Apa yang dimaksud dengan krisis dalam teks anekdot

Apa yang dimaksud dengan krisis dalam teks anekdot

Apa yang dimaksud dengan krisis dalam teks anekdot
Lihat Foto

KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri

Struktur teks anekdot yang benar adalah abstrak (abstraksi), orientasi, krisis, reaksi, dan koda.

KOMPAS.com - Teks anekdot adalah cerita singkat yang memuat unsur lucu, bermaksud untuk mengkritik seseorang atau suatu pihak.

Biasanya teks ini mengangkat tema pelayanan publik, politik, hingga lingkungan sosial. Tujuan utamanya ialah menghibur pembaca.

Dikutip dari buku Teks Anekdot (2020) karangan Millah Af'idah dan Silvia Sri Asmarani, teks anekdot memiliki lima struktur.

Fungsi struktur teks anekdot ialah supaya teksnya rapi, sesuai, dan terbentuk menjadi sebuah susunan yang utuh.

Struktur teks anekdot yang benar adalah abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Kelimanya wajib dicantumkan dalam teks anekdot.

Baca juga: Perbedaan Cerita Anekdot dan Humor

Berikut penjelasan tentang struktur teks anekdot yang benar:

Abstrak

Menurut Taufiqur Rahman dalam buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2018), abstrak atau abstraksi adalah bagian pemaparan isi teks secara umum.

Supaya pembaca bisa mendapat ilustrasi atau gambaran mengenai isi cerita. Pada dasarnya, anekdot termasuk kategori teks narasi atau cerita.

Oleh sebab itu, teks ini diawali dengan bagian abstrak yang berisi uraian singkat mengenai obyek atau hal apa yang hendak dikritik.

Orientasi

Struktur teks anekdot yang berikutnya adalah bagian orientasi.

Kalian pasti pernah mendengar cerita menarik dan lucu bukan? Adakalanya, diantara cerita-cerita yang kita dengarkan itu, tak hanya sekedar kesenangan atau kelucuan yang ditawarkan, tetapi juga pesan yang lebih mendalam. Cerita seperti ini biasanya lebih dikenal sebagai anekdot atau teks anekdot.

Sebagai sebuah teks cerita lucu, teks anekdot sendiri adakalanya melibatkan tokoh dari dunia nyata untuk memberikan suatu pembelajaran. Meskipun demikian, tidak berarti kejadian yang ada di dalam teks berdasarkan kenyataan. Teks ini umumnya mengandung pesan tersirat berupa kritik atau sindiran.

Berbeda dengan cerita humor umumnya, teks anekdot mengemas setiap kritiknya menjadi sebuah cerita lucu tanpa menurunkan nilai kritikan itu sendiri. Jadi, teks ini tidak hanya ingin mengundang tawa, tetapi juga mengungkapkan kebenaran dalam bentuk kritik.

Dalam perjalanannya, teks ini dibangun oleh struktur yang padu dengan urutan yang teratur. Itu meliputi abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Apa bedanya?

1. Abstrak

Abstrak menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks bernama anekdot. Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

2. Orientasi

Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi. Bagian ini mulai mengarah pada konflik atau krisis.

(Baca juga: Teks Prosedur: Pengertian, Ciri-Ciri & Strukturnya)

3. Krisis

Struktur teks anekdot berikutnya adalah Krisis. Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik, konyol juga tidak biasa.

4. Reaksi

Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis. Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa tanggapan terhadapa krisis, dapat berupa penyelasaian masalah yang menggunakan cara-cara yang juga unik dan berbeda.

5. Koda

Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda. Koda merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.

Adapun kaidah kebahasaan teks anekdot, meliputi:

  • Menggunakan kalimat langsung atau tidak langsung
  • Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal
  • Menggunakan Keterangan waktu
  • Menggunakan Konjungsi penerang
  • Menggunakan konjungsi kronologis
  • Menggunakan Kata kerja material, yaitu yang menandakan aktivitas sebagai rangkaian urutan kegiatan
  • Menggunakan kata kerja mental, yaitu kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan

Ilustrasi membuat teks anekdot. Foto: pixabay

Dalam teks anekdot, terdapat salah satu unsur yang disebut dengan abstraksi. Abstraksi adalah cerita pembuka yang akan menggambarkan awal cerita.

