Apa yang dimaksud dengan siklus menstruasi

Setiap bulannya, seitap wanita akan mengalami siklus menstruasi.

Siklus menstruasi terjadi ketika terdapat serangkaian perubahan pada tubuh dan organ reproduksi yang dipengaruhi oleh perubahan hormon.

Pada kondisi yang normal, wanita akan mengalami menstruasi setiap bulannya, dimulai dari masa pubertas hingga memasuki usia menopause.

Siklus menstruasi bisa saja dapat berjalan secara teratur, misalnya waktu terjadinya bisa sama setiap bulannya. Namun, pada bebeapa kasus juga bisa mengalami ketidakteraturan.

Tingkat rasa nyeri biasanya akan berbeda-beda setiap orang, terkadang ada yang merasakan nyeri ringan hingga berat, atau bahkan tidak mengalami rasa nyeri sama sekali.

Waktu menstruasi juga biasanya berbeda-beda, ada yang lama ada juga yang sebentar, yang sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Untuk lebih jelasnya, simak selengkapnya pada artikel ini.

Baca Juga: Migrain Saat Menstruasi, Kenapa Bisa Terjadi?

Pengertian Siklus Menstruasi

Foto: Orami Photo Stock

Siklus menstruasi adalah proses bulanan yang dialami oleh wanita, di mana terjadi serangkaian perubahan pada tubuh dan organ reproduksinya karena didorong oleh hormon.

Pada setiap siklus menstruasi, sel telur akan berkembang dan dilepaskan dari ovarium (ovulasi).

Di saat yang sama, lapisan rahim pun akan menebal untuk mempersiapkan kehamilan.

Jika sel telur yang lepas tak juga dibuahi, maka lapisan tersebut akan luruh dan keluar melalui vagina.

Kondisi ini yang disebut menstruasi. Sementara itu, bila sel telur tersebut berhasil dibuahi maka kehamilan bisa terjadi.

Adapun cara menghitung siklus menstruasi, mulailah mencatat siklus menstruasi kita di kalender.

Mulailah dengan melacak tanggal mulai menstruasi setiap bulan selama beberapa bulan berturut-turut untuk mengidentifikasi keteraturan periode menstruasi.

Atau, Moms bisa menggunakan berbagai aplikasi penghitung menstruasi yang dapat mencatat siklus menstruasi agar dapat mengetahui apakah masih dalam kondisi normal atau tidak.

Baca Juga: Muncul Lendir Bening Setelah Menstruasi, Wajarkah?

Bagaimana Siklus Menstruasi yang Normal?

Foto: pexels.com/Cliff Booth

Apakah Moms masih bingung bagaimana siklus menstruasi yang normal?

Dikutip dari laman Allina Health, siklus menstruasi normal setiap orang bisa berubah seiring dengan bertambahnya usia. Berikut ini penjelasannya:

ADVERTISEMENT

1. Siklus Menstruasi Usia 20 - 30 Tahun

Rata-rata siklus menstruasi normal di usia ini berlangsung selama 28 hari jika dihitung dari hari pertama 1 siklus hingga hari pertama siklus berikutnya.

Sebagian besar siklus terjadi dalam 21 - 45 hari. Biasanya, siklus akan berlangsung 2 - 7 hari.

Namun, Moms perlu memperhatikan beberapa tanda yang tidak wajar, seperti:

  • Aliran menstruasi yang sangat deras dan berlangsung lebih dari 7 hari
  • Siklus menstruasi kurang dari 21 hari, atau lebih dari 38 hari
  • Terdapat bercak darah pada saat tidak menstruasi

2. Siklus Menstruasi Usia 30-40 Tahun

Biasanya wanita akan mengalami menopause saat berusia 51 - 52 tahun. Namun, menopause dapat terjadi lebih awal pada beberapa wanita.

Nah, selama 10 tahun menjelang menopause, banyak wanita sering mengalami perubahan siklusnya.

Siklus menstruasi normal rata-rata untuk wanita di usia akhir 30-an dan 40-an cenderung menjadi siklus yang lebih pendek dengan perdarahan yang lebih banyak.

Namun, ketika memasuki menopause dini, biasanya siklus menstruasi menjadi tidak lancar.

“Ketika wanita mengalami penuaan ovarium, ovulasi sering terjadi lebih awal dalam siklus.

Periode mulai datang sedikit lebih awal, dan siklusnya menjadi lebih pendek, serta tidak teratur,” ujar Alan B. Copperman, Direktur divisi Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas di Mount Sinai Hospital.

