya menyadari bahwa usia balita adalah masa emas bagi pertumbuhan setiap individu. Hal ini karena masa lima tahun pertama usia anak adalah masa kritis. Masa ini merupakan masa yang menjadi basis, landasan, dan fondasi berbagai aspek perkembangan.
Sesungguhnya tidak hanya masa balita saja yang penting bagi kehidupan manusia. Semua masa penting. Akan tetapi, pengalaman-pengalaman pertama yang biasanya terjadi pada masa balita, akan terekan di alam bawah sadar dan menjadi tuntutan seseorang untuk bersikap di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena sirkuit emosi terbentuk sejak bayi, bahkan sejak anak berusia 2 bulan.
Periode usia 0-5 tahun merupakan masa kritis (golden age):
1.Manusia memiliki 100 neuron (untuk menyalurkan pesan / komunikasi setiap aktivitas) ketika lahir dan akan berkembang lebih dari 20% jika dirangsang dengan pendidikan.
2.50% kapabilitas kecerdasan manusia terjadi pada umur 4 tahun, 80 % telah terjadi pada 8 tahun serta diyakini mencapai kulminasi pada 18 tahun.
3.Merupakan masa untuk mulai mengenal sosialisasi (sekolah, kelompok), menjelajah, bermain, meniru, dan kreatif.
Pada masa ini, perkembangan otak terjadi secara keseluruhan pada keempat bagian otak, termasuk pada masing-masing belahan otak. Belahan otak inilah yang akan menyimpan kemampuan-kemampuan anak yang berbeda, yakni pada belahan otak kanan maupun otak kiri. Otak kiri berhubungan dengan tangan, kaki, dan tubuh sebelah kanan. Otak kiri mengendalikan aktivitas yang bersifat teratur, berurutan, rinci, sistematis, misalnya membaca, menulis, menghitung. Otak kanan berhubungan dengan tangan, kaki, dan tubuh sebelah kiri. Otak kanan mengendalikan aktivitas yang bersifat divergen (meluas), imajinasi, ide-ide, kreativitas, emosi, music, intuisi, abstrak, bebas, simultan. Oleh karena itu, jika menginginkan anak dengan kecerdasan multiple, latihlah kedua tangan, kaki, mata, telinga kanan dan kiri sama seringnya setiap hari, terutama sampai umur 3 tahun, agar otak kanan dan kiri berkembang optimal.
Adapun tahapan perkembangan kemampuan balita usia 1 hingga 3 tahun diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Pada usia 13-15 bulan, balita sudah berminat pada gambar, mengambil mainan sendiri, berceloteh, dan mampu meniru kegiatan orang lain.
2.Pada usia 16-18 bulan, balita bisa mengucapkan kata-kata yang lebih banyak, menemukan mainan yang disembunyikan, dan mengerti fungsi benda.
3.Pada usia 19-24 bulan, balita sudah memahami konsep sederhana bentuk benda (seperti segitiga dan persegi), menyebut nama sendiri, serta mengucapkan satu kalimat.
4.Pada usia 2-3 tahun, balita sudah dapat mencocokkan bentuk, membangun dan menghubungkan balok, berpakaian sendiri, dan semakin memahami kata-kata orang lain.
Hal ini perlu untuk pembelajaran anak usia dini, bukan seperti untuk anak usia sekolah. Akan tetapi, hal yang diperlukan disini adalah pemberian stimulasi/rangsangan. Pemberian stimulasi yang paling efektif dalam usia ini adalah olahraga otak secara ringan. Dalam usia ini pula, peran ibu sangat menentukan kecerdasan anak. Stimulasi/rangsangan hendaknya diberikan secara kompleks tapi ringan, mulai dari stimulasi bahasa, hingga stimulasi gerakan dan sentuhan. Kedekatan orang tua dengan anak akan memberikan rasa aman dan menumbuhkan rasa percaya diri, kemudian mempengaruhi aspek perkembangan lainnya.
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Video Pilihan
Budi Setiawan, Bambang, “Pengasuhan Anak dan Peran Penitipan Anakâ€, Bulletin
Padu, Edisi Perdana, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah,
Depdiknas Jakarta, 2002.
Clark, B. Growing up Giffed. Columbia, USA, CE, Memi Publishing Co., 1986.
Haryono M.H., Pengalaman Pembinaan Anak Usia Pra Sekolah, Surabaya: Bina
Anaprasa, 1999.
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1993.
Jalal, Fasli, â€Pendidikan Anak Dini Usia, Pendidikan yang Mendasarâ€, Bulletin Padu,
Edisi Perdana, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas
Jakarta, 2002.
Padmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta,
Suparno, Paul. dkk. Reformasi Pendidikan: Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta:
Kanisius, 2002.
Syarief, Hidayat, â€Pengembangan Anak Dini Usia: Memerlukan Keutuhanâ€,
Bulletin Padu, Edisi Perdana, Direktorat Jendral Pendidikan Luar
Sekolah, Depdiknas Jakarta, 2002.
Utami, Munandar SC., Aspek Psikologi dan Penerapannya, Analisis Pendidikan,
Jakarta: Balai Pustaka, 1981.
Van de Carr, F. Rene dan Marc Lehrer, While you’re Expecting……Your Own
Prenatal Classroom, Humanics Trade, Atlanta, GA, diindonesiakan oleh
Al-wiyah Abdurrahman dengan judul Cara Baru Mendidikan Anak Sejak
dalam Kandungan, Kaifa, Bandung, 1999.
Yuliani N. S. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks, 2009.