Adanya gangguan psikologis apabila seseorang turun dari jabatannya merupakan dari mobilitas sosial

Kehidupan manusia sangat ditentukan oleh adanya strata atau status sosial, meskipun dari sisi tingkat kebahagiaan tidak ditentukan oleh hal tersebut. Dalam mobilitasnya sebagai makhluk sosial atau biasa disebut mobilitas sosial, manusia memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk berpindah baik secara horizontal maupun bertingkat. Dan dampak mobilitas sosial itu ada, baik secara negatif maupun posisitf.

Secara umum, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perpindahan status seseorang atau kelompok di dalam suatu struktus sosial masyarakat. Dimana, perpindahan ini ditandai dengan  terjadinya perubahan baik dalam perilaku atau interaksi seseorang baik secara pribadi maupun kelompok.

Dalam proses mobilitas ini ada dampak yang ditimbulkan terhadap seseorang atau kelompok. Dampak yang ditimbulkan dari mobilitas sosial ini dapat berupa dampak positif maupun negatif. Kira-kira apa saja?

Dampak Positif Mobilitas Sosial

Dampak positif dari mobilitas sosial merupakan dampak yang menguntungkan dan memberikan manfaat bagi orang yang melakukan mobilitas sosial. Dampak positif mampu mendorong orang untuk berkembang menjadi lebih baik. Ada beberapa contoh dampak positif dari mobilitas sosial antara lain:

  • Meningkatkan Integrasi Sosial

Integrasi sosial berarti proses penyesuaian diantara beberapa unsur yang berbeda di dalam suatu kelompok sehingga menghasilkan pola kehidupan yang memiliki keserasian fungsi dan tujuan. Mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat menyebabkan berubahnya keadaan sosial, baik dari gaya hidup maupun pola pikirnya.

  • Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial

Dengan adanya mobilitas sosial, kehidupan seseorang akan berubah mengikuti status sosialnya. Perubahan sosial dapat menjadi perubahan yang baik apabila diikuti dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi kehidupan seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang bagus akan mempengaruhi pola pikir, gaya hidup serta mata pencehariannya.

  • Mendorong Seseorang Untuk Lebih Maju

Dengan melihat orang lain yang melakukan mobilitas sosial, kita akan terdorong untuk lebih maju dengan meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing dengan orang lain.

  • Meningkatkan Kesejahteraan Hidup

Indikator kesejahteraan menurut UU No 10 tahun 1992 “Jika dapat memenuhi kebutusan dasar minimum, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan pengembangan”. Adapun kebutuhan dasar minimum meliputi kebutuhan primer seperti makanan, pakaian serta tempat tinggal.

(Baca juga: Pengertian dan Faktor Mobilitas Sosial)

Kebutuhan psikologis meliputi agama dan hiburan. Sedangkan kebutuhan pengembangan meliputi kesehatan dan pendidikan. Individu yang memiliki status sosial yang tinggi cenderung mampu memenuhi ketiga kebutuhan tersebut, sehingga dapat dikatakan mampu mencapai kesejahteraan hidup.

  • Meningkatkan Kualitas Hidup

Jika telah mencapai kesejahteraan hidup, maka akan berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Contohnya, membeli kendaraan yang lebih bagus, memakan makanan yang bergizi, dan memilih lembaga pendidikan dengan kualitas yang baik.

Dampak Negatif Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif. Dimana, dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari mobilitas sosial adalah sebagai berikut :

Konflik muncul akibat adanya penolakan terhadap mobilitas sosial yang terjadi pada orang lain. Hal ini dapat diatasi jika kita introspeksi diri dengan kemampuan serta berusaha meningkatkan kemampuan kita dengan bercermin dari prestasi orang lain. Jika kita tidak bisa menerima pencapaian orang lain, maka akan lahir konflik yang merugikan bagi diri sendiri bahkan orang lain.

Dalam hal ini, munculnya ketakutan dan kecemasan akibat melihat mobilitas sosial yang terjadi pada orang lain secara berlarut-larut. Gangguan psikologis dapat membahayakan diri sendiri serta membawa beberapa penyakit diri sendiri.

  • Munculnya Keretakan Dalam Suatu Hubungan

Hubungan yang baik akan retak jika terdapat sikap iri atau sombong. Mobilitas sosial dapat menyebabkan orang lain iri dan orang yang melakukan mobilitas sosial bersikap berbeda dari biasanya atau pamer kepada orang lain karena prestasi yang telah diraihnya.

Pernahkah mendengar mengenai mobilitas sosial sobat? kali ini penulis akan mengulasnya secara mendalam dihubungkan dengan sisi psikologi, namun, sebelumnya simak terlebih dahulu apa itu mobilitas sosial secara lengkap.

  • Menurut Soerjono Soekanto :  mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu jenis sosial.
  • Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack : mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu jenis sosial.
  • Menurut William Kornblum : mobilitas sosial adalah perbergerakan individu-individu, keluarga-keluarga dan jenis sosialnya dan satu status ke status sosial lainnya.
  • Menurut H.EdwardRansford : Mobilitas sosial adalah perbergerakan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
  • Menurut Robert M.Z. Lawang : mobilitas sosial adalah perbergerakan posisi dari status yang satu ke status yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.
  • Menurut Horton dan Hunt : mobilitas sosial adalah suatu gerak perbergerakan dari suatu jenis sosial ke jenis sosial lainnya.

Nah sobat, hal ini tentu berpengaruh pada psikologis individu, apa saja? berikut selengkapnya. 13 Dampak Psikologis dari Mobilitas Sosial.