Selain itu, perhatikan juga beberapa tanda menopause dini, yaitu:

  • Mengalami hot flashes atau semburan panas.
  • Vagina terasa kering.
  • Gangguan pada saluran kemih.
  • Mengalami kesulitan untuk buang air kecil.

Nah, Moms sudah mengetahui siklus menstruasi yang normal. Lantas, seperti apa saja tanda-tanda siklus menstruasi yang abnormal? Simak ulasan selanjutnya, ya.

Baca Juga: Menopause Dini, Cari Tahu Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Kenali 4 Fase Menstruasi Wanita

Foto: Orami Photo Stock

Perlu Moms pahami, siklus menstruasi wanita dibagi ke dalam 4 fase, yaitu:

  • Fase menstruasi
  • Fase folikuler
  • Fase ovulasi
  • Fase luteal

Penting bagi wanita untuk mengenali setiap fase tersebut, sebab ini dapat membantu memprediksi waktu menstruasi yang akan datang.

Hal ini juga berguna untuk mengetahui masa subur demi merencanakan kehamilan.

Berikut penjelasan tentang 4 fase menstruasi yang umumnya dialami oleh wanita:

1. Fase Menstruasi

Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus menstruasi. Fase ini dimulai ketika sel telur yang dilepas oleh ovarium dari siklus sebelumnya tidak dibuahi.

Tidak terjadinya kehamilan membuat kadar hormon estrogen dan progesteron yang dimiliki wanita menurun.

Lapisan rahim yang menebal untuk mempersiapkan kehamilan pun tak lagi dibutuhkan.

Kondisi ini menyebabkan lapisan tersebut meluruh, lalu keluar lewat vagina sebagai kombinasi darah, lendir, dan jaringan dari rahim.

Ketika mengalami menstruasi, wanita dapat merasakan gejala-gejala, seperti:

  • Kram perut
  • Payudara terasa kencang
  • Kembung
  • Perubahan suasana hati
  • Mudah marah
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Nyeri punggung bawah

Rata-rata wanita mengalami fase ini selama 3 - 7 hari. Namun, sebagian lainnya bisa saja memiliki periode yang lebih lama.

2. Fase Folikuler

Siklus menstruasi pada fase folikuler dimulai pada hari pertama haid (terjadi tumpang tindih dengan fase menstruasi), dan berakhir ketika berovulasi.

Pada awalnya, hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH).

Hormon ini dapat merangsang indung telur untuk menghasilkan 5 - 20 kantong kecil yang disebut folikel.

Setiap folikel ini mengandung sel telur yang belum matang. Namun, hanya sel telur paling sehatlah yang pada akhirnya akan matang.

Akan tetapi, dalam kasus yang lebih jarang, seorang wanita bisa saja memiliki dua sel telur yang matang.

Selanjutnya, sisa folikel tersebut akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang dapat memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim sehingga tercipta lingkungan yang kaya nutrisi bagi embrio untuk tumbuh.

Fase folikel ini rata-rata berlangsung selama 16 hari, namun dapat pula berkisar antara 11 - 27 hari.

Baca Juga: Berapa Lama Harus Mengganti Pembalut saat Menstruasi?

3. Fase Ovulasi

Meningkatnya kadar estrogen selama fase folikel memicu kelenjar pituitari melepas hormon luteinizing (LH).

Inilah awal terjadinya proses ovulasi, sebagai siklus menstruasi selanjutnya.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepas sel telur yang matang. Sel telur pun bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya waktu dalam siklus menstruasi yang memungkinkan wanita untuk hamil. Ketika mengalami ovulasi, dapat merasakan gejala-gejala berikut:

  • Terjadi sedikit peningkatan suhu basal tubuh (suhu rendah tubuh selama istirahat berkisar antara 35 - 36 derajat Celcius).
  • Vagina mengeluarkan cairan yang lebih tebal dan bertekstur seperti putih telur.

Ovulasi terjadi pada hari ke-14 jika memiliki siklus haid 28 hari (tepat di tengah siklus menstruasi).

Fase ini berlangsung sekitar 24 jam. Setelah sehari, sel telur pun akan mati atau larut jika tidak dibuahi.

4. Fase Luteal

Setelah folikel melepaskan sel telurnya, zat ini berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum dapat melepaskan hormon, terutama progesteron dan beberapa estrogen.

Peningkatan hormon ini membuat lapisan rahim menebal, dan siap untuk ditanami sel telur yang telah dibuahi.

Jika hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang dapat membantu menjaga korpus luteum maupun lapisan rahim tetap tebal.

Sementara, jika tidak hamil, maka korpus luteum akan menyusut dan diserap. Hal ini menyebabkan penurunan kadar estrogen dan progesteron yang memicu menstruasi.

Pada siklus menstruasi ini, wanita yang tidak hamil mengalami gejala sindrom premenstruasi (PMS), seperti:

  • Kembung
  • Payudara terasa nyeri atau bengkak
  • Suasana hati berubah
  • Sakit kepala
  • Berat badan bertambah
  • Hasrat seks berubah
  • Mengidam makanan
  • Susah tidur

Fase luteal berlangsung selama 11 - 17 hari, umumnya terjadi selama 14 hari. Itulah 4 fase yang terjadi pada siklus menstruasi wanita.

Nyeri saat Fase Ovulasi

Foto: greatist.com

Rasa nyeri yang dialami selama fase ovulasi cukup umum terjadi pada setiap wanita.

Dilansir dari Healthline, 40% wanita yang yang berada dalam fase ovulasi merasakan ketidaknyamanan di sekitar di tengah-tengah siklus menstruasi.

Rasa sakit biasanya dapat terjadi setiap bulan. Rasa sakit akan timbul dari sisi kiri atau kanan perut bagian bawah, tergantung pada ovarium mana yang melepaskan sel telur pada bulan tersebut.

Rasa nyerinya dapat terasa ringan hingga parah, yang memicu tubuh menjadi pegal, hingga kram.

Sering kali, rasa nyeri yang luar biasa dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:

  • Endometriosis
  • Jaringan parut di perut
  • Infeksi menular seksual (IMS)

Jika mengalami rasa sakit yang tak tertahankan, segerelah lakukan pemeriksaan ke dokter.

Baca Juga: Apakah Penyakit Fibroid Rahim Berbahaya? Ketahui Penjelasannya Berikut Ini!

Waspada, Ini Tanda Siklus Menstruasi Abnormal

Foto: Orami Photo Stock

Sebagian wanita dapat mengalami siklus menstruasi yang tidak biasa. Konsultasikan pada dokter jika mengalami satu atau lebih dari beberapa hal berikut:

1. Haid berhenti selama lebih dari 90 hari padahal tidak hamil.

2. Siklus menstruasi jadi tidak menentu padahal sebelumnya teratur.

3. Mengalami pendarahan lebih dari 7 hari.

4.Mengalami pendarahan yang lebih berat dari biasanya (menghabiskan satu pembalut setiap 2 jam).

5. Siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari.

6. Mengalami pendarahan di antara periode menstruasi.

7. Tiba-tiba demam dan merasa sakit saat menstruasi

Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Normal

Kondisi atau tanda-tanda di atas tersebut dapat terjadi karena berbagai hal, seperti:

  • Gangguan makan
  • Penurunan berat badan yang ekstrem
  • Olahraga berlebihan
  • PCOS (Polycystic ovary syndrome)
  • Penyakit radang panggul
  • Fibroid rahim

Baca Juga: 10 Cara Meredakan Nyeri Haid dengan Ampuh dan Efektif

Pada sebagian wanita, penggunaan pil KB juga dapat membuat siklus menstruasi tidak normal.

Wanita yang mengalami kegagalan ovarium prematur juga bisa jadi penyebab mengalami siklus menstruasi yang tidak lancar.

Kegagalan ovarium prematur mengacu pada hilangnya fungsi ovarium normal sebelum usia 40 tahun.

Wanita yang mengalami kegagalan ovarium prematur, juga dikenal sebagai insufisiensi ovarium primer, mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur atau sesekali selama bertahun-tahun.

Selalu bicarakan pada dokter jika Moms merasa siklus menstruasi yang tak biasa. Dokter akan mencari tahu penyebab dan menentukan penanganan yang tepat.

Itulah hal-hal penting yang perlu dipahami tentang siklus menstruasi. Penting untuk selalu mencatat dan menghitung siklus menstruasi yang normal, ya, Moms.

Sumber

  • //www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279054/
  • //www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/menstrual-cycle
  • //www.allinahealth.org/healthysetgo/care/is-this-normal-your-period-in-your-20s-30s-and-40s
  • //www.healthline.com/health/womens-health/what-is-ovulation#pain
  • //www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/menstrual-cycle

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA