Apa tujuan munculnya Revolusi Hijau pada masa pemerintahan Orde Baru?

1. Pengertian Revolusi Hijau

Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul.

2. Latar Belakang Munculnya Revolusi hijau

Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut.

  1. Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.
  2. Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
  3. Adanya lahan tidur atau lahan tidur yang tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya atau orang lain
  4. Adanya lahan yang rusak akibat tercemar oleh limbah atau terkena radiasi
  5. Upaya peningkatan produksi pangan.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan Thomas Robert Malthus yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pertanian”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:

  • gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran;
  • gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.

3. Perkembangan Revolusi Hijau

Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation di Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI (International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang produktif yang disebut padi ajaib atau padi IR-8. Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International

Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia 133 mendapatkan hadiah nobel karena gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah Orde Baru adalah produksi pangan yang tidak seimbang dengan kepadatan penduduk yang terus meningkat. Oleh karena itu pemerintah Orde Baru memasukkan Revolusi Hijau dalam program Pelita

Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.

Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap, tetapi hanya mampu dalam waktu lima tahun, yakni antara tahun 1984 – 1989.


Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting:

  1. penyediaan air melalui sistem irigasi,
  2. pemakaian pupuk kimia secara optimal,
  3. penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
  4. penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.

Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan / penggunaan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).

b. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.

c. Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).

d. Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut.

1) Penanaman yang terus menerus.

2) Penggunaan pupuk kimia (  pestisida, herbisida ).

3) Erosi karena penebangan liar.

4) Irigasi yang tidak teratur.

Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

1) Reboisasi untuk kawasan hutan / nonhutan.

2) Melakukan tebang pilih.

4) Penanaman sejuta pohon.

5) Penanaman tanah lembah / pegunungan dengan terasering / sengkedan.

6) Seleksi tanaman (tanaman pelindung / tua).

Dampak Revolusi Hijau Terhadap Indonesia
Dampak Positif / Keuntungan dari adanya revolusi hijau;

  • Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian / varietas unggul.
  • Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.
  • Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.

Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam swasembada pangan.

Dampak Negatif / Kelemahan dari Revolusi Hijau;

  • Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
  • Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
  • Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
  • Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin.

Pada masa Orde Baru, Revolusi Hijau digalakan kembali dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pangan di Indonesia, terutama produksi beras. Revolusi Hijau dilaksanakan dengan cara sistematis, terprogram, dan terus menerus sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan Indonesia.
Jawaban. yang ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian / varietas unggul sehungga dapat meningkatkan produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan serta pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.

Apa tujuan Revolusi Hijau pada masa Orde Baru?

Di Indonesia, tepatnya pada masa orde baru revolusi hijau dikenal dengan nama gerakan bimbingan masyarakat (Bismas). Tujuan revolusi hijau pada masa orba adalah meningkatkan produksi pangan, dengan target swasembada beras.

Mengapa revolusi hijau menjadi salah satu keberhasilan Orde Baru?

Revolusi Hijau memang membuat hasil produksi pertanian meningkat, yang dijadikan tolak ukur sebagai salah satu keberhasilan Orde Baru. Namun, di balik itu semua, ada penderitaan kaum petani. Belum lagi kerusakan sistem ekologi pertanian yang kerugiannya tidak dapat dinilai dengan uang.

You might be interested:  Mengapa Memori Internal Cepat Penuh?

Mengapa revolusi hijau dikembangkan lagi?

Setelah masa kemerdekaan, revolusi hijau dikembangkan lagi, dimana tanaman rakyat dan perkebunan pemerintahan ditata kembali dalam rangka meningkatkan produksi pangan. Usaha pemerintah dalam revolusi hijau ini lebih nyata dan dapat dirasakan hasilnya oleh rakyat setelah masa pemerintahan orde baru.

Mengapa revolusi hijau di Indonesia mengalami kemunduran total?

Pada zaman pendudukan Jepang revolusi hijau di Indonesia mengalami kemunduran total. Setelah masa kemerdekaan, revolusi hijau dikembangkan lagi, dimana tanaman rakyat dan perkebunan pemerintahan ditata kembali dalam rangka meningkatkan produksi pangan.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Revolusi Hijau pada masa Orde Baru?

Revolusi Hijau merupakan upaya peningkatan produksi pertanian di seluruh dunia dengan menggantikan teknologi pertanian tradisional ke teknologi pertanian modern. Revolusi Hijau ini berfokus pada penemuan varietas bibit unggul biji-bijian seperti gandum, padi, dan jagung.

Mengapa Revolusi Hijau?

Lahirnya Revolusi Hijau dilatarbelakang oleh berbagai kondisi global masa itu, antara lain: Hancurnya lahan pertanian akibat Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Laju pertambahan penduduk yang meningkat drastis sehingga kebutuhan pangan juga bertambah. Banyaknya lahan kosong yang belum dimanfaatkan.

Apa yang dimaksud dengan Revolusi Hijau?

Revolusi Hijau merupakan sebuah usaha dalam mengembangkan teknolosi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan. Revolusi ini dengan kata lain mengubah pertanian yang sebelumnya menggunakan teknologi tradisional, menjadi pertanian dengan teknologi modern.

Mengapa muncul Revolusi Hijau dan apa tujuannya?

Tujuan Revolusi hijau adalah mengubah petani-petani gaya lama (peasant) menjadi petani-petani gaya baru (farmers), memodernisasikan pertanian gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional.

Bagaimana cara dilaksanakannya Revolusi Hijau pada masa Orde Baru?

Pada tahun 1984, pemerintah Orde Baru mengeluarkan program Pancausaha Tani yang terdiri dari lima asas utama, yaitu:

You might be interested:  Mengapa Play Store Saya Tidak Bisa Dibuka?

  • Pemilihan dan penggunaan bibit unggul.
  • Pemupukan secara teratur.
  • Irigasi yang baik dan cukup.
  • Pemberantasan hama secara intensif.
  • Teknik penanaman yang teratur.
  • Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekstensifikasi?

    Ekstensifikasi adalah upaya meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan pertanian. Lalu diversifikasi yang merupakan usaha penganekaragaman jenis tanaman pertanian. Adapun rehabilitasi adalah upaya peningkatan hasil agraris dengan memperbarui cara-cara pertanian atau mengganti tanaman tidak produktif lagi.

    Apa dampak negatif dari Revolusi Hijau?

    Dampak Negatif

    Selain dampak positif, pelaksanaan revolusi hijau juga berdampak negatif. Adapun dampak negatifnya adalah sebagai berikut: Peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara keseluruhan karena penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani kaya.

    Apa dampak positif dari Revolusi Hijau di Indonesia?

    Dampak positif utama dari Revolusi Hijau adalah meningkatnya produksi lahan pertanian. Dengan menggunakan pupuk modern, zat hara di tanah meningkat, sedangkan pestisida dan herbisida mengurangi kerusakan tanaman dari hama penyerang, seperti serangga dan gulma. Ini membuat hasil panen meningkat.

    Siapakah Bapak Revolusi Hijau?

    25 Mar 1914 – 12 Sep 2009

    Norman Ernest Borlaug adalah biologiwan, agronom, filantrop, dan peraih anugerah Penghargaan Perdamaian Nobel untuk tahun 1970. Karena jasa-jasanya dalam menghimpun usaha-usaha untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya gandum, ia dijuluki sebagai ‘Bapak Revolusi Hijau’.

    Apa yang melatarbelakangi munculnya Revolusi Hijau dan apa dampaknya?

    Latar Belakang lahirnya Revolusi Hijau adalah :

    Adanya lahan kosong yang tidak digunakan secara baik. 3. Hancurnya lahan pertanian akibat perang Dunia ke I dan perang Dunia ke II. 4. Pertambahan penduduk yang tambah meningkat dan keperluan pangan penduduk tambah meningkat juga.

    Video yang berhubungan

    Postingan terbaru

    LIHAT SEMUA