4 bagaimana etika Islam terhadap pengembangan IPTEKS serta tanggung jawab intelektual muslim

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 9 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 13 to 21 are not shown in this preview.

(Source: OECD.org)

Oleh Etty Fatimah

Setiap manusia diberikan anugrah oleh Allah SWT berupa kemampuan untuk mencari dan membuka tabir kebenaran. Anugrah tersebut salah satunya adalah pikiran dan/kemampuan manusia dalam berpikir rasional yang mampu mengembangkan kemampuan dalam tiga jenis pengetahuan akal yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan filsafi

Akal juga merupakan salah satuu kemampuan yang mampu mengantarkan manusia menuju kebenaran tertinggi, setelah itu ada yang dimanakan imajinasi atau daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnnakan sebuah pengetahuan.

Sebagai umat muslim, agar rasa penasaran kita tidak membuat melenceng dari segala dogma yang kita terima, perlu ada nya upaya untuk menghadapi perkembangan budaya manusia serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang cukup pesat dengan cara mencari keterkaitan nya dengan sistem nilai dan normal-norma yang berada di dalam agama islam.

Menurut Mehdi Ghulsyani[1] dalam menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ilmuwan muslim dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Kelompok yang menganggap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur'an yang sesuai.
  • Kelompok yang bekerja dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
  •  Kelompok yang percaya adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah "islamisasi ilmu pengetahuan".

Sesungguhnya, dalam konsep Islam, pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan "jalan" untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Pengembangan yang harus dilakukan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan kemampuan manusia itu sendiri untuk bemrnafaat bagi orang banyak, bukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang merusak alam dan sekitarnya.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  akan bermanfaat apabila

  • Ilmu Pengetahuan tersebutt bisa memberikan jalan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
  • Bisa membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
  • Bisamenyelesaikan persoalan umat.

Sebagai seorang muslim, kita seharusnya senantiasa memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tanpa perlu takut mengenai temuan-temuan yang berpotensi mematahkan kepercayaan kita, karena sesungguhnya segala yang ada di Bumi ini adalah hasil ciptaan Allah SWT. Dengan adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kita dapat mempermudah hidup kita dan bisa membuat kita lebih menghargai ciptaan Allah SWT.  Manusia harus mengamalkan ilmunya dengan ikhlas serta dengan niat mencari ridho Allah SWT. Selain itu manusia sebagai khalifah dimuka bumi haruslah menjaga serta melestarikan alam ini tanpa melakukan kerusakan terhadapnya.

Sumber:[1] 

Page 2

Oleh Etty Fatimah

Setiap manusia diberikan anugrah oleh Allah SWT berupa kemampuan untuk mencari dan membuka tabir kebenaran. Anugrah tersebut salah satunya adalah pikiran dan/kemampuan manusia dalam berpikir rasional yang mampu mengembangkan kemampuan dalam tiga jenis pengetahuan akal yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan filsafi

Akal juga merupakan salah satuu kemampuan yang mampu mengantarkan manusia menuju kebenaran tertinggi, setelah itu ada yang dimanakan imajinasi atau daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnnakan sebuah pengetahuan.

Sebagai umat muslim, agar rasa penasaran kita tidak membuat melenceng dari segala dogma yang kita terima, perlu ada nya upaya untuk menghadapi perkembangan budaya manusia serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang cukup pesat dengan cara mencari keterkaitan nya dengan sistem nilai dan normal-norma yang berada di dalam agama islam.

Menurut Mehdi Ghulsyani[1] dalam menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ilmuwan muslim dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Kelompok yang menganggap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur'an yang sesuai.
  • Kelompok yang bekerja dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
  •  Kelompok yang percaya adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah "islamisasi ilmu pengetahuan".

Sesungguhnya, dalam konsep Islam, pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan "jalan" untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Pengembangan yang harus dilakukan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan kemampuan manusia itu sendiri untuk bemrnafaat bagi orang banyak, bukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang merusak alam dan sekitarnya.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  akan bermanfaat apabila

  • Ilmu Pengetahuan tersebutt bisa memberikan jalan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
  • Bisa membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
  • Bisamenyelesaikan persoalan umat.

Sebagai seorang muslim, kita seharusnya senantiasa memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tanpa perlu takut mengenai temuan-temuan yang berpotensi mematahkan kepercayaan kita, karena sesungguhnya segala yang ada di Bumi ini adalah hasil ciptaan Allah SWT. Dengan adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kita dapat mempermudah hidup kita dan bisa membuat kita lebih menghargai ciptaan Allah SWT.  Manusia harus mengamalkan ilmunya dengan ikhlas serta dengan niat mencari ridho Allah SWT. Selain itu manusia sebagai khalifah dimuka bumi haruslah menjaga serta melestarikan alam ini tanpa melakukan kerusakan terhadapnya.