1. Menimbulkan Ketakutan dan Kegelisahan pada Individu yang Mengalami Mobilitas Menurun

Jika individu mengalami penurunan kualitas hidup misalnya dari kaya menjadi miskin, dari punya pekerjaan atau jabatan menjadi pengangguran, dari pejabat menjadi individu biasa, dsb tentu menimbulkan kegelisahan pada diri individu yakni mengenai pandangan dirinya sendiri dari beragam sudut pandang karena ia takut disalahkan dan dianggap tidak berguna serta kegelisahan akan masa depan. (Baca juga mengenai terapi kognitif pada lansia).

2. Adanya Gangguan Psikologis Bila Individu Turun dari Jabatannya

Jelas ya sobat, individu yang terbiasa dnegan jabatan yang mungkin terbiasa memiliki kesibukan dan peran penting dalam masyarakat lalu terjadi perubahan hingga individu tersebut kehilangan jabatan dan menjadi individu biasa tentu membuat individu tersebut merasa bersalah dan takut jika menjadi beban bagi individu terdekat atau bagi keluarganya. (Baca juga mengenai peran remaja dalam mengatasi ancaman).

3. Mengalami Frustasi atau Putus Asa dan Malu Bagi Individu-Individu yang Ingin Naik ke Lapisan Atas, Tetapi Tidak Dapat Mencapainya

Tentu setiap individu selalu ingin menjadi lebih baik ya sobat, hingga terkadang menghalalkan cara apapun, hal ini tentu akan menjadi masalah jika usaha yang mungkin dilakukannya dengan sungguh sungguh gagal karena suatu hal atau tidak tercapai seperti apa yang diinginkan, hal itu bisa membuat rasa tidak berguna dan membuat pengaruh dengan sosial sekitarnya. (Baca juga mengenai contoh peran remaja dalam masyarakat).

4. Keinginan Menyesuaikan Diri

Penyesuaian diri dengan aturan-aturan yang ada dalam status sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh individu yang mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam status sosial yang baru dan mampu menjalankan peran-perannya. (Baca juga mengenai peran remaja dalam perkembangan desa).

5. Hubungan dengan Rasa Solidaritas

Keadaan itulah yang menyebabkan individu-individu yang pindah lapisan yang baru akan berkurang solidaritasnya terhadap status sosial yang lama. Sebagai contoh, individu kaya mendadak akan bersaha menyesuaikan diri dengan lapisan atas dalam gaya hidupnya agar bisa diterima dan dianggap sebagai bagian dari status sosial yang baru sehingga menjadi berkurang rasa kesetiakawanannya dengan jenis sosial asal. (Baca juga mengenai peran dalam perkembangan emosi remaja).

6. Mendorong Individu untuk Lebih Maju

Terbukanya kesempatan baik untuk bergerak maju dari status satu ke status yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri individu untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi sehingga bekerja lebih keras lagi.

7. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang  lebih baik

Dengan mobilitas, masyarakat selalu dinamis bergerak menuju pencapaian tujuan yang diinginkan dan menjadi gambaran bahwa manusia tersebut berusaha untuk mencapai yang terbaik semaksimal mungkin sebagus mungkin apa saja yang bisa ia capai untuk masa depan lebih baik.

8. Meningkatkan Integrasi Sosial

Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi integrasi sosial. Misalnya individu yang melakukan mobilitas sosial naik, ia kan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, aturan-aturan dan aturan-aturan yang dianut oleh jenis jenis individu dengan status sosial yang baru sehingga tercipta pemahaman sosial lebih luas misalnya cara makan yang lebih sopan, cara bertutur kata lebih ber etika, dsb.

9. Kecemasan dalam Perubahan Tertentu

Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun menyebabkan timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat dan berdampak keretakan hubungan antar anggota jenis utama, yang semula karena individu berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah, hal itu mungkin terjadi sementara karena adanya ketidaksiapan ketika mengalami penurunan.

10. Timbulnya Pertengkaran

Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis akan timbul benturan-benturan aturan dan kepentingan sehingga kemungkinan timbul pertengkaran yang terjadi karena perasaan bersaing dsb.

11. Masalah Antarjenis

Dalam masyarakat terdapat status-status. Jenis dalam status tersebut disebut jenis sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarjenis sosial, maka bisa memicu terjadinya masalah antarjenis. Contohnya masalah antara majikan dan buruh dalam suatu perusahaan.

12. Masalah Antarjenis Sosial

Masalah yang menyangkut antara jenis satu dengan jenis lainnya karena benturan aturan dan kepentingan. Masalah ini dapat berupa : Masalah antara jenis sosial yang masih tradisional dengan jenis sosial yang modern. Misalnya, para kusir delman dan penarik becak

yang lambat menyesuaikan diri dengan perubahan dapat menyebabkan masalah dengan sopir mobil angkutan umum. Proses suatu jenis sosial tertentu terhadap jenis sosial lain yang memilki wewenang. Misalnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut kepada anggota dewan untuk menurunkan harga BBM.

13. Masalah Antargenerasi

Masalah yang terjadi karena adanya benturan aturan dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan aturan-aturan lain dengan aturan-aturan baru yang ingin mengadakan perubahan. Contohnya, pergaulan bebas yang banyak dilakukan anak-anak muda dewasa ini sangat bertentangan dengan aturan yang dianut oleh generasi tua.

Demikian yang dapat disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat untuk sobat semua. Jangan lupa update ilmu psikologi sobat di dosenpsikologi.com selalu agar berwawasan luas dan tidak kuper ya sobat, Terima Kasih.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA