IKUTI WEB DI MEDIA SOSIALPENDAHULUANSEVEN BASIC QUALITY TOOLS
SEVEN NEW QUALITY TOOLSPLAN DO CHECK ACT (PDCA)STATISTICAL PROCESS CONTROLCONTROL CHART DATA VARIABELCONTROL CHART DATA ATRIBUTSUPLEMENPemilik situsPengarang halaman | 5. Diagram ScatterDiagram Scatter atau diagram pencar atau juga disebut diagram sebar adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel dan menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Scatter diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel dapat digunakan untuk mengganti variabel yang lain. Manfaat Diagram Scatter Dikatakan juga bahwa Scatter diagram menunjukan hubungan antara dua variabel. Scatter diagram sering digunakan sebagai analisis tindak lanjut untuk menentukan apakah penyebab yang ada benar-benar memberikan dampak kepada karakteristik kualitas. Pada contoh terlihat scatter diagram yang menggambarkan plot pengeluaran untuk iklan dengan penjualan perusahaan yang mengindikasikan hubungan kuat positif diantara dua variabel. Jika pengeluaran untuk iklan meningkat, penjualan cenderung meningkat. Pada umumnya, bila kita berbicara tentang hubungan antara dua macam data, kita sesungguhnya membicarakan tentang : a). Hubungan penyebab dan akibatnya. b). Hubungan antara satu penyebab dengan penyebab lainnya. c). Hubungan antara satu penyebab dengan dua penyebab. Secara grafis, jika kita menggambarkan "akibat pada sumbu vertikal dan "penyebab" pada sumbu horisontal, maka kita akan mendapatkan sebuah peta yang disebut dengan scatter diagram. Cara Membuat Diagram Scatter Cara untuk membuat scatter diagram adalah sebagai berikut :
Contoh Diagram Scatter Berikut contoh dan pembacaan scatter diagram yang benar harus mengarah kepada tindakan yang tepat. Untuk mempelajari kemampuan membaca yang benar dapat diuraikan secara umum seperti dibawah ini : Keterangan: untuk grafik 1 Pertambahan dalam y tergantung pada pertambahan dalam x. Bila x dikendalikan, y terkendali pula. Pada grafik 2, bila x bertambah, y akan bertambah beberapa, tetapi y seolah–olah mempunyai penyebab selain dari x. Grafik 3 menunjukkan tidak terdapat korelasi. Grafik 4 menunjukkan bahwa pertambahan dalam x menyebabkan kecenderungan untuk penurunan y. Sementara grafik 5 mengandung intepretasi bahwa pertambahan dalam x akan menyebabkan penurunan Y. Oleh sebab itu, apabila x dikendalikan maka y terkendali pula. (Hendra Poerwanto G) Bagikan topik ini ke kolega/ relasi/ teman AndaSangat berterimakasih bila bersedia mencantumkan alamat link halaman ini sebagai sumber |