Sumber:[1] 


Lihat Inovasi Selengkapnya

Page 3

Oleh Etty Fatimah

Setiap manusia diberikan anugrah oleh Allah SWT berupa kemampuan untuk mencari dan membuka tabir kebenaran. Anugrah tersebut salah satunya adalah pikiran dan/kemampuan manusia dalam berpikir rasional yang mampu mengembangkan kemampuan dalam tiga jenis pengetahuan akal yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan filsafi

Akal juga merupakan salah satuu kemampuan yang mampu mengantarkan manusia menuju kebenaran tertinggi, setelah itu ada yang dimanakan imajinasi atau daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnnakan sebuah pengetahuan.

Sebagai umat muslim, agar rasa penasaran kita tidak membuat melenceng dari segala dogma yang kita terima, perlu ada nya upaya untuk menghadapi perkembangan budaya manusia serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang cukup pesat dengan cara mencari keterkaitan nya dengan sistem nilai dan normal-norma yang berada di dalam agama islam.

Menurut Mehdi Ghulsyani[1] dalam menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ilmuwan muslim dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Kelompok yang menganggap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur'an yang sesuai.
  • Kelompok yang bekerja dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
  •  Kelompok yang percaya adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah "islamisasi ilmu pengetahuan".

Sesungguhnya, dalam konsep Islam, pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan "jalan" untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Pengembangan yang harus dilakukan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan kemampuan manusia itu sendiri untuk bemrnafaat bagi orang banyak, bukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang merusak alam dan sekitarnya.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  akan bermanfaat apabila

  • Ilmu Pengetahuan tersebutt bisa memberikan jalan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
  • Bisa membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
  • Bisamenyelesaikan persoalan umat.

Sebagai seorang muslim, kita seharusnya senantiasa memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tanpa perlu takut mengenai temuan-temuan yang berpotensi mematahkan kepercayaan kita, karena sesungguhnya segala yang ada di Bumi ini adalah hasil ciptaan Allah SWT. Dengan adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kita dapat mempermudah hidup kita dan bisa membuat kita lebih menghargai ciptaan Allah SWT.  Manusia harus mengamalkan ilmunya dengan ikhlas serta dengan niat mencari ridho Allah SWT. Selain itu manusia sebagai khalifah dimuka bumi haruslah menjaga serta melestarikan alam ini tanpa melakukan kerusakan terhadapnya.

Sumber:[1] 


Lihat Inovasi Selengkapnya

Page 4

Oleh Etty Fatimah

Setiap manusia diberikan anugrah oleh Allah SWT berupa kemampuan untuk mencari dan membuka tabir kebenaran. Anugrah tersebut salah satunya adalah pikiran dan/kemampuan manusia dalam berpikir rasional yang mampu mengembangkan kemampuan dalam tiga jenis pengetahuan akal yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan filsafi

Akal juga merupakan salah satuu kemampuan yang mampu mengantarkan manusia menuju kebenaran tertinggi, setelah itu ada yang dimanakan imajinasi atau daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnnakan sebuah pengetahuan.

Sebagai umat muslim, agar rasa penasaran kita tidak membuat melenceng dari segala dogma yang kita terima, perlu ada nya upaya untuk menghadapi perkembangan budaya manusia serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang cukup pesat dengan cara mencari keterkaitan nya dengan sistem nilai dan normal-norma yang berada di dalam agama islam.

Menurut Mehdi Ghulsyani[1] dalam menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ilmuwan muslim dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Kelompok yang menganggap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur'an yang sesuai.
  • Kelompok yang bekerja dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
  •  Kelompok yang percaya adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah "islamisasi ilmu pengetahuan".

Sesungguhnya, dalam konsep Islam, pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan "jalan" untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Pengembangan yang harus dilakukan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan kemampuan manusia itu sendiri untuk bemrnafaat bagi orang banyak, bukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang merusak alam dan sekitarnya.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,  akan bermanfaat apabila

  • Ilmu Pengetahuan tersebutt bisa memberikan jalan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
  • Bisa membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
  • Bisamenyelesaikan persoalan umat.

Sebagai seorang muslim, kita seharusnya senantiasa memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tanpa perlu takut mengenai temuan-temuan yang berpotensi mematahkan kepercayaan kita, karena sesungguhnya segala yang ada di Bumi ini adalah hasil ciptaan Allah SWT. Dengan adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kita dapat mempermudah hidup kita dan bisa membuat kita lebih menghargai ciptaan Allah SWT.  Manusia harus mengamalkan ilmunya dengan ikhlas serta dengan niat mencari ridho Allah SWT. Selain itu manusia sebagai khalifah dimuka bumi haruslah menjaga serta melestarikan alam ini tanpa melakukan kerusakan terhadapnya.

Sumber:[1] 


Lihat Inovasi Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA