Apa yang bisa disebut kata

Ilustrasi buku Harry Potter. ©Pixabay/jassy_holzi

JABAR | 11 Januari 2022 20:00 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Dan, tetapi, karena, untuk, atau, agar, adalah beberapa kata hubung yang sering kita gunakan, baik dalam percakapan sehari-hari atau saat menulis. Kata hubung juga disebut sebagai kata konjungsi, dan kata hubung membantu kita menghubungkan kalimat dengan kalimat lain.

Pengertian kata hubung adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, ungkapan dengan ungkapan, atau kalimat dengan kalimat. Kata hubung bukanlah kata yang asing. Kita sering menggunakannya untuk menyatukan dua kalimat dan membuat kalimat menjadi lebih ringkas.

Beberapa contoh kata hubung sudah kami sebutkan di awal, dan bahkan Anda juga dapat menemukannya selama membaca artikel ini. Meski disebut sebagai kata hubung, posisinya tidak selalu berada di tengah kalimat. Anda mungkin juga akan menemukan kata hubung di awal kalimat.

Dalam artikel kali ini, kami akan mengulas tentang pengertian kata hubung dan juga jenis-jenis kata hubung yang dilansir dari duniadosen.com.

2 dari 4 halaman

Pengertian kata hubung atau konjungsi menurut Keraf (1991: 116) adalah kata-kata yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat atau kalimat-kalimat dalam sebuah wacana.

Menurut Chaer (2000) pengertian kata hubung atau konjungsi adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

Sedangkan menurut Anton Moeliono (2003) dalam bukunya yang berjudul "Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, menjelaskan pengertian kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua satuan Bahasa yang sederajat, yakni kata dengan kata, frase dengan frase atau klausa dengan klausa.

Lalu Alwi (2003) menjelaskan pengertian kata hubung sebagai kata tugas yang menghubungkan dua satuan Bahasa yang sederajat, yakni kata dengan kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan klausa. Terakhir, Mulyono (2013) menjelaskan pengertian kata hubung atau konjungsi sebagai kata yang memiliki fungsi untuk menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, frase dengan frase, kalimat dengan kalimat dan juga paragraf dengan paragraf.

3 dari 4 halaman

Kata Hubung Aditif
Kata sambung aditif disebut juga sebagai kata sambung gabungan. Kata sambung ini adalah jenis yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antar klausa, maupun kalimat dan paragraf yang memiliki kedudukan yang sama. Contoh kata aditif adalah kata dan, lagipula, dan juga kata serta.

Kata Hubung Waktu
Kata hubung waktu menghubungkan dua klausa, kalimat, maupun paragraf yang memiliki hubungan waktu. Kata sambung ini bisa digunakan pada kalimat yang sederajat maupun yang tidak sederajat. Contoh katanya adalah setelah, sejak, dan selanjutnya.

Kata Hubung Pertentangan
Kata hubung pertentangan adalah kata yang menghubungkan dua klausa, kalimat, maupun paragraf yang sederajat tapi saling bertentangan. Adapun contoh kata hubung ini adalah tetapi, melainkan, sedangkan.

Kata Hubung Pilihan
Kata hubung pilihan, yaitu jenis kata yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat, paragraf, maupun klausa yang memiliki tujuan untuk memberikan beberapa pilihan. Contoh kata hubung ini adalah atau, ataupun, maupun.

Kata Hubung Tujuan
Kata hubung tujuan berfungsi untuk menjelaskan suatu tujuan atau menjelaskan tujuan dari suatu kejadian. Contoh kata hubung ini adalah untuk, agar, supaya.

Kata Hubung Sebab
Kata hubung sebab berfungsi untuk menjelaskan suatu kejadian yang terjadi karena sebab tertentu. Contoh kata hubung sebab adalah sebab, karena.

Kata Hubung Akibat
Kata hubung akibat adalah kata hubung untuk menjelaskan kejadian yang disebabkan oleh suatu hal. Sehingga, kalimat yang dihubungkan oleh kata hubung ini adalah sebuah akibat atau dampak. Contoh kata hubung ini adalah sehingga, sampai, akibatnya.

4 dari 4 halaman

Kata Hubung Urutan
Kata hubung urutan adalah kata untuk menjelaskan suatu urutan dari klausa ke klausa lain atau antar kalimat atau paragraf. Jenis kata hubung ini adalah lalu, kemudian.

Kata Hubung Syarat
Kata hubung syarat adalah kata yang menjelaskan bahwa suatu kejadian bisa terjadi ketika sejumlah syarat tertentu terpenuhi. Jenis kata hubung syarat yang paling umum adalah jika, kalau, apabila.

Kata Hubung Tak BersyaratKata hubung tak bersyarat adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan antar klausa, kalimat, maupun paragraf yang menyatakan suatu hal bisa terjadi tanpa perlu ada syarat yang harus dipenuhi.

Contoh katanya cukup beragam, dan salah satunya yaitu walaupun, meskipun.

Kata Hubung Perbandingan
Kata hubung perbandingan berfungsi untuk membandingkan dan menghubungkan dua klausa, kalimat, maupun paragraf. Adapun contoh kata hubung ini adalah kata seperti, sebagai, bagaikan.