Agar semakin paham mengenai pengertian abstraksi dalam struktur teks anekdot, simak penjelasan selengkapnya dalam uraian artikel di bawah ini.

Pengertian Abstraksi dalam Teks Anekdot

Abstraksi menjadi struktur teks anekdot yang diletakan paling awal. Oleh karena itu, abstraksi bisa juga disebut sebagai tahap pembukaan dan bersifat opsional.

Abstraksi diletakan di awal paragraf karena berfungsi untuk menggambarkan mengenai teks anekdot secara umum agar pembaca dapat membayangkan. Umumnya, bagian abstraksi ini menunjukkan hal unik yang terdapat dalam sebuah teks anekdot.

Ilustrasi membaca teks anekdot. Foto: Pixabay

Teks anekdot sendiri merupakan cerita singkat yang lucu dengan tujuan untuk melemparkan kritikan terhadap seseorang atau kelompok.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Kebanyakan teks anekdot di Indonesia bersifat lucu. Namun, secara universal, teks anekdot tidak selalu bersifat lucu, tetapi harus singkat dan menarik.

Teks anekdot biasanya berisi sindiran atau kritik yang ditujukan kepada tokoh-tokoh penting dan terkenal setelah mereka melakukan suatu kesalahan atau tindakan yang memalukan, sehingga pantas untuk dicemooh dan ditertawakan.

Secara universal, teks anekdot bisa berupa refleksi yang bahkan bersifat atau bernuansa religius. Tujuan dari teks anekdot sendiri adalah untuk memberikan sebuah pembelajaran bagi masyarakat, khususnya pelayan publik di bidang hukum, sosial, politik, dan lingkungan.

Mengutip buku Super Master Persiapan AKM & SK dan Pendalaman Materi US/USP SMA/MA Kelas X SAINTEK oleh Tim Quantum Research, teks anekdot terdiri dari tiga jenis, yakni artikel, cerpen, dan teks dialog.

Dulunya, teks anekdot dapat ditemukan di berbagai media cetak seperti koran, majalah, dan lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, teks anekdot mulai menjalar ke media sosial.

Ilustrasi membaca teks anekdot. Foto: Unsplash

Disadur dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), teks anekdot biasanya menggunakan kebahasaan kata yang berfungsi untuk memberi keterangan waktu di masa lalu atau lampau, menggunakan kata seru untuk menunjukkan ekspresi seperti terkejut, kagum, dan lainnya.

Selain itu, teks ini juga kerap menggunakan ungkapan bahasa seperti kata, frasa, kalimat yang maknanya dianggap lucu dan menyebabkan orang tertawa. Adapun ciri-ciri teks anekdot lainnya, yakni:

  • Menghibur dan mengundang gelak tawa pendengar atau pembaca.

  • Tidak menyinggung pembaca atau pendengar yang diceritakan saat kritik halus.

  • Menginspirasi pembaca atau pendengar dalam menyampaikan protes atas ketidaksetujuan dengan cara santun.

  • Media penyampaian pandangan, aspirasi dan humor ke publik.

  • Menampilkan tokoh-tokoh yang dapat diidentifikasi dalam kehidupan sehari-hari.

  • Bersifat humoris, lucu, menggelitik, lelucon tapi menyindir.

Tidak semua cerita yang memiliki unsur lucu, jengkel, atau konyol termasuk ke dalam teks anekdot. Hal yang membedakan teks anekdot dengan teks humor lainnya adalah teks anekdot memiliki pesan moral dan memiliki struktur. Berikut struktur teks anekdot:

Abstraksi terletak di awal paragraf teks anekdot. Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang dan gambaran umum suatu teks. Abstraksi bertujuan untuk memberikan ilustrasi keseluruhan isi teks kepada pembaca.

Orientasi menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis atau komplikasi pada bagian selanjutnya.

Krisis adalah bagian yang membahas masalah utama dalam cerita. Biasanya terdapat kekonyolan yang mengundang gelak tawa. Bagian ini juga mengandung kritikan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.

Bagian ini berisikan respons atau tanggapan atas krisis yang terjadi sebelumnya. Biasanya reaksi berupa solusi atau penyelesaian masalah.

Koda menjadi kesimpulan sebuah teks anekdot. Bagian ini menandakan akhir sebuah cerita. Biasanya berupa komentar penulis atau penjelasan ulang atas maksud dari cerita yang disampaikan.

Ilustrasi Teks Anekdot. Foto: Unsplash

Agar semakin paham, simak contoh teks anekdot yang diambil dari buku Anekdot Superior oleh Miranti dan Elemen Multimedia untuk Pembelajaran terbitan Yayasan Kita Menulis berikut ini:

Alkisah, pada suatu hari terjadi migrasi tikus besar besaran dari seluruh dunia. Ketika mereka sampai pada satu gorong-gorong besar, mereka memperebutkan kekuasaan. Siapa yang berhak tinggal dan menjadi pemimpin di tempat itu.

Tikus pejantan yang besar saling beradu argumen. Seekor tikus dari Amerika dengan sombongnya berkata, "Kami tikus Amerika sangatlah pintar. Buktinya kami bisa membuat perusahaan film yang terkenal di seluruh dunia." (Disney Film dengan ikon Mickey Mouse)

Tikus pejantan dari Prancis tidak mau kalah, "Kalian lupa ya, kalau tikus dari Prancis itu mahir memasak. Bahkan hasil masakannya dipuji oleh koki manusia yang terkenal." (Film Ratatouille)

Dari ujung terowongan, tikus pejantan dari Thailand dengan santainya berkata, "Mari kuceritakan satu hal, aku pernah jalan-jalan ke Indonesia. Ternyata di pemerintahan manusianya dipimpin oleh para sana, tikus (koruptor)." Akhirnya kekuasaan para tikus pun dipimpin oleh tikus dari Indonesia.

Di pagi hari, Andi berjalan menuju halte, di mana orang-orang ingin menunggu bus untuk pergi ke tempat kerjanya. Setelah sampai di halte, dia bertanya kepada seorang buruh pabrik yang sedang menunggu bus Kopaja sambil merokok.

Lalu Andi memulai percakapan, "haduh, tebal dan jorok sekali asap bus mayasari bakti." Lalu buruh pabrik itu merespons pernyataan Andi, "Iya nih... Asap Kopaja juga tebal."

Lalu Andi membalas. "Bagaimana tanggapan anda jika melihat orang yang menyebabkan polusi lebih dari asap bus itu?" Buruh pabrik itu menjawab, "hajar aja tuh orang."

Lalu Andi menghajar Buruh pabrik itu. Setelah menghajar orang tersebut, Andi memberikan brosur kepada buruh itu. Lalu Andi berjalan tidak jauh dari halte itu, dan menemukan seorang karyawan swasta yang sedang merokok dan sedang menunggu bus juga.

Maka Andi memulai percakapan dengan orang tersebut, "haduh, tebal sekali asap kendaraan di Jakarta ini, padahal kendaraan di Jakarta sudah diwajibkan melakukan uji emisi.

Lalu karyawan swasta tersebut merespons, "Iya nih.. Pantas saja terjadi Global Warming" Andi pun bertanya kembali pada orang tersebut, "Bagaimana respons anda terhadap orang yang menyebabkan polusi lebih dari asap kendaraan?"

Sang karyawan swasta pun menjawab, "Kalo penyebabnya itu pabrik, bakar aja. Kalau penyebabnya manusia, tampar aja biar dia sadar." Lalu Andi menampar orang tersebut, dan memberi brosur kepada orang tersebut