Dunia bisnis maupun usaha memiliki keterkaitan yang erat dengan manajemen produksi. Dimana, hal ini berperan sebagai motor penggerak dalam perkembangan bisnis atau industri secara umum. Lalu, seperti apa kegiatan yang ada dalam proses ini?
Secara umum, pengertian manajemen produksi adalah kegiatan mengalokasikan dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan skill untuk menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Secara sederhana ini juga bisa diartikan sebuah penataan dari proses pengubahan bahan mentah menjadi suatu produk atau jasa yang memiliki nilai jual.
Dilansir dari beberapa sumber bahwa manajemen produksi bertujuan untuk mengelola lima hal pokok, yaitu :
- Manusia, berupa sumber daya atau tenaga kerja.
- Mesin, berupa alat produksi.
- Metode, berupa rancangan strategis terkait oprasional produksi.
- Material, berupa bahan baku utama maupun bahan pendukung proses produksi.
- Money, atau uang yang mencakup finansial baik modal, perputaran uang dalam operasional, hingga keuntungan.
Baca juga: Fungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen
Oleh karena itu, secara umum ini bertujuan menghasilkan barang atau jasa dalam jumlah dan kualitas sesuai kebutuhan konsumen.
Kegiatan Manajemen Produksi
Dalam prosesnya, terdapat tiga hal dalam kegiatan ini, diantaranya perencanaan sistem produksi, pengendalian produksi, dan pengawasan produksi.
- Perencanaan Sistem Produksi
Manajemen merencanakan alokasi orang, bahan, mesin, metode, dan modal yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa pada periode berikutnya. Perencanaan produksi mencakup jenis barang yang diproduksi, jumlah barang yang akan diproduksi, desain produksi, bahan baku yang dibutuhkan, cara pengolahan, kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM), dan jumlah anggaran.
- Pengendalian Produksi
Manajemen merancang dan menentukan rangkaian prosedur (SOP/ Standard Operating Procedur) yang harus diikuti selama proses produksi. Pengendalian produksi meliputi pengendalian bahan, harga beli bahan baku, proses produksi, standar kualitas produksi, standar kerja SDM agar bisa berproduksi secara maksimum berdasarkan anggaran yang telah diajukan.
- Pengawasan Produksi
Manajemen melakukan pengendalian sekaligus menjalin komunikasi antar bagian produksi untuk menjamin terlaksananya proses produksi sesuai rencana. Pengendalian terutama menyangkut kualitas, waktu, dan biaya.
Produksi merupakan salah satu proses penting yang terdapat dalam aktivitas ekonomi. Dalam proses tersebut, terdapat tahapan produksi sebelum akhirnya dipasarkan.
Tanpa adanya tahapan-tahapan dalam proses produksi tersebut, bisa dipastikan jika kita sebagai konsumen tidak dapat menikmati atau menggunakan suatu produk. Sebab dari tahapan itulah, dapat berlanjut pada tahap distribusi hingga konsumsi oleh para konsumen.
Untuk lebih jelasnya, kita akan bahas lebih dalam mengenai arti tahapan produksi, tujuannya dan juga proses produksi secara umum.
Table of Contents
1. Arti dan Contoh dari Tahapan Produksi
1.1. 1. PRD (Product Requirements Documentation)
1.2. 2. Uji Teknik dan Validasi
1.3. 3. Uji Desain dan Validasi
1.4. 4. Uji Produksi dan Validasi
1.5. 5. Proses Produksi
2. 5 Alur Proses Tahapan Produksi
2.1. 1. Planning/Perencanaan
2.2. 2. Routing/Mengarahkan Alur
2.3. 3. Scheduling/Penjadwalan
2.4. 4. Dispatching/Instruksi untuk Memulai Produksi
2.5. 5. Evaluasi
3. Tujuan Tahapan Produksi
4. Indikator Suksesnya Tahapan Produksi
Arti dan Contoh dari Tahapan Produksi
Sebelum membahas tahapannya, kita pahami terlebih dulu tentang produksi itu sendiri. Produksi adalah aktivitas yang bertujuan menghasilkan barang maupun jasa. Dimana produksi ini juga berfungsi menambah atau meningkatkan nilai guna dari suatu produk.
Sementara untuk tahapan produksi, merupakan gabungan dari berbagai faktor produksi. Dimana tahapan tersebut dilakukan agar bisa menghasilkan barang ataupun jasa yang bermanfaat bagi konsumen.
Sederhananya, tahapan tersebut ialah proses pengolahan bahan baku dan bahan pendukung agar menjadi produk yang lebih bernilai, dengan bantuan berbagai peralatan.
Sebagai contoh tahapan produksi, Anda bisa menyimak proses produksi massal berikut ini.
1. PRD (Product Requirements Documentation)
Sebuah dokumen persyaratan produk yang dibuat oleh manajer produk dan disetujui oleh pimpinan tim lain seperti divisi pemasaran, penjualan, QA dan lainnya.
Umumnya dokumen ini berhubungan dengan poin-poin berikut ini:
- Daftar keseluruhan fitur yang ada dalam produk
- Spesifikasi kinerja yang harus dipenuhi oleh seluruh fitur yang disertakan dalam produk
- Perkiraan volume output/produksi
- Anggaran biaya untuk bisa mencapai target
- Rencana waktu rilis produk
- Pemetaan area untuk distribusi produk
2. Uji Teknik dan Validasi
Di tahap ini, tim EVT yang bertanggung jawab untuk bisa mengimplementasikan berbagai fitur yang disertakan dalam produk.
Tujuannya adalah mengidentifikasi adanya risiko dan meminimalkan atau bahkan menghilangkan setiap risiko yang ada dalam sebuah produk.
3. Uji Desain dan Validasi
Pada tahap ketiga ini, divisi DVT yang bertugas menghasilkan tampilan akhir produk sebelum dipasarkan.
Semua hal yang menyangkut estetika dan juga kesesuaian produk, mengacu pada PRD yang sudah disetujui sebelumnya oleh seluruh ketua tim pada tiap divisi.
Adapun komponen serta bahan yang digunakan dalam tahap ini semuanya yang digunakan dalam versi produk akhir atau barang jadi siap jual.
4. Uji Produksi dan Validasi
Selanjutnya, adalah tahap pra produksi atau PVT. Di tahap ini Anda memastikan bahwa produk dapat diproduksi dengan anggaran dan target volume sesuai PRD.
Selain itu Anda juga akan mencoba mencari solusi pada skenario terburuk terkait proses produksi. Seperti perubahan desain atau perbaikan besar-besaran.
Ini dianggap sebagai percobaan sebelum produksi benar-benar dijalankan.
Fungsinya, untuk menghindari berhentinya produksi di tengah jalan karena adanya permasalahan.
Pada intinya, di tahap ini Anda memastikan bahwa produksi dapat tetap berjalan dalam kemungkinan terburuk sekalipun.
5. Proses Produksi
Tahap terakhir yakni proses dari tahapan produksi massal itu sendiri. Sebagian besar tanggung jawab sudah berada pada pihak produsen.
Namun, Anda juga masih berkewajiban mengawasi kualitas produk dan juga pencapaian target volume output tanpa ada pembengkakan budget atau biaya.
5 Alur Proses Tahapan Produksi
Secara umum, ada 4 alur dalam proses tahapan produksi. Dimana tahapan-tahapan tersebut diantaranya, yaitu:
1. Planning/Perencanaan
Pada fase atau tahapan pertama ini, Anda harus membuat rencana terkait target volume produksi, desain produk, biaya produksi atau anggaran yang dibutuhkan, juga bahan bakunya.
Selain itu, jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk bisa mencapai target jumlah produksi juga termasuk dalam tahapan ini yang bisa diatur dengan software HR.
Sebuah perencanaan bisa dibuat dengan matang, hanya ketika Anda memiliki informasi detail terkait selera pasar, kebutuhan dan juga keinginan konsumen.
Tidak lupa juga analisa atas kapasitas produksi dalam satu periode tertentu, sehingga bisa diproyeksikan target produksi yang bisa diwujudkan.
2. Routing/Mengarahkan Alur
Di tahapan kedua ini, Anda akan mengarahkan alir proses produksi mulai dari bahan baku, pembentukan, pemolesan, finishing, quality control, sampai distribusi.