Kata Hubung Pembenaran
Kata hubung pembenaran digunakan untuk menghubungkan klausa, kalimat maupun paragraf dengan membenarkan satu hal dan menolak hal lainnya. Sehingga ketika ada salah satu kalimat atau paragraph yang dibenarkan dan disalahkan maka akan memakai kata sambung ini seperti biar atau biarpun.

Kata Hubung Korelatif
Kata hubung korelatif berfungsi menjelaskan bahwa dua kalimat masih saling berhubungan, sehingga antara satu kalimat dengan kalimat lain saling memberikan pengaruh. Contoh katanya seperti 'tidak hanya… tetapi juga…'.

Kata Hubung Penegas
Kata hubung ini fungsinya untuk menghubungkan dua klausa, kalimat, dan paragraf guna menjelaskan salah satunya. Contoh katanya adalah bahkan, yaitu, yakni.

Kata Hubung Pembatas
Terakhir, kata hubung pembatas, yang tidak hanya menghubungkan namun juga berfungsi sebagai batasan terhadap suatu kejadian. Contoh katanya adalah kecuali, selain.

(mdk/ank)

Kata sifat adalah kata yang sering sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, tidak hanya mengenal ciri-cirinya, kamu juga perlu memahami jenis-jenis kata sifat ini. Jenis kata sifat ada dua, yaitu kata sifat bertaraf dan kata sifat tifak bertaraf. Keduanya memiliki perbedaan tertentu yang wajib kamu pahami.

Jenis-jenis kata sifat adalah sebagai berikut:

Adjektiva Bertaraf

Adjektiva bertaraf atau kata sifat bertaraf adalah kata sifat yang memiliki tingkatan atau urutan atau ukuran. Dalam hal ini, kamu bisa melihat contoh pada kata “jauh”, bertaraf = jauh, cukup jauh, sangat jauh, dekat jauh.

Kata sifat bertaraf dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

- Kesan, contohnya cantik, manis, tampan, wangi, bau, kasar, halus, lembut, manis, pahit, lezat, merdu

- Sikap atau perilaku, contohnya bahagia, bangga, lembut, iba, kagum, rindu, sedih, yakin

- Pemberi sifat, contohnya bersih, indah, panas, dingin, aman, cocok

- Ukuran, contohnya berat, ringan, tinggi, rendah, panjang, pendek, besar, kecil, tebal, luas

- Waktu dan usia, contohnya lama, lambat, singkat, sering, jarang, larut, mendadak

- Warna, contohnya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu

- Kuasa tenaga, contohnya kuat, lemah, segar, lesu, tegar

- Jarak, contohnya jauh, dekat, akrab

Adjektiva Tidak Bertaraf

Selain kata sifat bertaraf, kamu juga perlu memahami tentang kata sifat tidak bertarat atau adjektiva tidak bertaraf. Kata sifat satu ini merupakan kata sifat yang tidak memiliki tingkatan atau urutan ataupun ukuran.

Contoh kata sifat tidak bertaraf di antaranya adalah tunggal, ganda, buntu, mutlak, abadi, sah, bulat, lonjong, lurus, bengkok.

Contoh kata sifat dalam sebuah kalimat:

- Rudi dan Rina telah sah menjadi sepasang suami dan istri.

- Ayah membelikan celana putih dan baju pink untuk hadiah ulang tahun Nia.

Perbesar

Ilustrasi mengetik. /Copyright unsplash.com

Secara umum, makna kata terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis makna kata beserta contohnya, yaitu :

1. Makna Leksikal

Istilah leksikal berasal dari kata leksikon yang artinya kamus. Makna leksikal diartikan sebagai makna yang terdapat di dalam kamus atau mengikuti tulisan kamus. Contohnya:

a. Doa artinya permohonan (harapan, permintaan, pujian).

b. Kursi artinya tempat duduk berkaki empat dan bersandaran.

2. Makna Gramatikal

Makna gramatikal merupakan makna kata yang timbul karena proses tata Bahasa Indonesia atau gramatika. Misalnya, proses afiksasi, reduplikasi, atau komposisi. Contohnya:

a. Kata lapang artinya luas atau lebar. Saat kata lapang diletakkan pada kalimat "Saya harus berlapang dada dalam menghadapi masalah", makna gramatikal kata lapang berubah menjadi bersabar.

3. Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna yang mengandung nilai emosi tertentu. Sehingga, makna tersebut menjadi kiasan yang bisa berisi nilai, sikap sosial, atau perspektif tertentu. Contohnya:

a. Mereka berusaha berebut kursi pemilu. Kata kursi bukan berarti alas duduk berkaki empat, namun kursi adalah kiasan dari jabatan.

4. Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna yang mengandung arti atau pengertian yang sebenarnya. Makna ini mengacu pada kamus atau literatur lain. Biasanya, makna denotatif diterapkan dalam bahasa ilmiah. Contohnya:

a. Bunga itu sudah tumbuh di taman. Kata bunga mengandung arti sebenarnya, yakni bagian tumbuhan yang akan menjadi buah dan memiliki kelopak.

5. Makna Asosiatif

Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpretatif. Berikut ini penjelasannya:

a. Makna Kolokatif 

Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.

b. Makna Reflektif

Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci atau tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.

c. Makna Stilistika

Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah satu ciri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada waktu komunikasi itu.

d. Makna Afektif

Makna kata ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam berbahasa.

e. Makna Interpretatif

Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA