Ada apa dengan harga saham kras

JAKARTA, investor.id – PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menargetkan penjualan tahun ini mencapai Rp 37 triliun, tumbuh 18% dibanding tahun lalu Rp 30 triliun. Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 akan menjadi kunci pertumbuhan penjualan perseroan.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menjelaskan bahwa target pertumbuhan 18% sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian pasca pandemi Covid-19. "Hot Rolled Coil (HRC) masih akan menjadi segmen andalan yang menopang penjualan KRAS tahun ini," kata Silmy kepada Investor Daily.

Hingga akhir kuartal I-2022, menurut Silmy, pihaknya telah mencatatkan penjualan sebesar Rp 10 triliun. Penjualan dari pasar ekspor mengalami kenaikan signifikan atau lebih dari dua kali lipat menjadi 292 ribu ton, di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum usai.

Baca juga: Krakatau Steel (KRAS) Tambah Saham Krakatau Posco Rp 4,5 T, Begini Skenarionya...

Silmy mengungkapkan, kenaikan ekspor tersebut merupakan bagian dari strategi perseroan untuk memanfaatkan kekosongan suplai di pasar global akibat pandemi Covid-19. "Ketika ada disrupsi dan ketidaksesuaian, ketika ada hal-hal yang tidak biasa, itu merupakan kesempatan. Jadi, kami masuk memanfaatkan itu untuk penetrasi, termasuk waktu Covid-19," jelas Silmy.

Hal itu, kata dia, terbukti dari catatan kinerja Krakatau Steel sepanjang tahun lalu yang mampu tumbuh 70% dengan omzet Rp 32 triliun. Selain strategi yang tepat, pertumbuhan kinerja tersebut juga dapat tercapai berkat kerja sama tim yang solid.

Karena itu, ke depan, Silmy menginginkan KRAS menjadi perusahaan baja nomor satu di Indonesia. Meskipun, diakuinya target tersebut tidaklah mudah karena masih banyaknya produk impor di pasaran.

Baca juga: Mantul! Laba Bersih Timah (TINS) Terbang 5.713%

"Target saya, 51% pasar baja di dalam negeri harus dikuasai KRAS. Kadang-kadang ini tergantung strateginya. Di awal, buat saya yang paling penting bisa mencetak untung. Sebab, tahun 2018 akhir, saya masuk, 2019 kita lakukan persiapan, dan 2020 kita mulai untung sekitar Rp 400 miliar. Lalu, 2021 kita untung hampir Rp 1 triliun, dan 2022, kami targetkan sampai April KRAS sudah untung di atas setengah triliun," ungkap dia.

Adapun terkait IPO anak usaha yakni PT Krakatau Posco, Silmy menyampaikan bahwa aksi korporasi tersebut merupakan salah satu strategi perseroan untuk menghimpun dana yang akan digunakan untuk mendongkrak kinerja dan pembayaran utang (refinancing)perusahaan.

"Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya katakan bahwa September 2022, kami akan ada pembayaran utang. Itu salah satunya dari dana IPO anak perusahaan," tutur dia.

Untuk itu, menurut Silmy, pihaknya tengah mematangkan persiapan IPO Krakatau Posco. "Meski belum tentu dieksekusi, yang jelas IPO merupakan salah satu opsi untuk dilakukan. Opsi A, B, dan C, kami siapkan semuanya. Dalam RUPSLB, kami hanya membahas izin untuk meningkatkan kepemilikan saham KRAS di PT Krakatau Posco," kata dia.

Rencananya, Krakatau Steel akan meningkatkan kepemilikan saham pada PT Krakatau Posco menjadi 50% dari saat ini 30%. Nilai transaksi mencapai US$ 308,16 juta atau setara Rp 4,5 triliun.

Adapun sisa saham yang juga sebesar 50% dimiliki oleh Pohang Iron & Steel Company (Posco), berkurang dari saat ini sebesar 70%. Meski demikian, Posco yang merupakan produsen baja asal Korea Selatan tetap menjadi pengendali Krakatau Posco.

Baca juga: Kembangkan Baterai, Anak Usaha Antam (ANTM) IBC Kantongi US$ 15 Miliar dari Korsel dan Tiongkok

Sebab, komposisinya adalah Posco akan menguasai 50% saham seri A. Sedangkan kepemilikan Krakatau Steel akan terbagi atas 21% saham seri A dan 29% saham seri B.

“Rencana transaksi tidak mengakibatkan adanya perubahan pengendalian pada Krakatau Posco, di mana Krakatau Posco tetap akan dikendalikan oleh Posco,” ungkap manajemen Krakatau Steel.

Secara rinci, perseroan akan memperoleh 422.800 saham baru seri B dengan nilai nominal US$ 516. Nilai untuk 422.800 saham baru seri B sebesar US$ 218,16 juta.

Dengan diperolehnya saham baru seri B tersebut, porsi kepemilikan saham KRAS pada Krakatau Posco akan bertambah menjadi 50% dari sebelumnya 30%. “Selisih antara nilai rencana transaksi dengan nilai penyetoran akan dikompensasi dalam bentuk tunai dari Krakatau Posco sebesar US$ 90 juta,” jelas manajemen.

Karena itu, KRAS berencana untuk melakukan penambahan penyertaan modal pada Krakatau Posco dalam bentuk pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2. Aksi tersebut merupakan kesepakatan antara KRAS dan Posco untuk menciptakan 'Cilegon 10 Million MT Steel Cluster Road Map'.

Baca juga: Melesat 355%, Laba Bukit Asam (PTBA) Capai Rp 2,28 Triliun

Krakatau Posco yang didirikan pada 2010 tersebut berdomisili di Cilegon, Banten. Perusahaan bergerak di bidang industri besi/baja dengan kapasitas 3 juta metrik ton (MT).

Saat ini, fasilitas HSM 2 sedang dijaminkan kepada Commerzbank-AKA sehubungan dengan fasilitas pembiayaan proyek HSM 2 dengan nilai pengalihan fasilitas pinjaman sebesar US$ 246,98 juta.

Namun, sehubungan dengan rencana tadi, KRAS telah memperoleh surat dari Commerzbank-AKA pada 30 Maret 2022 yang pada pokoknya Commerzbank-AKA mendukung rencana transaksi dan akan melakukan diskusi lebih lanjut mengenai mekanisme serta ketentuan-ketentuan lebih lanjut terkait peralihan kewajiban pembayaran utang dari KRAS ke Krakatau Posco.

“Perseroan meyakini persetujuan dari Commerzbank-AKA untuk pengalihan seluruh kewajiban pembayaran utang perseroan kepada Krakatau Posco berdasarkan pinjaman ECA HSM 2 dari perseroan ke Krakatau Posco akan diperoleh sebelum pelaksanaan penandatanganan akta inbreng,” pungkas manajemen.

Editor : Jauhari Mahardhika ()

Sumber : Investor Daily

Ada apa dengan harga saham kras