Apa yang dimaksud dengan senyawa organik dan anorganik beserta contohnya?

Apa yang dimaksud dengan senyawa organik dan anorganik beserta contohnya?

Apa yang dimaksud dengan senyawa organik dan anorganik beserta contohnya?
Lihat Foto

freepik

Ilustrasi senyawa organik dan anorganik

KOMPAS.com - Ketika kita membahas zat kimia, maka hal yang paling mendasar yang perlu kita ketahui adalah zat organik dan anorganik. Keduanya merupakan molekul yang bisa saling berikatan menjadi senyawa dan mendukung fungsi satu sama lain.

Untuk memahami berbagai bentuk senyawa kimiawi, kita perlu memahami terlebih dahulu mengenai perbedaan senyawa organik dan anorganik.

Senyawa organik

Senyawa organik adalah senyawa yang penyusun utamanya adalah karbon dan hidrogen. Senyawa organik banyak ditemukan di dalam tubuh manusia dan juga bahan sehari-hari.

Contoh senyawa organik yang ada di dalam tubuh manusia adalah glukosa, lipid, dan asam amino. Sedangkan contoh senyawa organik dalam kehidupan sehari-hari antara lain bensin, gas metana, dan alkohol.

Senyawa anorganik

Berbeda dengan senyawa organik, senyawa anorganik bisa tersusun oleh molekul apa saja. Maksudnya, molekul penyusunnya tidak selalu karbon dan hidrogen. Bahkan ada juga senyawa anorganik yang tidak mengandung karbon atau hidrogen.

Senyawa anorganik juga banyak ditemukan di dalam tubuh manusia ataupun di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh senyawa anorganik yang ditemukan di dalam tubuh manusia antara lain:

  • Air (H2O)
  • Garam penyusun material gigi dan tulang [Ca3(PO4)2]
  • Kalium untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam darah
  • Asam lambung (HCl) yang berfungsi sebagai disinfektan makanan dan untuk mengaktifkan enzim-enzim pencernaan, seperti pepsinogen.

Contoh senyawa anorganik lainnya yang tidak hanya ditemukan di tubuh manusia adalah gas oksigen dan karbon dioksida yang berfungsi untuk manusia, tumbuhan, dan hewan.

Baca juga: Ilmuwan Terkejut Temukan Air dan Bahan Organik di Asteroid Ini

Perbedaan senyawa organik dan anorganik

Terdapat beberapa perbedaan mendasar dari senyawa organik dan anorganik, sebagai berikut:

Perbedaan Senyawa organik Senyawa anorganik
Komposisi unsur penyusun Unsur penyusun utama adalah C dan H. Unsur lainnya adalah O, N, P, S, dan halogen. Semua unsur bisa membentuk senyawa anorganik.
Sifat senyawa Tidak stabil, mudah menguap, dan mudah terbakar Lebih stabil, tidak mudah menguap, dan tidak mudah terbakar
Bentuk senyawa Padat, cair, dan gas Padat
Sifat larut air Tidak larut Larut
Sifat larut dalam pelarut organik Larut Tidak larut
Ditemukan Paling banyak pada makhluk hidup Paling banyak pada benda mati
Jenis ikatan kimia Ikatan kovalen Ikatan ionik
Daya hantar listrik Tidak dapat menghantarkan arus listrik Bisa menghantarkan arus listrik
Titik didih atau titik leleh Rendah Tinggi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Senyawa organik dan anorganik merupakan salah satu klasifikasi yang ada dalam perkembangan ilmu kimia. Klasifikasi ini berdasarkan dari asal usul senyawa.

Semua senyawa yang asalnya dari makhluk hidup disebut dengan senyawa organik. Sementara itu, yang asalnya dari mineral digolongkan ke dalam senyawa anorganik.

Sebenarnya ada berbagai macam hal yang bisa menjadi pembeda dari kedua senyawa ini. Mulai dari bentuk, asal, struktur, dan lain sebagainya.

Agar anda bisa lebih memahami tentang apa saja yang membedakan kedua senyawa ini, maka kita simak saja ulasan selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Senyawa Organik dan Anorganik

Pengertian dari senyawa organik adalah golongan besar dari senyawa kimia. Dimana dalam senyawa organik tersebut molekulnya mengandung karbon. Kecuali karbonat, oksida karbon, dan karbida.

Bahan organik tersebut dihasilkan lewat proses fotosintesis pada tumbuhan yang memiliki klorofil. Dengan demikian, penyusun utama bahan organik merupakan unsur karbon yang berupa senyawa polisakarida.





Ini bisa dicontohkan seperti pati, hemiselulosa, lignin, selulosa, dan bahan pektin. Disamping itu, ada berbagai macam bahan organik tanah yang mengandung senyawa nitrogen lain dan protein .

Secara umum, bahan organik dibedakan menjadi bahan organik yang relatif sulit untuk didekomposisi. Hal ini dikarenakan organik tersebut disusun dari senyawa siklik yang sulit dirombak dan diputus menjadi senyawa lebih sederhana.

Senyawa organik dan anorganik memang memiliki perbedaan. Perbedaan ini terlihat mulai dari pengertian masing-masing senyawa. Jika pada senyawa organik mengandung karbon, maka senyawa anorganik merupakan senyawa yang tidak mempunyai atom karbon.

Senyawa ini bisa dibentuk dari berbagai unsur logam, non logam dan logam itu sendiri. Ada dua jenis senyawa anorganik yakni Poliatomik dan Biner.

Poliatomik merupakan senyawa yang mempunyai lebih dari tiga jenis unsur. Sementara Biner merupakan senyawa yang terdiri dari dua unsur yakni unsur logam dan non logam.

Perbedaan Antara Senyawa Organik dan Anorganik

Salah satu pembeda yang paling umum untuk membedakan keduanya adalah fakta bahwa senyawa organik dihasilkan dari peristiwa atau aktivitas mahluk hidup.

Sedangkan senyawa anorganik baik yang dihasilkan melalui proses alami yang tidak ada kaitannya dengan bentuk hidup apapun, bisa juga dihasilkan dari eksperimen manusia yang dilakukan di laboratorium.

Akan tetapi, definisi tersebut tidak semata mata benar. Sebab senyawa organik belakangan dapat dihasilkan oleh manusia dengan proses buatan. Terlebih lagi, senyawa organik juga ditemukan di luar angkasa dimana disana tidak ada makhluk hidup.

Salah satu perbedaan yang paling dapat diterima terkait kedua senyawa ini adalah sifat pembuatan garam senyawa anorganik yang ternyata tidak ada pada senyawa organik.

Meski demikian, definisi tersebut juga tidak terlalu sakral seperti kedua senyawa organik dan anorganik yang kadang diketahui melawan trend saat hal tersebut berkaitan dengan ada dan tidaknya sifat ini.

Adanya Karbon dan Tidak

Memang beberapa telah memegang prinsip bahwa senyawa organik mempunyai karbon. Sedangkan senyawa anorganik tidak. Pernyataan ini tidak semata-mata 100% benar.

Adapun penjelasan yang dapat dipegang adalah senyawa organik mempunyai ikatan karbon hidrogen. Sementara pada senyawa anorganik tidak. Pernyataan ini sebagian besar benar dan oleh sebab itu ini menjadi pembeda karakteristik yang nyata.

Perbedaan lain yang bisa ditemukan adalah fakta senyawa anorganik mengandung atom logam. Sedangkan senyawa organik tidak memiliki atom logam.

Pernyataan ini juga tidak 100% benar. Mungkin seseorang dapat menyimpulkan kata kimia senyawa organik dan anorganik. Sifat senyawa organik adalah biologis, sementara senyawa anorganik merupakan mineral dari alam.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk menunjukkan perbedaan dari keduanya adalah dengan menunjuk bahwa senyawa organik ini merupakan bagian dari kelas senyawa kimiawi. Molekulnya mengandung hidrogen dan karbon.

Dengan menggunakan logika tersebut, karbonat, karbida, oksida serta karbon dasar tak memenuhi sebagai senyawa organik. Senyawa anorganik berasal dari sumber mineral dari sumber mineral non biologis.

Bila dilihat, maka senyawa organik dan anorganik ini telah berubah selama periode waktu. Maka dari itu, kedua ini jelas memiliki sifat yang berbeda. Senyawa organik memiliki sifat non elektrolit, sementara senyawa anorganik umumnya bersifat elektrolit seperti konduktor listrik dalam larutannya. (R10/HR Online)

This post was last modified on Juni 16, 2020 8:30 PM