Pada special report yang hari ini (29/7) dirilis oleh businesslounge.co.id, Ayu Larasati, seorang seniman keramik yang juga menyinggung mengenai unique value dari hasil karyanya yang disebutnya sebagai imperfection. (Baca: Interview Session with Ayu Larasati). Bahwa keunikan dari hasil karya tangannya adalah terletak pada keramik yang dapat disajikan dengan apa yang orang anggap sebagai “ketidaksempurnaan” di dalamnya. Misalnya sebuah cangkir yang memiliki fungsi untuk minum, dibuat dengan permukaan yang tidak rata, karena memang demikianlah sang seniman menginginkannya. Terlepas dari bagaimana orang beranggapan bahwa cangkir tersebut tidak sempurna karena permukaannya yang tidak rata, namun yang terpenting adalah bagaimana cangkir tersebut dapat menjalankan fungsinya yaitu untuk minum.
Unique Value Proposition
Secara sederhana, Unique Value Proposition (UVP) atau dikenal juga sebagai Unique Selling Proposition (USP) dapat diartikan sebagai keunikan yang Anda unggulkan dan tawarkan yang tentu saja untuk mendatangkan pelanggan. Keunikan inilah yang Anda yakini akan membawa banyak orang orang untuk memilih produk Anda dan kemudian menjadi pelanggan Anda. Untuk memenangkan kompetisi maka sangat penting bagi Anda untuk menetapkan apa yang menjadi UVP Anda yang sedapatnya tidak dimiliki oleh si kompetitor.
Produk bisa saja sama, tetapi keunikan akan membedakan. Bisa saja yang satu menjadikan harga menjadi bagian dari UVP sedangkan yang lain menjadikan kualitas sebagai UVP, dan yang lain lagi menjadikan layanan sebagai UVP.
UVP Anda menggambarkan manfaat dari penawaran Anda, bagaimana Anda mengatasi kebutuhan pelanggan Anda dan apa yang membedakan Anda dalam kompetisi. UVP akan menjadi yang Anda tonjolkan dan akan selalu muncul dalam setiap aktifitas pemasaran yang Anda lakukan.
Banyak kegagalan terjadi oleh karena pengusaha tidak pernah benar-benar mengartikulasikan nilai yang menarik dari produknya. Memang dibutuhkan kreatifitas untuk menciptakannya. Untuk mudahnya pikirkan saja bagaimana positioning Anda dengan mulai menjelaskan apa manfaat yang Anda berikan, untuk siapa manfaat tersebut, dan bagaimana Anda melakukannya dengan baik atau dengan unik. Ini menggambarkan target pembeli, masalah yang Anda pecahkan, dan mengapa Anda jelas lebih baik daripada kompetitor Anda.
Lalu bagaimana setelah Anda menentukan UVP Anda? Anda perlu untuk mengevaluasinya secara berkala, mengukurnya, dan kemudian membangunnya kembali, dan demikian seterusnya. Sehingga Anda mendapatkan UVP yang sesuai dan yang benar-benar menjadi keunggulan bagi Anda.
Jika Anda ingin mempelajari lebih lagi, lanjutkan dengan Menemukan Unique Selling Proposition.
Why you are different and worth getting attention.
Written by Ash Maurya
Updated over a week ago
Dead center in the Lean Canvas is a box for your UVP. This is one of the most important boxes on the canvas and also the hardest to get right.
Your UVP should communicate why you are different and worth getting attention. It should be short and ideally fit into a twitter headline or less (160 characters).
Be different, but make sure your difference matters
The key to unlocking what’s different about your product is deriving your UVP directly from the number-one problem you are solving. If that problem is indeed worth solving, you’re more than halfway there already.
Target early adopters
Too many marketers try to target the “middle” in the hopes of reaching mainstream customers, and in the process they water down their message. Your product is not ready for mainstream customers yet. Your sole job should be to find and target early adopters, which requires bold, clear, and specific messaging.
Focus on finished story benefits
You’ve probably heard about the importance of highlighting benefits over features. But benefits still require your customers to translate them to their worldview. A good UVP gets inside the head of your customers and focuses on the benefits your customers derive after using your product.
So, for instance, if you are creating a résumé-building service: A feature might be “professionally designed templates.” The benefit would be an “eye-catching résumé that stands out.” But the finished story benefit would be “landing your dream job.”
A good formula for crafting an effective UVP (by way of Dane Maxwell) is:
Instant Clarity Headline = End Result Customer Wants + Specific Period of Time + Address the Objections
A classic example that fits this formula is Domino’s slogan:
Hot fresh pizza delivered to your door in 30 minutes or it’s free.
Pick your words carefully and own them
Words are key to any great marketing and branding campaign. Look at how the top luxury car brands have used a single word to define themselves:
Performance: BMW
Design: Audi
Prestige: Mercedes
Picking a few “key” words that you consistently use also drives your search engine optimization (SEO) ranking. Answer: what, who, and why. A good UVP needs to clearly answer the first two questions— what is your product and who is your customer. The “why” is sometimes hard to fit in the same statement, and I’ll frequently use a subheading for that.
Here are example UVPs I have used in products:
Lean Canvas Spend More Time Building Versus Planning Your Business. The faster, more effective way to communicate your business model
USERcycle Turn your users into passionate customers. Customer Lifecycle Management Software Study other good UVPs.
The best way to craft a good UVP is to study the UVPs of the brands you admire. Visit their landing pages and deconstruct how and why their messaging works. Some of my best teachers have been Apple, 37signals, and FreshBooks.