3. Scheduling/Penjadwalan
Menentukan jadwal adalah tahapan yang harus dilakukan sesudah Anda mengarahkan alur produksi.
Hal itu dikarenakan, penjadwalan akan sangat mempengaruhi jam kerja tenaga kerja, serta memperhitungkan kapasitas produksi.
Untuk langkah awal, Anda harus membuat jadwal utama yang berisi total keseluruhan waktu yang dibutuhkan.
Setelah itu, baru dibagikan ke berbagai divisi yang ada dengan jadwal yang disesuaikan dengan jadwal utama.
4. Dispatching/Instruksi untuk Memulai Produksi
Tahap keempat atau terakhir yaitu perintah atau instruksi untuk segera memulai proses produksi.
Instruksi untuk memulai produksi ini dilakukan untuk mengimplementasikan rencana, alur, juga jadwal dalam proses produksi.
Dengan begitu hasil produksi dapat dihasilkan sesuai dengan waktu serta jumlah yang ditargetkan di aplikasi stok barang yang digunakan.
Pada saat keempat tahapan ini sudah Anda lakukan, maka akan lebih mudah untuk memenuhi permintaan konsumen dan menopang aktivitas perekonomian.
5. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses produksi. Tahapan ini untuk mengukur penilaian produksi yang terjadi di lapangan dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya.
Evaluasi ini dapat membantu untuk proses produksi selanjutnya agar pelaksanaan sesuai dengan perencanaan.
Tujuan Tahapan Produksi
Tahapan Produksi dilakukan untuk beberapa tujuan. Tujuan tersebut antara lain seperti:
- Sebagai langkah dalam menghasilkan barang ataupun jasa
- Sebagai langkah untuk bisa mempertahankan kelangsungan usaha dalam berbagai skala
- Meningkatkan nilai dari barang maupun jasa yang menjadi hasil produksi
- Menghasilkan keuntungan sesuai budget guna mencapai kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan
- Menghasilkan produk yang mampu memenuhi permintaan pasar. Baik di level domestik maupun mancanegara
- Menjadikan hasil produksi untuk mengganti produk yang sudah rusak ataupun expired, serta menggantikan barang yang sudah habis terpakai
Dari tujuan yang sudah disampaikan di atas, bisa kita simpulkan bahwasanya tahapan dalam produksi menjadi kunci suksesnya produksi.
Sukses baik dari segi jumlah produk yang dihasilkan, waktu yang diperlukan juga biaya yang digelontorkan.
Ketika semua poin di atas sudah bisa terpenuhi, maka tujuan atau target usaha akan lebih mudah untuk diwujudkan.
Baca juga: Memahami Pentingnya Perencanaan Usaha
Indikator Suksesnya Tahapan Produksi
Untuk bisa mengetahui sukses tidaknya tahapan dari produksi yang Anda lakukan, cukup memperhatikan beberapa indikator berikut ini.
Kemampuan setiap personal terutama yang menjadi pemimpin untuk bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang menjadi bidangnya
Meningkatnya produktivitas baik dari segi kuantitas hasil produksi maupun kualitasnya.
Peningkatan penjualan produk juga dapat dilakukan dengan pengukuran inventory turnover ratio.
Peluang memperoleh keuntungan dari hasil produksi jauh lebih besar, begitu pula dengan nilai keuntungan yang bisa didapatkan
Kepuasan akan hasil kerja. Baik para pemimpin yang memperoleh hasil produksi serta kinerja karyawan yang baik, maupun karyawan yang memperoleh imbalan setimpal
Apabila terdapat satu atau dua indikator yang sudah disebutkan di atas tidak tercapai, maka saatnya melakukan evaluasi terhadap tahapan dari produksi yang Anda terapkan.
Oleh sebab itulah, mengapa sebelum menentukan tahapan akan lebih baik jika sudah memiliki perencanaan.
Melalui perencanaan yang baik dengan software ERP yang saling terintegrasi, Anda bisa melakukan analisa berbagai faktor produksi baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Dengan berpedoman pada analisa tersebut, Anda bisa mulai menggabungkan keseluruhan faktor produksi untuk menjadi tahapan produksi.